Nabi, Imam dan Raja

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Nabi, Imam dan Raja

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2021 · 19 December 2021
Janji Allah dalam Perjanjian Lama adalah bahwa akan datang Yang Diurapi, Juruselamat, Penebus dan Pembebas. Tetapi Dia juga akan menjadi Nabi tertinggi, Imam tertinggi, dan Raja tertinggi. Yesaya 42:1 mengatakan, “Lihatlah, Hamba-Ku,” Allah membicarakan “Mesias” yang Kupegang; Yang adalah pilihan-Ku yang disenangi jiwa-Ku. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atas Dia.”

Mesias itu akan menjadi ketiganya. Menurut Ulangan 18, Dia akan menjadi seorang nabi seperti Musa. Menurut Mazmur 1:10, Dia akan menjadi seorang imam; dan itu diulangi lagi dalam Zakharia 6. Menurut Mazmur 2, Dia akan menjadi imam yang unik, dan sekali lagi dalam 2 Samuel 7, Dia akan menjadi Raja. Dia akan menjadi Raja di garis keturunan Daud. Mazmur 2 mengatakan Dia akan memerintah bangsa-bangsa di dunia.

Ini adalah rencana dan janji Allah. Itu tidak terjadi; berabad-abad berlalu, sampai seperti yang dikatakan Paulus dalam Galatia 4:4, kegenapan waktu telah tiba. Dan kemudian Dia lahir; dan itulah yang membuat Anda melihat dalam Lukas 2:11, “Hari ini di kota Daud telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Mesias, Yang Diurapi, dan Tuhan.” Sekarang di Betlehem, Mesias telah tiba, Nabi, Imam, dan Raja di atas segalanya.

Para murid tahu bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan. Dia menyatakan itu diri-Nya sendiri; lihatlah Lukas 4:16, “Ia datang ke Nazaret dan masuk ke rumah ibadat, dan berdiri untuk membaca. Dia mengambil kitab nabi Yesaya yang diserahkan kepada-Nya. Dia membuka buku itu dan menemukan tempat di mana ada tertulis, 'Roh Tuhan ada pada-Ku,' dan itulah yang baru saja kita baca di Yesaya 61.

‘Karena Dia mengurapi Aku untuk memberitakan Injil kepada orang miskin. Dia mengutus Aku untuk mengumumkan pembebasan bagi para tawanan, dan pemulihan penglihatan bagi orang buta, untuk membebaskan mereka yang tertindas, untuk mengumumkan tahun Tuhan yang baik.’ Dia menutup buku itu, mengembalikannya dan duduk; dan mata semua orang di rumah ibadat tertuju kepada-Nya. Dan Dia mulai berkata kepada mereka, ‘Pada hari ini genaplah firman ini dalam pendengaranmu.”

Dalam Yohanes 11:25, “Yesus berkata kepada Marta, 'Akulah kebangkitan dan hidup; orang yang percaya kepada-Ku akan hidup walaupun dia mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku tidak akan pernah mati.’ Apakah Anda percaya ini?' Dia berkata kepada-Nya, 'Ya, Tuhan; Saya percaya bahwa Engkau adalah Kristus, Anak Allah.’” Dia menyatakan bahwa Dia adalah Penebus, Juruselamat, Pembebas, Mesias, Nabi, Imam, dan Raja yang dijanjikan itu.

Ketiganya dibicarakan bersama-sama dalam Ibrani 1:1-3, “Pada zaman dahulu banyak kali Allah berbicara kepada nenek moyang kita melalui nabi-nabi dengan memakai bermacam-macam cara. 2 Tetapi pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Melalui Anak-Nya inilah Allah menciptakan alam semesta. Dan Allah sudah menentukan bahwa Anak-Nya inilah juga yang berhak memiliki segala sesuatu. 3 Dialah yang memancarkan keagungan Allah yang gilang-gemilang; Dialah gambar yang nyata dari diri Allah sendiri. Dialah juga yang menopang alam semesta ini dengan firman-Nya yang sangat berkuasa.

Nah kita tahu bahwa manusia duniawi tidak dapat memahami hal-hal dari Allah, 1 Korintus 2:14 – “hal itu baginya adalah suatu kebodohan.” Orang yang tidak percaya itu sudah mati dan buta; dia tidak bisa mengerti. “Illah dunia ini telah membutakan pikirannya, kecuali terang Injil menyinari dia,” kata Paulus kepada jemaat di Korintus. Kita tahu bahwa manusia tidak dapat memahami Allah atau Injil dengan pengertian alami.

Dalam Perjanjian Lama kita diingatkan di sini bahwa Allah telah berbicara sejak dahulu, kepada nenek moyang melalui para nabi dalam banyak cara. Banyak cara seperti wahyu langsung, wahyu tidak langsung, tulisan yang diilhami, penglihatan, mimpi, tipe dan lambang-lambang. Sebagian dari Perjanjian Lama adalah sejarah, sebagian lagi puisi, sebagian lagi hukum, sebagian lagi nubuatan, tetapi semuanya adalah Allah yang berbicara. Itulah sebabnya ini disebut Firman Allah.

Allah itu harus berbicara. Kita tidak dapat mengenal Dia jika Dia tidak berbicara; dan Dia melakukan itu. Ini hanya mengatakan, "Allah telah berbicara," Allah yang benar, bukan suatu berhala, bukan sepotong kayu atau batu yang bodoh, bukan kuasa umum, bukan kuasa yang tidak peduli; tetapi Allah telah berbicara, yang berarti Dia adalah suatu pribadi, dan Dia telah berbicara. Dan itulah mengapa Alkitab itu disebut Firman Allah. Tetapi 39 kitab Perjanjian Lama itu dalam arti tertentu, tidak lengkap.

Perjanjian Lama adalah kitab-kitab yang terpisah, terbentang lebih dari satu milenium, yang ditulis oleh banyak penulis yang berbeda; dan itu progresif, tetapi tidak lengkap. Allah meningkatkan pemahaman kita saat wahyu berlanjut. Tidak ada nabi yang mendapat pewahyuan penuh dari Allah, tidak sampai kita melihat di ayat 2 bahwa Allah berbicara kepada kita melalui Anak-Nya. Tidak ada nabi yang pernah memahami kebenaran Allah sepenuhnya, sampai Yesus mengungkapkan kebenaran penuh itu.

Yesus bukanlah wahyu yang tidak lengkap. Di dalam Dia, Allah bukan hanya menampilkan beberapa segi dari diri-Nya atau beberapa segi dari kebenaran-Nya, tetapi Allah sepenuhnya menyatakan diri-Nya. Tidak lagi dalam berbagai cara dan cara yang beragam, tetapi secara tunggal melalui Kristus. Yohanes 1, “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, Firman itu adalah Allah,” Ini berbicara tentang Anak Allah. Jadi kita tahu Firman itu, Yesus adalah Allah.

Yohanes 1:14, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran.” Kebenaran penuh dinyatakan di dalam Dia. Ayat 18: “Tidak seorang pun pernah melihat Allah; satu-satunya Allah yang diperanakkan yang ada di pangkuan Bapa, Dia telah menjelaskan Dia.” Di dalam Yesus, Allah sepenuhnya dinyatakan, dan Perjanjian Baru ditulis tentang pernyataan penuh ini.

Keempat Injil menggambarkan kedatangan dan pelayanan Yesus. Kitab Kisah Para Rasul menggambarkan khotbah para rasul tentang Yesus. Surat-surat itu memaparkan pentingnya hidup dan kematian-Nya dan kebangkitan dan implikasinya di dunia. Dan Perjanjian Baru memuncak dalam kitab Wahyu dengan kedatangan-Nya kembali yang mulia. Perjanjian Baru semuanya adalah tentang Yesus Kristus.

Allah berbicara melalui Anak-Nya. Dan tentang kata-kata Yesus, mereka berkata bahwa mereka belum pernah mendengar orang berbicara seperti orang itu berbicara. Sudah jelas bahkan bagi Nikodemus, guru di Israel, bahwa Yesus adalah guru yang diutus Allah. Dia berbicara untuk Allah. Faktanya, Dia berkata Dia hanya berbicara apa yang Allah ingin Dia katakan. Dalam Yohanes 5, Anda melihat betapa kuatnya kata-kata-Nya, ekspresi paling kuat dari kata-kata-Nya sejak penciptaan.

Yohanes 5:25, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, akan datang waktunya--malah sudah sampai waktunya--orang mati akan mendengar suara Anak Allah. Dan orang yang mendengarnya akan hidup.” Kata-kata-Nya begitu kuat sehingga mereka bukan hanya menciptakan seluruh alam semesta, mereka bukan hanya menopang alam semesta itu, tetapi juga begitu kuat sehingga Dia dapat membangkitkan semua orang mati pada akhirnya. “Sama seperti Bapa memiliki hidup di dalam diri-Nya, demikian pula Dia menjadikan Anak-Nya sumber hidup juga di dalam diri-Nya.

27 Dan Allah telah memberikan kepada Anak-Nya hak untuk menghakimi, sebab Ialah Anak Manusia. 28 Jangan kalian heran mendengar hal ini, sebab waktunya akan datang bahwa semua orang yang sudah mati mendengar suara-Nya, 29 lalu keluar dari kuburan. Orang yang telah berbuat baik akan bangkit untuk hidup. Tetapi orang yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum." Dia berbicara, dan alam semesta menjadi ada.

Kristus berbicara, dan orang mati dikeluarkan dari kuburannya, dan diberikan tubuh yang cocok untuk surga atau tubuh yang cocok untuk neraka. Itulah betapa kuatnya kata-kata-Nya. Dia adalah wahyu Allah sepenuhnya. Ayat 2 dimulai dengan mengatakan, “Pada hari-hari terakhir ini.” Itu adalah ungkapan yang akrab bagi orang-orang Yahudi. Itu berarti inilah zaman mesianik. Dia telah tiba pada waktu Allah untuk menjadi Mesias, dan Dia adalah suara Allah.

Yohanes 14:24, “Dan firman yang kalian dengar itu bukan dari Aku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.” Dia adalah Nabi yang sempurna; Dia hanya mengucapkan kata-kata yang Allah tetapkan untuk diucapkan-Nya. Dalam Lukas 13:33 Dia berkata, “Meskipun begitu Aku harus meneruskan juga perjalanan-Ku hari ini, besok dan besok lusa, sebab tidak baik seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem.” Jadi Dia mengakui diri-Nya sebagai seorang nabi.

Dalam Lukas 24:19, “Mereka berkata kepada-Nya, 'Hal-hal tentang Yesus orang Nazaret itu, yang adalah seorang nabi yang perkasa dalam perbuatan dan perkataan di hadapan Allah dan semua orang.” Dia menyatakan diri-Nya sebagai seorang nabi, dan mereka yang mengikuti Dia menyatakan bahwa Dia memang benar adalah seorang nabi. Tidak pernah ada nabi seperti Dia. Kata-kata-Nya penuh anugerah dan kebenaran, dan cukup kuat untuk membangkitkan orang mati.

Kisah Para Rasul 3:17-21 mengatakan, “Aku tahu, bahwa kalian melakukannya dalam ketidaktahuan, seperti juga para penguasa kalian. 18 Tetapi hal-hal yang dinubuatkan Allah melalui mulut semua nabi-Nya, bahwa Kristus akan menderita, telah digenapi-Nya. 19 Karena itu, bertobatlah dan percayalah…, 20 supaya Ia mengutus Yesus Kristus, yang telah diberitakan kepada kalian sebelumnya ..… 21…yang telah Allah katakan melalui mulut semua nabi-Nya yang kudus sejak dunia dimulai.” Yesus adalah suara Allah.

Perjanjian Lama telah menunjukkan wahyu ini. Di dalam Abraham, kita menemukan bangsa Mesias. Di Yakub, kita menemukan suku Mesias. Dalam Daud dan Yesaya, kita menemukan keluarga Mesias. Di Mikha, kita menemukan kota Mesias. Dalam Daniel, kita menemukan waktu Mesias. Di Maleakhi, kita menemukan pelopor Mesias. Dalam Yesaya, kita menemukan kematian dan kebangkitan Mesias. Tetapi setiap penulis hanya tahu sebagian saja.

Tetapi ketika Kristus datang, Dia adalah wahyu penuh dari Allah. Dan kitab Ibrani memberitahu kita, "Dialah berbicara untuk Allah." Penulis itu mendefinisikan Kristus. Ayat 2, “Dia adalah Anak Allah. Dia adalah pewaris segala sesuatu. Dialah yang menciptakan dunia. Dia adalah pancaran kemuliaan Allah. Dia adalah representasi yang tepat dari sifat-Nya, dan menopang segala sesuatu dengan kuasa firman-Nya.” Tidak ada nabi yang pernah memiliki kata-kata yang begitu kuat.

Yesus Kristus juga adalah pewaris segala sesuatu. Dia memiliki hak benar-benar untuk segalanya yang ada. Dalam Wahyu 5, ini diilustrasikan ketika Anak Domba Allah keluar dari takhta dan mengambil gulumgan yang dimeteraikan, yang merupakan akta kepemilikan alam semesta. Dan kemudian seluruh surga sujud menyembah Dia saat Dia membuka gulungan akta kepemilikan alam semesta itu dan mulai mengambilnya kembali dari perampas itu.

Yohanes 1:3 mengatakan, “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah dijadikan.” Kolose 1:16 mengatakan Dia menciptakan segala sesuatu secara mutlak dengan firman-Nya. Dia mengucapkannya menjadi ada. Dia berbicara dengan kuasa seperti itu sehingga Dia bisa menciptakan alam semesta. Yohanes 5 mengatakan, Dia dapat membangkitkan orang mati dan membawa mereka ke bentuk akhir yang cocok untuk surga dan cocok untuk neraka oleh perkataan dari mulut-Nya.

Ayat 3 mengatakan, “Dia pancaran kemuliaan Allah.” Dia adalah Terang dari semuanya. Ketika dikatakan, "Dia adalah pancaran," sebenarnya itu adalah kata "kecerahan". “Dia adalah pancaran kemuliaan Allah,” Kita melihat kemuliaan Allah bersinar di wajah Yesus. Sama seperti pancaran matahari mencapai bumi dan menerangi dan menghangatkan, memberi kehidupan dan bertumbuh, demikian pula Kristus adalah Terang Allah yang mulia bersinar ke dalam hati manusia.

Bukan hanya itu, Dia adalah penguasa segalanya: “Dia menopang segala sesuatu dengan firman kuasa-Nya.” Ini berbicara tentang kuasa-Nya untuk menopang segala sesuatu yang ada. Segala sesuatu di alam semesta harus ditopang, dan itu ditopang oleh firman kuasa-Nya. Perhatikanlah, “firman kuasa-Nya.” Dia berbicara, dan alam semesta diciptakan. Dia berbicara terus-menerus, dan alam semesta ditopang.

Dan, kedua, Dia bukan hanya Nabi yang mengungkapkan Allah, tetapi Dia adalah Imam yang mendamaikan orang kepada Allah. Ayat 3, “Ketika Ia menyucikan dosa-dosa.” Ini memperkenalkan kita pada pekerjaan imamat-Nya. Itulah yang dilakukan para imam. Itulah yang Yesus lakukan. Dia mempersembahkan satu-satunya korban yang dapat menghapus dosa. Dan penulis Ibrani itu ingin kita memahami bahwa tidak pernah ada imam seperti ini.

Ibrani 2:17, “Ia menjadi imam besar yang bermurah hati dan setia dalam hal-hal yang berkaitan dengan Allah, untuk mendamaikan dosa-dosa orang.” Ia mempersembahkan korban yang memuaskan Allah. Tidak ada imam yang pernah melakukan itu. Ibrani 4:14, “Kita memiliki Imam Besar yang agung, yaitu Yesus Kristus Anak Allah yang dapat bersimpati dengan kelemahan kita, Dia adalah Yang telah dicobai dalam segala hal seperti kita, tetapi tanpa dosa.

Ibrani 5:5, “Demikian juga Kristus tidak memuliakan diri-Nya untuk menjadi imam besar, tetapi Allah berkata kepada-Nya, 'Engkau adalah Anak-Ku, pada hari ini Aku memperanakkan-Mu,' seperti yang juga dikatakan-Nya dalam bagian firman lain, ' Engkau adalah seorang imam untuk selamanya menurut keturunan Melkisedek. Ayat 9 mengatakan, “Setelah disempurnakan, Ia menjadi sumber keselamatan yang kekal bagi semua orang yang menaati-Nya.”

Ibrani 9, “Ketika Kristus muncul sebagai imam besar dari hal-hal baik yang akan datang, Dia masuk melalui tabernakel yang lebih besar dan lebih sempurna, bukan dari ciptaan ini; dan bukan melalui darah kambing dan anak sapi, tetapi melalui darah-Nya sendiri, Dia memasuki Tempat Kudus itu sekali untuk selamanya, setelah memperoleh penebusan kekal. Dan dengan demikian Dia adalah perantara dari perjanjian yang lebih baik, di mana penebusan tercapai.”

Ketiga, kita bertemu Dia sebagai Raja. Ayat 3, “Ketika Dia telah menyucikan dosa, Dia duduk di sebelah kanan Yang Mulia di tempat yang tinggi.” Imam tidak pernah duduk karena pekerjaannya tidak pernah selesai. Tetapi Yesus duduk karena Dia adalah seorang raja. Dia duduk di sisi kekuasaan Yang Mulia di tempat yang tinggi; Dia mengambil tempat-Nya yang seharusnya. Seperti yang dikatakan kitab Wahyu, Dia menjadi Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan.

2 Samuel 7:12 berkata, “Aku, Allah, akan mendirikan benihmu setelah engkau, Daud, yang akan keluar dari tubuhmu, dan Aku akan mendirikan kerajaannya. 13 Dia akan membangun rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mendirikan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. 14 Aku akan menjadi Bapanya, dan dia akan menjadi anak-Ku. 16 Dan rumahmu dan kerajaanmu akan ditegakkan selamanya di hadapanmu. Tahtamu akan ditegakkan selamanya.”

Jadi penulis Ibrani memperkenalkan kita kepada Kristus: Nabi yang menyatakan Allah; Imam yang mendamaikan kita dengan Allah; dan Raja yang memerintah bersama Allah. Bukti kerajaan-Nya yang berdaulat adalah ayat 4, “Memiliki nama yang lebih mulia dari pada para malaikat. Allah berkata, 'Aku akan menjadi Bapa bagi-Nya dan Dia akan menjadi Anak-Ku. Dan Dia berkata, 'biarlah semua malaikat Allah menyembah Dia.'” Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content