Orang Percaya yang Diadopsi

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Orang Percaya yang Diadopsi

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2019 · 1 December 2019

Marilah kita baca Galatia 4, dan kita akan mulai memeriksa subjek "Anak-anak Allah," doktrin adopsi yang luar biasa. Semua agama lain, serta bentuk-bentuk kekristenan yang palsu, mengajarkan bahwa orang-orang dibebaskan dari hukuman ilahi oleh perbuatan mereka sendiri: karya moralitas dan karya agama. Dan itu adalah dusta Setan yang besar, dan itu telah disebarkan ke dunia sepanjang sejarah manusia sejak kejatuhan dalam dosa.

Di sini kita berada lima ratus tahun setelah Reformasi dan gereja Yesus Kristus masih berusaha untuk memahami Injil. Ini tidak mengejutkan karena Setan selalu bekerja sangat keras untuk menempatkan kepalsuan di mana kebenaran telah dihilangkan. Jadi kita dalam setiap generasi selalu berjuang untuk Injil yang benar karena mayoritas orang Protestan evangelis berpikir bahwa keselamatan terdapat oleh iman dan perbuatan.

Bahkan sampai hari ini orang-orang terus memberitakan Injil palsu itu, dan karena itu kita sekarang memiliki pada kitab Galatia yang adalah buku yang dibaca Luther setelah dia menempatkan tesisnya di pintu gereja di Wittenberg. Dia sedang membaca Galatia dan juga Roma ketika dia bertobat beberapa tahun setelah dia memasang tesis protesnya. Dia tahu sistem agama mereka itu salah.

Tetapi dia lahir baru ketika kuasa kitab Roma dan Galatia menyapu jiwanya kedalam tangan Roh Kudus. Jadi kita semua harus kembali dan memastikan bahwa kita sendiri benar-benar memahami Injil. Jadi kitab Galatia itu adalah buku untuk semua orang percaya di semua tempat dan sepanjang masa dalam sejarah gereja untuk memastikan bahwa kita berpegang teguh pada kebenaran dan memberitakan bahwa iman saja menyelamatkan.

Paulus adalah agen klarifikasi itu. Allah memilih dia untuk menulis tiga belas surat dalam Perjanjian Baru dan menguraikan esensi Injil, yang intinya adalah bahwa keselamatan adalah oleh iman saja terpisah dari perbuatan. Galatia 2:16 mengatakan, “Tidak seorangpun dibenarkan karena perbuatan hukum Taurat, tetapi hanya karena iman dalam Kristus Yesus, sebab tidak ada manusia yang dibenarkan oleh perbuatan Taurat.” Bukan oleh Hukum Taurat, itu terjadi oleh iman saja kepada Yesus Kristus.

Itu bukan sesuatu yang Anda hasilkan, itu adalah hadiah yang Anda terima dengan kepercayaan. Kita dibenarkan oleh iman. Dibenarkan berarti bahwa Allah menyatakan orang berdosa benar di mata-Nya karena orang berdosa itu percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Allah menganggap orang berdosa yang beriman seperti itu adalah penerima kebenaran-Nya sendiri. Ini adalah kenyataan yang luar biasa bahwa Allah membenarkan orang percaya yang tidak saleh.

Paulus telah membandingkan apa yang dilakukan hukum Taurat dan apa yang dilakukan iman, dan mereka tidak dapat dicampur. Ketika kaum Yudiazer datang dan mengatakan keselamatan itu adalah iman plus perbuatan, mereka mencampurkan hal-hal yang tidak dapat dicampur. Hukum memiliki tujuan dalam Galatia 3:19, "Itu ditambahkan karena pelanggaran." Ada empat alasan untuk hukum. Pertama, untuk mendefinisikan dosa pada tingkat terluasnya. Ada juga hukum yang tertulis di hati setiap orang, kita semua memiliki hati nurani.

Namun itu bukan hukum lengkap; dan karena itu Allah menyatakan hukum-Nya kepada Musa dengan segala kelengkapannya untuk mendefinisikan dosa pada tingkat seluas mungkin. Kedua, Dia mengungkapkan hukum-Nya untuk menunjukkan bahwa dosa adalah pelanggaran hukum Allah dan itu adalah pemberontakan terbuka terhadap Allah. Ketiga, karena kita telah melanggar hukum dan memberontak melawan Allah, kita patut di hukum mati. Upah dosa adalah maut.

Dan keempat, Allah mengirim hukum untuk menunjukkan bahwa hukum itu tidak bisa menyelamatkan. Disana itu diberikan kepada orang-orang Yahudi yang memiliki kesempatan terbaik untuk memenuhi hukum, untuk menaati hukum. Dan mereka bersumpah untuk melakukannya. Mereka ambil sumpah darah, di Keluaran 24, bahwa mereka akan mematuhi hukum. Tetapi mereka tidak mematuhi hukum. Bahkan, mereka melanggar perintah yang pertama, yaitu untuk tidak menyembah allah-allah lain.

Dan mereka melanggar hukum Allah itu di setiap titik; dan akhirnya mereka dihukum, mereka ditawan, dan mereka diambil dari tanah mereka. Tetapi Israel dalam pengertian kolektif, masih tetap berada dalam ketidaktaatan, kemurtadan dan pemberontakan terhadap Allah. Satu-satunya hal yang menyelamatkan adalah iman, iman kepada Allah dan iman kepada Yesus Kristus. Jadi, Paulus membedakan hukum bersama pekerjaannya, dengan iman saja.

Galatia 4:1-7, “Sekarang aku berkata bahwa ahli waris, selama ia masih anak-anak, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang budak, meskipun ia adalah penguasa dari semuanya, 2 tetapi ia berada di bawah penjaga dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapaknya. 3 Meskipun demikian kita, selama kita masih anak-anak, kita berada dalam perbudakan di bawah unsur-unsur dunia. 4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan, dan takluk kepada hukum Taurat.”

“5 untuk menebus mereka yang berada di bawah hukum Taurat, supaya kita diadopsi sebagai anak. 6 Dan karena kamu adalah anak, Allah telah mengirim Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru, “Ya Abba, ya Bapa!” 7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; dan jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli waris Allah melalui Kristus.” Apakah artinya ketika dia berkata, “Aku adalah seorang budak”? Maksudnya, dia adalah budak hukum.

Hukum adalah pengawas itu yang bertanggung jawab untuk memimpin kita kepada Kristus, sehingga kita dapat dibenarkan oleh iman. Hukum menunjukkan kepada Anda neraka sebagai kenyataan yang tak terhindarkan di akhir hidup Anda, dan dengan keputusasaan Anda, mengarahkan Anda kepada Kristus, yang Anda terima oleh iman saja. Dan dalam Galatia 4, Paulus melanjutkan kondisinya di dalam Kristus, bagaimana ia beralih dari perbudakan di hukum Taurat kepada kebebasan dalam Kristus.

Subjeknya masih dibenarkan oleh iman saja di dalam Kristus saja; tetapi cara-caranya begitu kaya, selagi kita mulai memahami doktrin adopsi itu: apakah artinya tidak lagi menjadi budak, tetapi menjadi anak. Doktrin adopsi adalah salah satu doktrin Kristen yang paling berharga. Dikeliling realitas keselamatan dan kelahiran kembali, ada juga doktrin adopsi yang hebat ini.

Tujuan doktrin pemilihan itu adalah untuk doktrin adopsi. Allah memilih kita supaya Dia bisa mengadopsi kita; dan itulah artinya adopsi. Itulah saatnya Anda memilih seseorang untuk menjadi anak Anda. Itu tidak terjadi pada saat lahir, Anda mendapat anak yang ada saat itu. Adopsi adalah saat Anda mengambil seseorang yang pada dasarnya berasal dari keluarga lain. Kebenaran agung itu adalah bagian dari kemuliaan keselamatan kita.

Kami dipilih oleh Allah dari dunia orang berdosa untuk menjadi anak angkat-Nya. Sekarang dalam tujuh ayat ini kita belajar banyak tentang keajaiban pekerjaan Allah yang disebut adopsi ini. Paulus berkata, “Marilah kita gunakan ilustrasi alami untuk menjelaskan maksudnya.” Seorang anak adalah pewaris, tetapi dia tidak berbeda dengan seorang budak, karena sebagai bayi dia berada di bawah kuasa pengawas sampai waktunya dia mewarisi segala sesuatu.

Di dunia Yahudi, seorang anak lelaki pada hari ulang tahunnya yang kedua belas ditetapkan untuk datang ke Sabat pertama setelah ulang tahunnya, dan ayahnya akan membawanya ke rumah ibadat; dan dia akan dibawa kepada rabi, dan diberi tahu bahwa dia sekarang 'bar mitzvah', yaitu ‘putra hukum’. Dia sekarang dilepaskan dari tangan ayahnya dan dia sekarang bertanggung jawab kepada Allah atas kepatuhannya pada seluruh Hukum Taurat.

Sang ayah akan mengucapkan berkat. Dan ayah Yahudi itu akan berkata, “Terpujilah Engkau, ya Allah, yang telah mengambil dari saya tanggung jawab anak lelaki ini.” Nah, jika Anda berpikir tidak ada perubahan di dunia, bayangkan melepaskan anak Anda yang baru berumur dua belas tahun, dan melepaskan tanganmu dari tanggung jawabmu. Tidak. Apa yang dimaksud ayah itu adalah, "Dia sekarang tunduk kepada Engkau, Allah dan hukum-Mu.”

Kemudian anak itu berdoa seperti berikut, “Ya Allahku, dan Allah nenek moyangku, pada hari yang kudus dan sakral ini yang menandai peralihanku dari masa kanak-kanak ke kedewasaan, dengan rendah hati aku mengangkat mataku kepada-Mu dan menyatakan dengan tulus hati dan jujur bahwa sejak saat ini, saya akan menaati perintah-Mu dan berjanji untuk memikul tanggung jawab tindakan saya di hadapan-Mu.” Itulah arti bar mitzvah yang benar dan kuno.

Ini berlaku bagi orang Yahudi yang tulus, meskipun sekarang banyak yang hanya memberikan uang saja. Mereka diberi janji yang datang kepada Abraham; dan melalui dia janji itu akan diberi ke Israel dan ke dunia. Itu diulangi melalui Daud, melalui para nabi dan Perjanjian Baru. Janji keselamatan itu sudah diberikan. Warisan itu menunggu, tetapi tidak tersedia bagi mereka yang masih bayi, masih anak-anak.

Bagi orang Yahudi, perbudakannya pada dasarnya ditentukan oleh hukum Allah yang tertulis. Bagi orang non-Yahudi, perbudakannya juga oleh hukum Allah, tetapi hukum Allah tertulis di dalam hatinya, karena ia tidak memiliki hukum tertulis. Hukum yang tertulis di hati orang non-Yahudi, dan hukum yang tertulis dalam Alkitab untuk orang Yahudi, menciptakan perbudakan ini. Dan kita tidak pernah dilepaskan dari ikatan itu sampai kita menjadi anak yang dewasa.

Lihatlah ungkapan dalam ayat 3,“unsur-unsur dunia.” Apakah itu? Lihatlah Kolose 2:8, “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut tradisi orang turun-temurun dan prinsip unsur-unsur dunia, yang tidak menurut Kristus.” Jadi “unsur-unsur dunia” itu adalah ikatan apa pun juga yang Anda miliki dulu.

Bagi orang non-Yahudi itu adalah filosofi, penipuan, dan tradisi manusia mereka. Atau mungkin yang ada di dalam ayat 21, aturan tertentu, seperti jangan sentuh dan jangan kecap. Atau di ayat 23, “Nampaknya penuh hikmat dalam agama buatan sendiri, seperti merendahkan diri dan menyiksa diri.” Ada agama-agama yang berpikir kekudusan tercapai dengan memukul diri dan menimbulkan rasa sakit pada dirimu. Itu semua adalah bagian dari prinsip unsur dasar dunia.

Jika kita berbicara tentang orang-orang Yahudi, dikatakan dalam ayat 3, “Kita adalah anak-anak yang berada dalam perbudakan di bawah unsur-unsur dunia.” Bahkan hukum itupun adalah hal dasar. Semua agama, bahkan Yudaisme masih benar-benar dasar. Tidak ada kedewasaan nyata dalam agama dasar apa pun, jika Anda tinggal di sana, Anda pasti musnah. Intinya adalah untuk pindah dari sana ke Kristus. Hanya di dalam Kristus saja ada kedewasaan penuh.

Filsafat manapun juga adalah dasar. 2 Korintus 10:5, “setiap siasat orang yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.” Tradisi adalah pola masa lalu yang diteruskan sampai saat ini. Ayat 4–5, “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. 5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang ada dibawah hukum Taurat, supaya kita diadopsi menjadi anak.”

Hukum itu diketahui oleh orang-orang Yahudi, dan setelah penawanan Babel ketika mereka kembali ke negeri mereka, tidak pernah lagi mereka menyembah berhala. Penyembahan berhala telah diambil secara harfiah dari mereka dalam penawanan mereka. Dalam hal agama, penawanan di Babilonia telah mengakibatkan Israel berbalik dari berhala dan berfokus pada satu Allah yang benar. Itulah yang membuka jalan bagi kedatangan Kristus.

Secara budaya Alexander Agung telah menjadikan dunia Yunani, yang berarti ada bahasa yang sama di semua kelompok etnis itu, yang kemudian memungkinkan buku-buku Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa yang dapat dibaca semua orang. Secara politis, Kekaisaran Romawi telah membangun jalan di mana-mana sehingga Injil dapat dibawa ke dunia. Jadi itu secara manusiawi adalah waktu yang tepat.

Lebih penting lagi, itu adalah waktu yang sempurna bagi Allah. Dia mengutus Putra-Nya, yang sudah ada. “Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah.” Tetapi Yohanes 1:14 mengatakan, “Firman itu menjadi manusia.” Anak yang kekal menjadi manusia. Tuhan mengutus Anak-Nya. Dia adalah Tuhan dalam daging manusia. Yohanes berkata, “Kami melihat kemuliaan-Nya sebagai satu-satunya Allah yang diperanakkan, penuh anugerah dan kebenaran.”

Allah mengutus Anak-Nya. Dia adalah Allah. Tapi bukan hanya Allah, dikatakan Ia lahir dari seorang perempuan, jadi manusia sepenuhnya. Dia harus menjadi Allah untuk mencapai keilahian pribadi, untuk mengalahkan dosa dan maut; tetapi Dia harus menjadi manusia untuk menjadi pengganti bagi kita. Ia harus menjadi Allah untuk memiliki kuasa kehidupan yang kekal dan abadi. Dia harus menjadi Tuhan untuk mengalahkan dosa. Tetapi Dia harus menjadi manusia untuk mengambil tempat orang berdosa.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa Ia dilahirkan di bawah hukum Taurat. Dan Dia mematuhi Hukum Musa dalam setiap detail. Dia disunat pada hari kedelapan ketika dia masih bayi. Dia setia pada hukum. Dia suci, tidak merugikan, tidak ternoda dan terpisah dari orang berdosa. Seperti halnya degan setiap orang Yahudi, Dia bertanggung jawab atas wahyu tertulis dari hukum Allah, dan Dia menaatinya dengan sempurna. Dan kemudian Dia menjadi kutukan bagi kita.

Roma 8:3, “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri.” Apakah yang tidak dapat dilakukan hukum Taurat? Hukum itu tidak bisa menyelamatkan. Itu bukan kesalahan hukum, itu suci dan baik; tetapi daging itu lemah. Dan sebagai persembahan untuk dosa, Allah mengutuk dosa dalam daging agar persyaratan hukum dapat digenapi di dalam kita. Kristus menggenapi hukum Taurat itu bagi kita.

Dia mengutus Anak-Nya. Mengapa? Ayat 5, “supaya Ia dapat menebus mereka yang berada di bawah Hukum Taurat, supaya kita dapat diadopsi sebagai anak.” Dia ingin menebus kita, dan membayar harganya. Tuhan kita mematuhi hukum dengan sempurna. Itulah kepatuhan aktif-Nya. Dan kemudian Dia mati menggantikan kita, itu adalah ketaatan kebenaran-Nya yang pasif.” Dan Dia melakukannya untuk menebus kita agar kita dapat diadopsi sebagai anak.”

Tunggu, bukankah kita sudah dilahirkan kembali? Kita lahir kembali, dan sekarang dikatakan kita diadopsi. Bagaimana keduanya bisa benar? Karena keduanya adalah simbol dari realitas keselamatan. Mereka menjelaskan dua aspek yang berbeda dari keselamatan kita. Kita dilahirkan kembali, kita diberi kehidupan, dan kita juga dipilih dan diadopsi; kedua-duanya benar. Kita adalah penerima regenerasi, pembenaran, pertobatan, persatuan, proses pengudusan dan adopsi.

Siapakah keluarga kita sebelumnya? "Kamu milik iblis ayahmu," kata Johannes 8. Anak-anak durhaka. Rumah kita adalah sistem dunia. Kita dulu berada dalam ikatan dosa, maut dan neraka. Ini adalah kondisi manusia universal. Tetapi Allah menunjukkan kemuliaan-Nya melalui kasih dan anugerah kepada kita. Dan Galatia 3:26 mengatakan, “Kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Kristus Yesus.”

Roma 8:17 sekali lagi berbicara tentang kebenaran yang luar biasa ini, “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus.” Inilah artinya menjadi anak Allah. Anda bukan lagi seorang budak, anak yang belum dewasa, tidak lebih baik dari seorang budak. Anda telah dibebaskan dari perbudakan itu; dan sekarang Anda sepenuhnya diadopsi sebagai seorang anak. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content