Apakah arti Natal sebenarnya?

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Apakah arti Natal sebenarnya?

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2010 · 19 December 2010

Untuk banyak orang, hari Natal itu waktunya untuk memikirkan Yesus Kristus sebagai bayi di palungan. Meskipun kelahiran Kristus adalah peristiwa khusus dan ajaib, bukan itu fokus utamanya. Kebenaran sentral dari cerita Natal adalah ini: Anak Natal adalah Allah.

Natal bukan tentang masa kanak-kanak Juruselamat, Natal adalah tentang keilahian-Nya. Kelahiran Tuhan Yesus yang sangat sederhana itu tidak pernah dimaksudkan untuk menyembunyikan kenyataan kelahiran Allah ke dalam dunia. Namun versi dunia modern tentang Natal malah melakukan itu. Dan karena itu Natal bagi orang-orang kebanyakannya sama sekali tidak memiliki arti sah.

Tak seorangpun dapat membayangkan artinya Tuhan itu lahir di palungan. Bagaimana orang dapat menerangkan bahwa Yang Mahakuasa merendahkan diri-Nya untuk menjadi bayi kecil? Pikiran kita tidak mungkin dapat mulai mengerti apa yang bersangkut paut dengan Allah menjadi manusia.

Begitupun tidak ada orang yang dapat menerangkan bagaimana Allah bisa menjadi bayi. Namun Dia melakukan hal itu. Tanpa menghilangkan sifat ilahi-Nya atau mengurangi keilahian-Nya, Dia lahir ke dunia kita sebagai bayi mungil. Dia sepenuhnya manusia dengan segala kebutuhan dan emosi yang kita semua memiliki. Akan tetapi Dia juga sepenuhnya Allah, yang maha kuasa dan maha bijaksana.

Selama 2000 tahun lebih, perdebatan telah berkecamuk tentang siapakah Yesus sebenarnya. Kult-kult dan orang skeptis telah menawarkan berbagai penjelasan. Mereka mengatakan bahwa Ia adalah salah satu dari banyak allah, mahluk ciptaan, malaikat tinggi, guru yang baik, nabi dan sebagainya.

Dasar yang sama semua teori itu adalah bahwa Yesus itu kurang dan tidak sama dengan Allah. Namun buktinya sangat kuat bahwa anak di palungan itu adalah Allah yang menjadi manusia. Satu bagian Alkitab secara khusus, ditulis oleh Rasul Paulus, menggambarkan makna sifat ilahi Yesus dan mendukung kebenaran yang membuat Natal benar-benar indah.

Kolose 1:15-16 mengatakan, “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”

Paulus menulis kepada orang Kristen di Kolose. Kota ini berada di bawah pengaruh apa yang kemudian dikenal sebagai gnostisisme. Pengikut mereka berpendapat bahwa hanya mereka dapat mengenal kebenaran, dan mereka percaya bahwa apa yang mereka percaya begitu kompleks sehingga orang biasa tidak mungkin dapat memahaminya.

Selain dari itu mereka mengajarkan dualisme filosofis, yang merupakan ide bahwa materi adalah jahat dan roh adalah baik. Mereka percaya bahwa karena Allah adalah roh, Ia baik, tetapi Dia tidak akan pernah berhubungan dengan materi, karena itu jahat.

Karena itu mereka juga menyimpulkan bahwa Allah tidak mungkin dapat menjadi Pencipta alam semesta karena jika Allah menciptakan materi, Dia juga bertanggung jawab atas kejahatan. Dan mereka mengajarkan bahwa Allah tidak mungkin bisa menjadi manusia, karena manusia harus hidup dalam tubuh materi yang jahat.

Mereka menjelaskan inkarnasi dengan mengatakan bahwa Yesus adalah malaikat baik yang tubuhnya hanya ilusi. Ajaran seperti itu dan yang lain yang hampir sama memenuhi gereja mula-mula, namun banyak surat-surat Perjanjian Baru secara khusus bertentangan dengan ide-ide ini.

Malah rasul Yohanes menyalahkan dasar ajaran gnostisisme ketika dia menulis di 1 Yohanes 4:2-3, “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah.”

Rasul Paulus membantah ajaran salah yang sama ketika dia menulis ayat kunci malam ini dari Kolose 1:16, “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”Dia khususnya menegaskan bahwa Yesus adalah Allah dalam bentuk daging, Pencipta alam semesta.

Secara ironis, beberapa agama yang menyangkal keilahian Yesus malah mencoba memakai Kolose 1:15-16 untuk mendukung pandangan mereka. Sebagai contoh, mereka mengatakan bahwa frase, “gambar Allah yang tidak kelihatan,” mengatakan bahwa Yesus hanya suatu ciptaan yang memiliki rupa Allah sama seperti manusia.

Tapi sebenarnya meskipun kita diciptakan dalam rupa Allah, kita hanya menyerupai Dia. Yesus, di sisi lain, adalah gambar Allah yang tepat. Kata Yunani yang diterjemahkan "gambar" berarti replika yang sempurna, salinan tepat, duplikat. Paulus mengatakan bahwa Tuhan sendiri sepenuhnya terwujud dalam Pribadi Anak-Nya, yang adalah Yesus Kristus.

Dia adalah gambar sempurna Allah. Yesus sendiri mengatakan di Yohanes 14:9, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Ia membawa Tuhan dari lokasi kosmik kepada hati laki-laki dan perempuan. Dia memberikan kita cahaya dan kehidupan. Dia mengungkapkan inti Allah sedalam-dalamnya. Yohanes 10:30 mengatakan, “Aku dan Bapa adalah satu.” Mereka tidak bisa dipisahkan dan Yang satu tidak pernah berada tanpa Yang lain.

Firman Allah berkali-kali mengatakan bahwa Allah tidak kelihatan (Yohanes 1:18; 5:37; 1 Timotius 1:17 dan Kolose 1:15). Namun melalui Kristus Allah yang tidak kelihatan telah dibuat terlihat. Kemiripan Allah sepenuhnya terungkap di dalam Dia.

Kolose 1:19 mengatakan, “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia.” Dia bukan saja Allah secara garis besar, Dia adalah sepenuhnya Allah. Kolose 2:9 malah lebih jelas lagi, “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke- Allahan.” Tidak ada atribut yang tidak ada. Dia adalah Allah dalam arti yang paling memungkinkan, gambar yang sempurna.

Di Kolose 1:15 Paulus mengatakan Yesus adalah “yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.” Mereka yang menolak keilahian Kristus sangat mementingkan frase ini, dengan asumsi itu berarti Yesus adalah mahluk ciptaan. Namun penterjemahan “sulung” itu menggambarkan peringkat Yesus, bukan asal-Nya.

Dalam keluarga Yahudi sulung adalah pewaris, yang utama, yang berhak untuk mewarisi. Dan di dalam keluarga Raya, Dia berhak untuk memerintah. Jadi Kristus adalah Yang mewarisi segala ciptaan dan berhak untuk memerintah diatasnya. Ini bukan berarti dia lahir pertama, karena memang Dia tidak lahir.

Di Maxmur 89:27 Allah mengatakan tentang Daud, “Akupun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja bumi.” Disitu arti “sulung” itu diberikan dalam bahasa sehari-hari, “Yang mahatinggi di antara raja-raja bumi.” Inilah artinya sulung, seperti di Wahyu 17:14, “Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja.”

Kristus bukan bagian penciptaan; Dia adalah Sang Pencipta, yang aktif dari permulaan dalam memanggil seluruh alam semesta dan semua mahluk menjadi ada. Yohanes 1:3 mengatakan, “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”

Itu tidak mungkin benar jika Dia sendiri suatu ciptaan. Kristus adalah Pribadi Tritunggal melalui siapa dunia itu dijadikan dan untuk siapa itu cipta. Ukuran alam semesta ini tidak bisa masuk akal.

Siapakah yang mencipta ini semua? Beberapa ilmuwan mengatakan ada ledakan besar inilah yang akhirnya membentuk rawa sebelum ada apa-apa, dan ... Sains tidak bisa menjelaskannya. Allah menciptakan semuanya. Siapa? Bayi yang lahir di Betlehem, Dialah yang menciptakan semuanya. Amin?



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content