Kebenaran Alkitab, bagian 2

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Kebenaran Alkitab, bagian 2

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2011 · 9 January 2011

Alkitab membuat beberapa klaim mengejutkan untuk dirinya sendiri yang membedakannya dari setiap buku lain di dunia. Contoh: Alkitab mengatakan, “hukum Tuhan sempurna.” Dan mengatakan, “Semua perintah adalah kebenaran.” “Alkitab tidak bisa dibatalkan.” ”Semua firman Allah adalah murni.” “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Di dalam Yesaya 65:16 Allah memanggil diri-Nya, “Tuhan kebenaran.”

Dan Perjanjian Baru setuju dengan Perjanjian Lama dalam pemanggilan Allah Tuhan kebenaran. Di Yohanes 3:33 dikatakan, “Allah adalah benar.” Yohanes 17:3 mengatakan, “Satu-satunya Allah yang benar.” 1 Yohanes 5:20 mengatakan, “Dia adalah Allah yang benar.” Dan banyak lagi ayat-ayat di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang mengatakan bahwa Allah tidak mungkin berdusta.

Para penulis Firman Allah membuat lebih dari 2.000 klaim langsung ke fakta bahwa Alkitab adalah Allah berbicara tentang diri-Nya sendiri. Berkali-kali mereka menuliskan frase seperti, “Roh Tuhan berbicara kepadaku,” atau “Firman Allah datang kepadaku,” atau “Firman Allah mengatakan.” Jadi terus menerus Firman memperingati kita bahwa semua itu datang dari Allah dan semua itu benar.

Itu justru merupakan pesan teks kami. Marilah kita kembali ke 2 Petrus 1:19-21, “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. 20 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, 21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”

Dan Petrus menulis kepada pembaca yang sedang dikepung guru-guru palsu sama seperti kita sekarang juga dikepung guru-guru palsu. Dan salah satu yang dilakukan guru palsu itu adalah menyangkal kebenaran Alkitab. Petrus menulis surat ini untuk mengekspos guru-guru palsu dan memberikan kita bukti bahwa Alkitab adalah benar.

Petrus memberikan kita dua baris verifikasi dari kebenaran Alkitab. Pertama, pengalaman supranatural dalam ayat 16 sampai 18 yang kita diskusikan dan menatap hari Minggu lalu. Kedua, wahyu supranatural dalam ayat- ayat 19 hingga 21. Baik pengalaman supranatural dan wahyu supranatural membuktikan keabsahan Alkitab sebagai Firman Allah. Bersama-sama mereka menegaskan bahwa Alkitab itu benar.

Pada bukti pertama, Peter hanya mengatakan bahwa Anda tidak mendapatkan informasi bekas, Anda mendapatkan informasi langsung dari saksi mata langsung. Ketika kita menulis kepada Anda dan ketika para Rasul lainnya menulis kepada Anda dan berbicara tentang Kedatangan Kedua, mereka adalah saksi mata kemuliaan Kedatangan Kedua pada gunung transfigurasi.

Bukti kedua terdapat di dalam ayat 19 hingga 21 dan itu adalah tema untuk penelitian kami malam ini dan itu adalah tentang wahyu supranatural. Mereka tidak hanya memiliki pengalaman-pengalaman pribadi yang membuat mereka saksi mata, tapi mereka juga diberikan wahyu supranatural. Tuhan tidak hanya bergantung pada saksi mata mereka.

Tuhan, melalui Roh Kudus, mengilhamkan pencatatan semua pengalaman mereka dan semua tulisan-tulisan mereka sehingga mereka, pada dasarnya, adalah wahyu Tuhan sendiri. Jadi, sekarang Anda juga memiliki tulisan saksi mata langsung di bawah inspirasi Roh Allah, yang adalah wahyu supranatural.

Mungkin ada orang yang mengatakan, “Nah, Petrus, tetapi pengalaman Anda tidak bisa menjadi standar untuk kebenaran. Banyak orang punya banyak pengalaman, nyata dan tidak nyata. Jadi, Petrus, seindah pasti untuk telah berbicara dengan Yesus, melihat Dia di kayu salib, melihat Dia setelah kebangkitan-Nya, dan betapa besarnya melihat kemuliaan-Nya Kedatangan Kedua sekilas pada gunung transfigurasi, harus ada sesuatu yang lebih baik daripada hanya pengalaman Anda saja.

Dan jawabannya adalah, iya, ada Alkitab. Jadi di ayat 19 Petrus menulis, “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman.” Secara harfiah urutan Yunani ini, "Dan kami memiliki kata nubuatan lebih yakin." Lebih yakin dari apa? Lebih yakin dari pengalaman, bahkan pengalaman asli yang berlaku dari para rasul.

Beberapa komentator telah merasa bahwa pernyataan ini dapat dipahami dengan cara yang berbeda. Mereka menunjukkan bahwa Petrus dan pengalaman para Rasul membuat Firman itu lebih yakin. Ide-nya adalah bahwa kata nubuatan mungkin benar, tetapi pengalaman kami telah mevalidasikan itu.

Tetapi penafsiran harfiah dari teks lagi berbunyi, " Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman." Dan urutan ini menegaskan penafsiran kita yang saya berikan Anda pada permulaan. Walaupun pengalaman kita baik sekali, firman nubuatan itu lebih yakin. Aneh untuk mengatakan sebaliknya karena itu akan berkata: walaupun Firman itu kuat, ada sesuatu yang lebih kuat lagi dan itu adalah pengalaman kami. Dan kita tahu itu salah.

Allah sendiri berkali-kali telah mementingkan bahwa Firman-Nya sumber kebenaran yang cukup, Firman tidak ada salahnya, Firman adalah sempurna, kebenaran yang tidak perlu dipertanyakan, dan tidak pernah akan dibantu atau divalidasikan dengan pengalaman.

Kemuliaan Kristus dengan keajaiban tranfigurasi-Nya di gunung mungkin menolong mereka dalam menjelaskan kemuliaan Kedatangan-Nya yang Kedua, namun Firman itu sudah sempurna sekali, Firman itu selalu sempurna.

Tujuan dari ayat 16 sampai 18 itu bukan untuk menunjukkan bahwa pengalaman adalah sumber yang lebih besar daripada kebenaran, tetapi hanya untuk menunjukkan bahwa penulis yang berbicara tentang kedatangan Kristus tidak menuliskan dongeng yang mereka telah bikin-bikin seperti guru-guru palsu itu, tetapi mereka adalah saksi mata langsung.

Petrus mengatakan bahwa ayat 19 adalah bukti nomor satu, “Dengan demikian kami memiliki firman yang lebih teguh, firman nubuatan yang telah dikonfirmasi.” Ini mengatakan bahwa Firman itu yang paling benar dan pasti. Firman adalah sumber lebih handal dari pengalaman siapa pun, bahkan para Rasul. Hal ini lebih spesifik, lebih rinci, lebih tepat dan lebih lengkap dari pengalaman siapa pun juga.

Petrus mengatakan bahwa banyak nubuatan yang digenapkan pada kedatangan Kristus yang pertama dan yang dicatat di Perjanjian Baru adalah konfirmasi nubuatan Perjanjian Lama. Para penulis Perjanjian Baru menegaskan nubuatan Perjanjian Lama sehingga Perjanjian Baru adalah Firman pasti dan teguh, untuk menegaskan kembali bahwa Kedatangan Kedua akan datang.

Dan apakah itu adalah Firman Kristus, atau kata para nabi, Perjanjian Lama dipastikan bukan oleh pengalaman tetapi oleh Perjanjian Baru, kata-kata Kristus dan kata-kata para Rasul. Dan ini cocok dengan pemikiran orang Yahudi tentang supremasi wahyu tertulis.

Petrus mengatakan jika Anda tidak percaya saya, lihatlah Firman Allah. Jadi melihat di ayat 19 frase “firman yang dinubuatkan” mengacu kepada Firman yang diilhamkan. Itu adalah ekspresi digunakan di zaman Petrus untuk merangkul keseluruhan Perjanjian Lama. Seluruh Perjanjian Lama di salah satu atau lain cara mengantisipasikan kedatangan Mesias.

Untuk menggambarkan ini sederhana dan langsung, kita hanya perlu melihat, misalnya, ke Yohanes 5:39. Yesus berkata, "Anda menyelidiki Kitab Suci karena Anda berpikir bahwa di dalamnya Anda mempunyai hidup yang kekal dan disitulah ada kesaksian tentang Aku." Yesus mengatakan selidikilah seluruh Alkitab, semuanya tentang Aku.” Dan Dia mengacu kepada Perjanjian Lama.

Di Lukas 24:27, di perjalanan ke Emaus, “Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.” Dan di ayat 44 Dia mengatakan kepada mereka, “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi- nabi dan kitab Mazmur."

“45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.” Buku Kejadian sampai kepada buku Maleakhi, seluruh Perjanjian Lama berbicara tentang Kristus dengan satu cara atau yang lain, Dia subyek gaib yang kadang kelihatan dan kadang tidak. Yesus memberikan kita kepercayaan diri pada saat Dia menunjukkan bahwa Perjanjian Lama adalah buku wahyu gabungan yang menunjuk kepada kedatangan Mesias.

Maka Petrus mengatakan tubuh yang mengungkapkan kebenaran ini adalah kata yang lebih yakin dari pada pengalaman kami. Dan yang dibicarakan Petrus bukan hanya tentang Perjanjian Lama saja. Karena Perjanjian Baru adalah catatan terinspirasi dari Perjanjian Lama yang digenapi dalam Kristus pada kedatangan pertama- Nya.

Kembali ke ayat 19. Kita memiliki Firman yang lebih yakin, Firman yang dinubuatkan, “Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya.” Pernyataan yang baik sekali. Perkataan “sebaiknya” adalah kalos, yang berarti baik sekali. Anda bebuat baik dengan dan Anda sebaiknya memerhatikannya.

Petrus memanggil kita untuk menyelidiki Alkitab dengan seksama. Dan supaya kita lebih mengertinya dia menawarkan suatu metafora dalam ayat 19, yang sangat sederhana. Dia mengatakan, “seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap.” Jika Anda berada ditempat gelap Anda memerlukan cahaya untuk menerangkan jalan Anda. Begitupun kita memerlukan Firman.

Mazmur 119:105 mengatakan, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang kebenaran dan kebajikan bagi jalanku di dalam dunia yang bodoh dan jahat, tempat yang gelap.” Firman itu seperti lampu malam. Dan itu bersinar hanya sementara saja. Petrus mengatakan di akhir ayat 19 perhatikanlah pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan Bintang Timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Gambar firmannya di sini adalah indah dan Petrus mengacu pada kedatangan Kristus. Pada waktu dia mengatakan “sampai fajar menyingsing” maksudnya adalah kedatangan kembali Kristus di dalam kemuliaan-Nya. Kedatangan Kristus akan menghilangkan kegelapan sama seperti kemuliaan Kerajaan-Nya datang dan menghilangkan malam hari.

Tahukah Anda artinya “Bintang Timur”? Bintang Timur itu adalah Kristus sendiri. Bilangan 24:17 mengatakan, “Akan terbit bintang dari Yakub,” bintang itu adalah Mesias, Tuhan Yesus Kristus. Dan di Wahyu 22:16 di katakan, “Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, Bintang Timur yang gilang-gemilang."

Di Akhir ayat 19 Petrus mengatakan, “Bintang Timur terbit bersinar di dalam hatimu.” Ini bukan saja berdampak transformasi eksternal di dunia dan alam semesta, tetapi juga akan ada transformasi internal pada orang-orang percaya yang masih hidup ketika Yesus datang. Transformasi eksternal dan internal akan kedua-duanya terjadi pada waktu yang sama ketika itu.

Kemudian Petrus mengatakan bahwa kita harus memiliki keyakinan penuh dalam Alkitab karena kita tahu itu diilhami oleh Allah sendiri. Jadi dia mengatakan di ayat 20 dan 21, “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, 21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”

Di Perjanjian Lama buktinya guru itu palsu adalah karena dia berbicara untuk dirinya sendiri. Di Yeremia 23:16 tertulis, “Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut Tuhan.” Itu dibikin-bikin mereka sendiri.

Di Yehezkiel 13:3 Allah mengatakan, “Celakalah nabi-nabi yang bebal yang mengikuti bisikan hatinya sendiri dan yang tidak melihat sesuatu penglihatan.” Mereka tidak tahu apa-apa. Jadi Petrus mengatakan, “nubuat-nubuat Kitab Suci tidak dibikin-bikin atau tidak berasal atau datang dari tafsiran kehendak sendiri.”

Dalam beberapa hal terjemahan ini kurang baik karena cenderung membuat orang berpikir bahwa hal itu berbicara tentang bagaimana Anda menafsirkan Alkitab, padahal sebenarnya itu berbicara tentang sumbernya. Kasus genitif dalam bahasa Yunani menunjukkan sumber.

Petrus tidak membicarakan caranya menterjemahkan Alkitab, dia membicarakan asalnya dari mana dan apa sumbernya. Ini tidak seperti ajaran guru palsu. Tidak ada nubuat Firman yang berasal dari pengertian nabi itu sendiri.

Allah yang sama yang berbicara pada transfigurasi tentang keilahian dan kemanusiaan Kristus, Allah yang sama yang berbicara tentang kesempurnaan Anak-Nya adalah Allah yang sama yang mengarang Firman Allah. Tidak ada nubuatan pada saat apapun yang dibuat oleh tindakan kehendak manusia. Alkitab bukanlah produk manusia.

1 Petrus 1:10-11, “Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.”

Tanyakanlah diri Anda apakah artinya semua itu jika memang mereka membikin-bikin nubuatan mereka itu sendiri. Mereka tahu bahwa Roh Kristus di dalam mereka yang bernubuat hal-hal itu. Jadi mereka melihat semua yang mereka tuliskan dan mereka mengatakan, “Apakah artinya ini? Bagaimana saya dapat mengerti hal ini?”

Dari Musa sampai ke Maleakhi dan bahkan di Perjanjian Baru penulis-penulis yang menulis tentang kedatangan Kristus kedua kalinya pasti merasa ada suatu misteri. Walaupun Tuhan telah mewahyukan kepada mereka pembebasan penebusan masa depan yang besar yang dibawa oleh Mesias, dan mereka tahu itu di masa depan dan mereka tahu itu akan datang, namun mereka tidak bisa memahaminya sepenuhnya.

Penting untuk diperhatikan bahwa semua penulis ke enam puluh enam buku dari Alkitab adalah manusia. Dan semua manusia itu di gerakkan Roh Kudus, yang berarti bahwa mereka terus menerus di dorong. Kata kerja yang sama dipakai dua kali di KPR 27:15 dan 17, yang menceritakan tentang kapal layar yang tertiup angin dan karena itu bergerak.

Maka itu Roh Kudus adalah pengarang ilahi, produser dari kata nubuat, bukan pemikiran manusia, bukan kehendak manusia, ini bukan sebuah buku yang ditulis oleh manusia. Ini adalah buku yang dicatat oleh manusia, tetapi dikarang oleh Allah Roh Kudus.

Di dalam Perjanjian Lama saja, 3808 kali penulis-penulis mengacu kepada perkataan mereka sebagai perkataan Allah. Roh Kudus mengilhamkan penulis-penulis dan menggerakkan mereka. Dengarkanlah 1 Korintus 2:10-11, “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. 11 Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.”

Jadi Petrus mengatakan....Lihatlah, saya bukan nabi palsu, saya belum pernah menulis buku sebelum ini. Pertama, saya adalah saksi mata kemuliaan Yesus Kristus, jadi saya tahu apa yang saya katakan. Tetapi saya lebih yakin lagi bahwa selagi saya menulis saya digerakkan Roh Kudus seperti semua penulis buku Alkitab lain dan ini datang dari Allah sendiri. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content