Apakah Dosa itu?

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Apakah Dosa itu?

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2018 · 18 November 2018

Kejadian 3 berurusan dengan ular di Taman, dan godaan, dan buah terlarang, dan seorang perempuan yang ditipu, dan seorang lelaki yang mengikutinya dalam melanggar Firman Allah dan perintah Allah. Kemudian, kita belajar tentang kutukan dan harga yang harus dibayarkan untuk ketidaktaatan itu. Kejadian 3 adalah catatan historis yang akurat tentang apa yang sebenarnya terjadi di Taman.

Memang benar jika kalian tidak memahami bab ini, kalian tidak akan mengerti bagian lain dari Alkitab. Kalian tidak dapat memahami solusi untuk masalah ini kecuali Anda memahami masalahnya. Kalian tidak pernah bisa memahami cara penyelesaian Allah untuk dunia ini jika kalian tidak memahami penyakit dibawah mana dunia ini hidup dan berfungsi. Ini menjelaskan segalanya tentang alam semesta kita dan tentang kehidupan di alam semesta itu.

Itu menjelaskan segala sesuatu tentang mengapa hal-hal itu menjadi seperti apa adanya, mengapa kita adalah seperti apa adanya, dan apa yang Allah lakukan dalam sejarah, dan mengapa Dia menyelamatkan sebagian saja. Kejadian 3 menjelaskan dilema manusia. Semua masalah alam semesta berasal dari peristiwa-peristiwa dalam catatan sejarah ini: masalah fisik, masalah spiritual, masalah moral, masalah sosial, masalah ekonomi, masalah politik, dan semua masalah lain di alam semesta.

Kejadian 3 adalah fondasi dari pandangan dunia yang benar dan akurat. Dan tanpa fondasi ini, semuanya didiagnosiskan salah dan tidak dapat diperbaiki. Ketika Allah menyelesaikan penciptaan aslinya, semuanya sangat baik. Tetapi sekarang, semua yang ada di dunia kita sangat buruk. Ciptaan Allah yang sempurna sangat baik karena tidak ada kekacauan, tidak ada rasa sakit, tidak ada penyakit, tidak ada kemerosotan, dan tidak ada kematian.

Namun, dunia fisik kita di sekitar kita sedang membusuk dan mulai hancur dan ada kematian. Itu adalah hukum entropi, hukum termodinamika kedua, yang mengatakan bahwa materi cenderung terus merusak ke arah kekacauan. Dunia fisik ini semakin hancur. Ini menakutkan bagi orang-orang ketika kita melihat dunia selestial, dan kemungkinan ada planet lain yang akan menghancurkan kita.

Dan kita mengamati dunia nasional, hanya sejarah peradaban, dan kita melihat siklus naik turun dan naik turun. Kita melihat di dunia binatang ada proses perjuangan dan kematian yang tak ada hentinya. Kita melihat di dunia manusia dan dalam setiap hubungan manusia ada pergumulan. Begitu kehidupan dikandung di dalam rahim, dia mulai hidup dan pada saat yang sama dia semakin mendekati kematiannya.

Dan di dunia spiritual dan moral, semua orang lebih mudah berbuat salah. Bahkan, malah tidak mungkin untuk melakukan hal-hal yang benar. Bahkan ketika Anda melakukan hal yang benar secara manusiawi, Anda biasanya melakukannya untuk merasa lebih baik tentang diri Anda, yang merupakan alasan yang kurang patut. Jauh lebih mudah untuk melakukan kejahatan daripada kebaikan. Kebencian dan kejahatan dan peperangan, penyimpangan dan dosa, hal-hal seperti itu terjadi bersama dengan kehidupan.

Orang evolusionis tidak mengerti hal ini, karena mereka hidup di bawah penipuan-diri bahwa manusia itu semakin lama semakin baik. Evolusi percaya bahwa manusia mulai dari kesederhanaan dan bermutasi ke atas menjadi lebih kompleks. Bahwa dia mulai pada tingkat dasar secara moral dan dia bergerak ke tingkat moral yang semakin lama semakin tinggi. Tetapi kebenaran tentang manusia itu adalah penyangkalan teori evolusi ini.

Karena manusia tidak menjadi lebih baik; dia malah semakin parah. Jika Anda mempelajari sejarah manusia, pada dasarnya tidak ada perubahan sama sekali. Manusia secara moral tidak lebih baik daripada keadaan mereka di masa lalu. Tetapi kemajuan yang telah datang melalui sains selama berabad-abad, hanya memungkinkan manusia malah meningkatkan korupsinya. Jadi apakah yang terjadi? Marilah kita pelajari apa yang terjadi di Kejadian 3.

Kejadian 3: 1-7, “Nah ular itu lebih licik dari segala binatang di padang yang dibuat oleh Tuhan Allah. Dan dia berkata kepada perempuan itu, “Apakah Allah memang berkata, 'Kalian tidak boleh makan dari setiap pohon di taman'?” 2 Dan perempuan itu berkata kepada ular, “Kita boleh makan buah dari pohon-pohon di taman; 3 tetapi dari buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berkata, 'Kalian dilarang untuk memakannya, ataupun menyentuhnya, jika kalian melakukannya kalian akan mati.”

“4 Maka kata ular kepada perempuan itu, “Kalian tidak akan mati. 5 Sebab Allah tahu bahwa pada hari kalian memakannya matamu akan teribuka, dan kalian akan menjadi seperti Allah, dan mengetahui yang baik dan yang jahat.” 6 Jadi ketika perempuan itu melihat bahwa buah itu baik untuk dimakan, itu enak nampaknya, dan pohon yang dapat membuat orang bijak, dia mengambil buah itu dan memakannya. Dia memberi juga kepada suaminya yang berada bersamanya, dan dia memakannya.”

“7 Maka mata mereka berdua terbuka, dan mereka sadar bahwa mereka telanjang; dan mereka menjahit daun pohon ara dan membuat penutup diri.” Apakah kematian itu? Belum ada hal semacam itu. Begitulah cara Kejadian 3 mulai dan kata “dosa” tidak ada di bab ketiga ini. Tetapi di sinilah dosa itu masuk ke dunia kita. Ketika Adam dan Hawa tidak menaati Allah, segalanya berubah dari sangat baik menjadi sangat buruk.

Dalam Roma 5:12 dikatakan, “Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang,” itu adalah Adam, “dan kematian melalui dosa dan karena itu kematian menjalar ke seluruh umat manusia karena semua orang telah berdosa.” Inilah komentar Perjanjian Baru tentang peristiwa ini. Ketika Adam berdosa, kita semua ada di sana. Kita semua berasal dari Adam dan Hawa, dan kita mewarisi apa yang oleh para teolog disebut dosa asal.

Pada akhir Kejadian 2, lelaki itu dan istrinya telanjang dan tidak malu. Tidak ada sesuatu yang memalukan karena tidak ada dosa. Tidak ada pikiran jahat. Tetapi ketika sampai pada akhir Kejadian 3: 7, mata mereka berdua terbuka dan mereka tahu mereka telanjang. Dan mereka menjahit daun pohon ara dan membuat penutup diri mereka.

Tiba-tiba, ada rasa malu. Mengapa? Untuk pertama kalinya dalam keberadaan mereka, mereka memiliki pikiran jahat. Ini adalah indikator besar dari sudut pandang mereka bahwa mereka telah berdosa. Dan indikator dari sudut pandang Allah datang ketika Dia berkata dalam ayat 16 kepada wanita itu, “Aku akan melipatgandakan rasa sakitmu saat melahirkan. Dalam kesakitan, Anda akan melahirkan anak-anak. Keinginanmu adalah untuk suamimu, dia akan memerintahmu.”

Kejadian 3: 17-18, “Lalu kata Allah kepada Adam, “Karena kamu telah mendengarkan suara istrimu, dan telah makan dari pohon yang Aku perintahkan kepadamu, dan mengatakan, 'Kamu tidak boleh memakannya': “Terkutuklah tanah untuk kepentinganmu; engkau harus bekerja keras seumur hidupmu agar tanah ini bisa menghasilkan cukup makanan bagimu. 18 Semak dan duri itu akan dihasilkan bagimu, dan engkau akan makan rempah-rempah dari ladang.”

Ayat 19, “Engkau akan makan roti dalam keringat di wajahmu sampai engkau kembali ke tanah, karena dari situ kamu diambil; karena engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu.” Nah ketika Allah mengutuk mereka, kutukan itu sebenarnya fisik saja. Ada kutukan pada rasa sakit wanita dalam melahirkan dan konfliknya dalam pernikahan. Kutukan pada Adam adalah bahwa dia harus mengolah tanah, melawan semak dan duri, dan pada akhirnya dia akan mati.

Tetapi hal-hal itu tidak mengatakan apa pun tentang perubahan moral yang terjadi. Pertama-tama, Adam dan Hawa merasa malu dan malu adalah fungsi dari rasa bersalah, dan rasa bersalah adalah fungsi dari dosa, dan entah bagaimana mereka memiliki pikiran kejahatan dan mereka sangat malu sampai mereka menjahit beberapa daun untuk menutupi diri mereka. Mereka melahirkan dua putra dalam Kejadian 4; salah satu dari mereka membunuh yang lainnya.

Ketika Adam dan Hawa melahirkan Kain, ia dilahirkan sebagai orang berdosa. Kita tidak tahu berapa lama mereka menikmati Eden dalam kemuliaan-Nya. Tetapi begitu mereka jatuh, mereka berubah, dan mereka memberikan dosa mereka kepada setiap manusia yang pernah hidup karena mereka semua berasal dari Adam dan Hawa. Ketika Adam berbuat dosa, dia membawa kematian pada dirinya dan kepada semua orang lain. Kita semua mewarisi kuasa kematian ini.

Kita tidak hanya mewarisi kematian; kita juga mewarisi dosa karena kita semua ada di sana di dalam Adam. Itulah dosa asal. Kejatuhan bukan hanya mempengaruhi kehidupan moral manusia dan juga karena itu setiap bidang hubungan, tetapi itu juga mempengaruhi tanah itu, dan juga alam semesta fisik. Dan Roma 8 mengatakan bahwa seluruh ciptaan mengeluh di bawah kutukan ini. Disintegrasi, kematian, dan semuanya itu di seluruh alam semesta kembali kepada Kejadian 3.

Orang psikolog menolak dosa karena mereka ingin meninggikan manusia, dan mereka ingin menghilangkan Allah. Jadi, karena mereka menolak dosa, mereka tidak memiliki penjelasan mengapa manusia adalah sebagaimana adanya. Mereka mendiagnosisnya salah sepenuhnya, jadi mereka benar-benar tidak menolong. Dan apakah yang kita lakukan? Kita membentuk hukuman yang lebih keras, hukum tiga kali: tiga tindakan pidana berat berturut-turut dan Anda masuk penjara seumur hidup.

Budaya kita telah berperang bukan hanya melawan dosa, tetapi juga segala sesuatu yang didefinisikan sebagai dosa. Semuanya hanya adalah pilihan gaya hidup; tidak ada dosa. Jadi, budaya kita telah berperang terhadap dosa dan akibatnya juga berperang dengan rasa bersalah. Gagasan tentang rasa bersalah dianggap sebagai sesuatu yang kuno, usang, dan tentu tidak sehat. Jika Anda merasa bersalah tentang hal-hal tertentu, lakukanlah saja dan terus lakukan itu sampai Anda tidak merasa bersalah lagi.

Kita memiliki banyak hal seperti itu di masyarakat kita, selalu menyalahkan orang atau sesuatu yang lain. Dan ketika anak-anak tidak taat, mereka dianggap hiperaktif atau mereka memiliki sindrom defisit perhatian, atau sindrom apa pun yang dapat mereka temukan sehingga mereka dapat menjual obat yang ingin dijual kepada mereka. Dan ketika seseorang melakukan dosa moral, mereka mengatakan bahwa mereka kecanduan seks, dan kemudian mereka disebut pecandu seks dalam pemulihan.

Dan mereka katakan, ingatlah, Anda tidak akan pernah benar-benar pulih, jadi jangan merasa buruk jika Anda jatuh di sana-sini. Segala sesuatu yang salah dengan umat manusia digambarkan sebagai sejenis penyakit. Itulah cara yang dipilih dunia untuk menghindari masalah ini. Semua orang politisi, semua moralis, dan semua orang universitas berusaha untuk memperbaiki masyarakat, dan itu tidak dapat dilakukan oleh orang-orang ini karena mereka tidak pernah berurusan dengan realitas dari apa yang ada di dalam hati orang.

Menarik juga apa yang para sarjana Yahudi dan komentator Yudaisme menyimpulkan tentang Kejadian 3. Yudaisme selalu menolak adanya kebejatan dosa dalam manusia yang diwarisi dari Adam. Mereka percaya bahwa apa yang dilakukan Adam, adalah karena dia memilih untuk melakukannya. Tidak ada kebejatan yang turun temurun. Begitulah cara mereka mempertahankan ada keselamatan melalui perilaku kebenaran karena mereka tidak memiliki doktrin kebejatan manusia.

Mereka memahami bahwa dosa Adam mempengaruhi Adam, dan kita semua memiliki pilihan yang sama, baik untuk mematuhi Allah atau tidak mematuhi Allah. Memang benar, gagasan bahwa dosa Adam telah mendatangkan kematian pada semua umat manusia itu diketahui dalam ajaran Yahudi, tetapi rujukannya selalu mengarah pada kematian jasmani. Dan ini tidak ada hubungan dengan kematian rohani yang menurut doktrin Kristen mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diselamatkan kecuali melalui iman kepada Juruselamat yang telah bangkit.

Mereka mengerti pesan Kekristenan, tetapi mereka ingin memotongnya di bagian depan. Mereka ingin menyangkal adanya dosa asal sehingga mereka dapat menyangkal bahwa manusia berada dalam kondisi yang mengharuskan Yesus Kristus menjadi Juruselamat mereka. Dan mereka percaya itu, mereka mengajarkan: “Karena itu manusia dapat mencapai penebusannya sendiri dengan penyesalannya sendiri.” Orang Yahudi tidak membutuhkan seorang Juruselamat untuk menyelamatkan mereka. Namun bukan itu yang diajarkan Alkitab.

Alkitab dengan jelas menunjukkan ini adalah tempatnya kejahatan dimulai. Dan Perjanjian Baru itulah yang memberi kepastian itu. Orang Kristen Scientist mengatakan bahwa dosa hanyalah ilusi. Tidak. Kaum liberal mengatakan bahwa dosa hanyalah keterbatasan; menjadi manusia berarti berbuat salah. Dan para filsuf dualistik mengatakan bahwa dosa adalah kedagingan yang bertentangan dengan roh, yang murni. Nah, semuanya salah. Kita akan mendapatkan pemahaman alkitabiah tentang dosa dalam penelitian kita.

Marilah saya memberi Anda definisi tentang dosa pada saat ini. Dosa adalah setiap ketidaksesuaian pribadi dengan karakter moral Allah. Jadi, dosa adalah sifat hati yang bengkok. Ia berpikir jahat, ia berbicara jahat, ia bertindak jahat, dan tidak berbuat baik. Marilah saya memberi Anda keempat cara ini karena itu adalah empat cara di mana Anda berdosa: Anda berdosa dengan berpikir jahat, berbicara jahat, dan bertindak jahat, atau mengabaikan yang baik.

Sekarang, sebelum kita melihat tujuh ayat itu, saya ingin supaya Anda memiliki pemahaman tentang teologi dosa, karena ini perlu sekali untuk pemahaman kita. 1 Yohanes 3:4 mengatakan, “Dosa adalah pelanggaran hukum Allah.” Itu hidup seolah-olah tidak ada hukum Allah. Roma 14:23, “Apa pun yang dilakukan tanpa iman adalah dosa.” 1 Yohanes 5:17, “Semua ketidakbenaran adalah dosa.”

Jadi, ketika Anda melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepercayaan sejati dan iman kepada Allah; itu dosa. Ketika Anda tahu untuk melakukan yang benar dan tidak melakukannya, itu dosa. Ketika Anda tahu sesuatu yang menyenangkan Allah, sesuatu yang Allah perintahkan, dan Anda tidak melakukannya; itu juga dosa. Semua ketidakbenaran adalah dosa. Semua dosa adalah pelanggaran hukum. Dan dosa adalah pelanggaran apa pun terhadap karakter moral Allah atau hukum-Nya.

Di mana hukum Allah diungkapkan? Di dalam Alkitab. Standar kita untuk moralitas ditentukan oleh Alkitab. Pandangan kita tentang kejahatan, pandangan kita tentang keadilan semuanya datang dari Alkitab. Pernah ada perilaku tertentu yang dianggap melanggar hukum. Tetapi itu berubah dengan cepat. Itu berubah dalam dunia seksual, dalam homoseksualitas, di dunia aborsi, dan euthanasia dan banyak bentuk lainnya.

Masyarakat kita semakin tenggelam dalam dosa, dan menjauhkan diri secara konsisten dan sepenuhnya dari Firman Tuhan. Yang tersisa hanyalah tradisi, dan tradisi dapat digulingkan oleh pemilihan suara, itu akan digulingkan ketika orang-orang ingin menggulingkannya. Bagaimana kita memberitahu masyarakat kita tentang seorang Juruselamat yang akan menyelamatkan mereka dari dosa pada saat definisi mereka tentang dosa pada dasarnya tidak ada?

Dalam Roma 1:21, Paulus berkata, “Bahwa murka Allah terungkap dari surga karena ketika mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah. Tidak ada yang bersyukur.” Allah telah memberikan hikmat kepada kita. Itu adalah Allah yang memberi kita kapasitas untuk memelihara satu sama lain dan memiliki hubungan. Allah mengelilingi kita, orang-orang berdosa, dengan belas kasihan, jadi berimanlah kepada-Nya. Marilah kita berdoa…



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content