Tujuan yang Berkomitmen

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Tujuan yang Berkomitmen

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2017 · 3 December 2017

Kami telah mempelajari KPR, yang adalah sejarah gereja di dalam tahun-tahun permulaan mulai dari Yerusalem sampai waktunya didirikan dan dibentuk di Roma. Jadi ini adalah keluasan Kekristenan sejak mulai di Yerusalem yang menjalar ke seluruh dunia non-Yahudi sampai ke Roma. Sejarah gereja itu bukan sejarah kejadian, tetapi sejarah orang-orang.

Katalis gereja di tahun-tahun awal adalah Petrus. Dan segera setelah itu, kami bertemu dengan orang-orang seperti Stevenus dan Filipus. Kemudian ada orang lain yang tidak disebut namanya. Kemudian kami bertemu dengan Rasul Paulus. Dan mulai dengan KPR 13, semuanya adalah tentang Paulus. Dan kami melihatnya dalam kombinasi dengan Barnabas, Silas, Timotius dan Lukas. Sekarang Paulus memenuhi sisa buku KPR dengan pelayanannya.

Pada waktu kami tiba di KPR 21, dia menyelesaikan perjalanan misinya yang ketiga. Dia lagi dalam perjalanan pulang ke Yerusalem. Dan terjalin ke dalam sejarah dan narasi ini ada prinsip-prinsip yang berlaku untuk kehidupan. Jadi buku KPR telah menjadi bagi kami semua, instruksi pengajaran yang berharga dan praktis tentang kehidupan gereja dan orang-orang percaya didalamnya.

Dan kami telah melihat teladan bukan peraturan, dan prinsip-prinsip indah yang berlaku untuk kehidupan kami. Dan didalam KPR 21:1-15 kami telah melihat keberanian keyakinan sebagai suatu titik fokus. Paulus adalah pria penuh keyakinan, dan keyakinan itu perlu di transfer kepada kami. Kita bukan hanya membicarakan komitmen, namun lebih tentang kehidupan yang berkomitmen.

Kita dapat belajar lebih banyak berdasarkan apa yang Paulus lakukan dari pada apa yang dia katakan. Yang menyebabkan ini begitu berkuasa adalah karena dia melakukan apa yang dia katakan. Saat kita mempelajari surat-surat Paulus, kita mendapatkan semua nasihat it, dan itu memang baik. Namun saat kita mempelajari KPR, kita dapat mengatakan, “Orang ini percaya itu. Dia menjalankannya. Dan inilah hasilnya.” Jadi informasi ini dapat diapplikasikan.

Nah Paulus menunjukkan komitmennya di KPR 20:22-24, “Sekarang untuk mentaati perintah Roh Allah, saya pergi ke Yerusalem. Dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya di sana. 23 Saya hanya tahu bahwa di tiap-tiap kota, Roh Kudus sudah dengan tegas memberitahukan kepada saya, bahwa saya akan masuk penjara dan akan menderita. 24 Tetapi saya tidak peduli dengan hidup saya ini, asal saya dapat menyelesaikan tugas yang dipercayakan Tuhan Yesus kepada saya untuk memberitakan Injil tentang anugerah Allah.”

Paulus mengatakan, “Saya memiliki pelayanan yang diberikan Tuhan kepada saya. Saya akan menyelesaikan pelayanan itu tanpa menghiraukan biayanya.” Nah masalahnya ini: Apakah Anda bisa mempraktikkan apa yang Anda baru khotbahkan? Yang dipertaruhkan adalah masalah ketuhanan tertinggi Yesus Kristus di dalam kehidupan orang yang percaya. Ini mengenai ketundukan saya kepada supremasi-Nya dan ketaatan saya terhadap Ketuhanan-Nya.

Allah tahu apa yang Dia ingin kami lakukan. Dan kita diberikan kesempatan untuk memenuhi pelayanan itu. Pertanyaannya adalah apakah kita tunduk kepada Ketuhanan itu secara total dan dengan cara itu menyelesaikan tugas kita. Nah dedikasi mulai dengan keyakinan, kemudian kedua dengan keberanian untuk menyelesaikannya. Dan ada tingkat keyakinan atau komitmen yang berbeda.

Pertama, ada komitmen yang tidak lengkap. Dengan kata lain, Anda berkomitmen sampai pada suatu titik jika tidak terlalu menakutkan, atau jika itu tidak terlalu mengganggu jadwal saya, atau jika itu tidak bertentangan dengan keinginan saya sendiri. Sebagai contoh seseorang bernama Demas. Dia orangnya baik, karena Paulus tidak mungkin akan memilihnya untuk menjadi rekan kalau tidak..

Dan Paulus mengasihinya, yang menunjukkan sesuatu yang lain mengenai karakternya. Dan dia menemani Rasul Paulus dalam pelayanan tertentu dengan nampaknya cukup ketertiban dan kesuksesan. Namun kemudian Paulus mengatakan di 2 Timotius 4:10, “sebab Demas sudah meninggalkan saya karena mencintai dunia ini.” Jika Anda bergumul didalam hidupmu dimana Anda tidak menaati Ketuhanan Kristus, Anda tidak berkomitmen.

Tipe kedua adalah sebuah komitmen yang tidak tulus. Ini adalah komitmen lisan yang tidak diikuti. Petrus mengatakan, “Tuhan apapun yang akan terjadi, aku akan mati untuk-Mu.” Dan pada saat diberi kesempatan, dia menyangkal Kristus tiga kali. Itu kata tua yang dijelaskan di Alkitab dengan istilah kemunafikan. Ini hanya kata-kata saja tanpa ada tindakan. Ini semua pura-pura dan dangkal.

Sebuah ilustrasi klasik adalah pasangan bernama Ananias dan Safira di KPR 5, yang ingin diperlakukan sebagai orang saleh. Mereka mengatakan kepada gereja, “Kami akan memberikan seluruh hasil penjualan tanah kepada Tuhan.” Tetapi mereka hanya memberi sebagian saja, dan sisanya disimpan untuk mereka sendiri. Petrus mengatakan, “Kau berdusta kepada Roh Kudus.” Dan Allah mengambil nyawa mereka dan mereka kedua-duanya langsung mati. Banyak orang ingin tampil saleh tapi sebenarnya tidak.

Jenis ketiga adalah komitmen yang terputus-putus. Ini semua bergantung kepada hari apa Anda berbicara apakah mereka berkomitmen atau tidak. Dan bentuk ekstrim terdapat di gereja Efesus, di dalam Wahyu 2:4, “Tetapi ini keberatan-Ku terhadapmu: Kalian tidak lagi mengasihi Aku seperti semula.” Inilah pasang surut Kekristenan. Dan seringkali turunnya itu mengambil alih, dan mereka hanya bertahan pada tingkat rendah itu.

Pilihan Allah bagi umat-Nya bukanlah komitmen yang tidak lengkap, tidak tulus dan yang terputus-putus. Pilihan Allah adalah komitmen total, konstan dan penuh, dedikasi yang terus berlanjut, tidak peduli apa yang terjadi. Dan Paulus adalah orang seperti itu. Dia memiliki keyakinan, dan dia berkomitmen, dan dia tidak terpengaruh konsekuensinya apa, dia memiliki keberanian keyakinan.

Dan dia tidak memiliki Roh Kudus yang berbeda. Dia memiliki sumber daya yang dimiliki semua orang Kristen. Jadi jangan mengatakan, “Saya bukan Rasul Paulus.” Dia juga tidak mulai sebagai Rasul Paulus. Dia mulai sebagai Saulus dari Tarsus. Roh Kuduslah yang menjadikannya seperti itu. Dan Anda juga tidak ada apa-apanya, sama seperti saya, namun kami berdua memiliki Roh Kudus yang sama. Jadi dalam kuasa-Nya, Anda telah diberi kemampuan yang sama. Apakah Anda akan menggunakannya?

Allah ingin supaya kita semua memiliki keberanian keyakinan itu. Semua jenis komitmen yang lain tidak berguna. Yesus menentukan norma ketika Dia berkata di Lukas 9:23, “Orang yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingannya sendiri, memikul salibnya tiap-tiap hari, dan terus mengikuti Aku.” Komitmen itu berarti bahwa Anda mementingkan keinginan Allah saja, yang berarti menyangkal diri. Iya, tetapi itu hanya bagi raksasa rohani. Tidak, itu untuk orang Kristen normal, seperti Anda dan saya.

Kita melihat di dalam Paulus bahwa keberanian keyakinan memiliki empat fitur. Pertama, pengetahuan tentang tujuan. Anda tidak akan yakin untuk memenuhi sesuatu jika Anda tidak memiliki tujuan. Kedua, itu tidak dapat dialihkan. Ketiga, itu membayar harga apapun. Dan keempat, itu mempengaruhi orang lain. Paulus mengatakan, “Saya ingin mengenal-Nya.” Atau mungkin objektif itu adalah untuk hidup dalam Roh. Anda harus ada tujuan rohani.

Paulus adalah seseorang yang berkomitmen, tujuannya adalah Yerusalem. Dia akan tiba disana dengan persembahan itu. Apakah pentingnya mengantarkan uang itu? Iya, dia merasa itu penting untuk menyatukan gereja dan untuk memenuhi kebutuhan jemaat yang miskin di Yerusalem. Kedua, tujuannya tidak dapat dialihkan. Setelah ada komitmen, keberanian itu datang.

Paulus juga menggenapkan nubuatan. KPR 9:15-16 mengatakan, “Tetapi Tuhan berkata kepada Ananias, "Pergilah saja! Sebab Aku sudah memilih dia untuk melayani Aku, supaya ia memberitakan tentang Aku kepada bangsa-bangsa lain yang tidak beragama Yahudi dan kepada raja-raja serta kepada umat Israel juga. 16 Dan Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya semua penderitaan yang harus ia alami karena Aku." Allah berjanji untuk mengungkapkan kepada Paulus penderitaannya sebelum itu datang.

Sebenarnya Allah menegaskan kepada Paulus bahwa Dia masih berkuasa atas kehidupannya. Rencana Allah masih utuh meskipun dia tahu apa yang akan terjadi. Lihatlah, betapa baiknya Allah mempersiapkannya untuk itu? Allah terus saja menggenapi nubuatan selama ini. Jadi Paulus bukan tidak taat, Dia mengikuti pimpinan Roh Allah terus.

Nah didalam Alkitab ada banyak orang yang mengilustrasikan bahwa mereka tidak memiliki keberanian seperti itu. Orang seperti itu digambarkan di KPR 13. Disitu ada gereja orang non-Yahudi pertama di Antiokhia, dan pendeta-pendeta mereka adalah Barnabas, Simeon, Lukius, Menahem, dan Saulus. Mereka semua adalah orang yang diberkati Allah. Namun Allah ingin mengutus Paulus dan Barnabas untuk perjalanan misi.

Nah, mereka membawa seseorang bernama Yohanes Markus, yang merasakan ada panggilan untuk misi. Dan di KPR 13:13, “Dari Pafos, Paulus dan kawan-kawannya berlayar ke Perga di Pamfilia. Di situ Yohanes Markus meninggalkan mereka, lalu kembali ke Yerusalem.” Yohanes Markus melihat gunung Taurus itu dimana banyak perampok berdiam di gua-gua gunung itu, dan dia langsung berhenti.

Nah Paulus adalah orang yang kuat dan dia tidak bisa terima kelemahan di dalam orang lain. Jadi pada waktu dia mendengar saran untuk membawa Yohanes Markus lagi, dia menolak. Waktu akhir dia tidak berani untuk mengikuti mereka. Jadi Paulus dan Barnabas berpisah. Allah memakai itu untuk kemuliaan-Nya, karena sekarang Dia memiliki dua tim. Paulus mengambil Silas dan Barnabas mengambil Yohanes Markus dan pergi ke Siprius.

Ketiga, keberanian keyakinan rela membayar apapun juga. Disini Yohanes Markus gagal. Kebanyakan dari kita sudah melakukan itu berkali-kali juga. Mungkin itu hal sederhana seperti Anda tahu Anda harus membagikan Yesus Kristus kepada seseorang, tetapi karena ego Anda, Anda takut ditolak atau malu, jadi Anda menolak. Atau Allah ingin Anda ikut pelayanan, namun itu akan mengurangi waktu untuk mencari uang, dll.

Marilah kita kembali kepada KPR 21:7, “Kami berlayar terus dari Tirus sampai ke Ptolemais. Di sana kami pergi mengunjungi saudara-saudara yang percaya, untuk memberi salam kepada mereka, lalu tinggal sehari dengan mereka.” Jadi sekarang kapal mereka telah melintasi Laut Tengah dan berlabuh di Tirus. Dan mereka pergi dari Tirus 40 kilometer ke Ptolomais, dengan kapal atau dengan berjalan kaki. Mereka hanya ada satu hari disana, namun mereka menggunakan itu secara maksimal.

Paulus tidak membuang waktu. Anda bisa membayangkan bahwa dia mengajar mereka, bahwa dia berbagi dengan mereka, dia mendengar dan menyelesaikan beberapa masalah mereka. Dia bekerja dengan mereka, inilah jenis kehidupannya. Ini bukan jemaatnya, namun pada saat yang sama dia merasa ada kewajiban rohani untuk memaksimalkan waktunya bagi mereka.

Ayat 8, “Besoknya kami berangkat pula, lalu sampai di Kaisarea. Di situ kami pergi kepada penginjil yang bernama Filipus, lalu tinggal di rumahnya. Ia adalah salah satu dari ketujuh orang yang terpilih.” Kaisarea ada disebelah barat Yerusalem kira-kira 110 kilometer. Pada zaman Alkitab itu adalah pelabuhan Yerusalem, tidak sekarang. Hari ini Anda harus pergi ke selatan Kaisarea sekitar 20 menit ke pelabuhan Tel Aviv, yang adalah kota terbesar di Israel.

Kaisarea adalah kota Romawi, markas besar Pilatus dan tentara Romawi. Itu adalah kota benteng dan selama berabad-abad itu tetap seperti itu, bahkan sampai zamannya tentara salib. Dan orang-orang Yahudi bahkan menganggap itu kota asing, meskipun itu terletak di dalam wilayah Israel.

Kami masuk ke rumah penginjil bernama Filipus yang adalah salah satu dari tujuh orang. Tujuh orang mana? Tujuh orang di KPR 6. Masih ingat bahwa gereja pertama bertumbuh begitu cepat sehingga mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pada waktu KPR 4 sudah ada 20,000 orang di jemaat gereja Yerusalem. Jadi mereka memilih tujuh diaken di KPT 6:5, “Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus.”

Ini adalah Filipus yang sama yang juga disebut di KPR 8:5-8, “Filipus pergi ke kota Samaria dan memberitakan kepada orang-orang di sana tentang Kristus. 6 Ketika orang-orang mendengar Filipus berbicara dan mereka melihat keajaiban-keajaiban yang dibuatnya, banyak dari mereka mengikuti apa yang dikatakannya. 8 Maka orang-orang di kota Samaria itu gembira sekali.” Dan di KPR 8:40, “Namun Filipus sudah ada di Asdod. Dan ketika ia meneruskan perjalanannya, ia berkhotbah di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.”

Filipus adalah seorang penginjil. Ini satu-satunya waktu seseorang dinamakan itu. Dia mulai sebagai diaken dan sekarang dia penginjil. Ingatlah prinsip ini: Allah menghormati mereka yang setia dalam hal-hal kecil. Jika Anda mau digunakan Allah, biarkanlah Allah menangkat Anda ke dalam pelayanan di masa depan. Tetap setialah sekarang.

Paulus tiba di rumah Filipus dan berdiam bersamanya. Dan dia masih ada bebrapa hari sampai Pentakosta di Yerusalem. Tahukah Anda bahwa Filipus telah bertemu dengan Paulus secara tidak langsung 20 tahun yang lalu? Dalam keadaan apa? Ketika Paulus sedang menganiaya gereja, Filipus adalah salah satu yang lari keluar ke Samaria. Dan sekarang Filipus menjadi tuan rumah Paulus di rumahnya sendiri sebagai saudara seiman.

Bayangkan sukacita bertemu dengan penganiaya mula-mula dan mengetahui apa yang telah terjadi pada Paulus? Galatia 1:22-24 mengatakan, “Sampai pada saat itu jemaat-jemaat Kristen di Yudea masih belum mengenal saya secara langsung. 23 Mereka hanya mendengar orang berkata, "Orang yang dahulu menganiaya kami, sekarang memberitakan kepercayaan yang dahulu mau dimusnahkannya." 24 Maka mereka memuji Allah karena saya.”

Orang pertama yang memulai penginjilan orang bukan Yahudi adalah Filipus. Dia berkhotbah di Samaria kepada orang Samaria campuran. Dan saat berkhotbah disana, Roh Kudus berkata, “Saya ingin Anda pergi ke Gaza,” yaitu padang pasir. Dia taat dan disana dia bertemu dengan sida-sida Etiopia yang membaca Yesaya dan membawanya kepada Kristus dan membaptisnya. Itulah orang non-Yahudi pertama yang bertobat.

Jadi Filipus adalah pendahulu Paulus. Allah menggunakan Filipus untuk memulai apa yang dikembangkan Paulus. Dan dua pelayanan di gereja sekarang adalah penginjilan dan penggembalaan. Tugas seorang penginjil adalah untuk menanam gereja. Lihatlah apa yang terjadi. Ayat 9, “Empat orang anak gadisnya sudah diberi kemampuan oleh Allah untuk menubuat dari Allah.”

Nah, karunia nubuat berfungsi dalam dua kapasitas. Satu, dalam hal wahyu, dan dua, dalam hal memproklamirkan kebenaran. Mungkin Lukas, yang menulis KPR, mengisyaratkan keterlibatan mereka dengan dia. Dia tidak mengalami semuanya langsung, jadi Roh Kudus menggunakan wahyu untuk membawa itu kepadanya. Paulus setelah dipenjarakan dikirim kembali ke Kaisarea selama dua tahun.

Jadi Lukas punya waktu untuk berbicara dengan gadis-gadis ini. Ayah gereja mula-mula bernama Papius mengatakan bahwa anak perempuan Filipus itu terkenal sebagai informan tentang sejarah awal gereja. Sejarawan Usivius juga mengutip Papius untuk mendukung fakta bahwa keempat gadis ini digunakan untuk memberitakan wahyu Roh Kudus.

Masalah sebenarnya dalam keberanian adalah kata “kepercayaan.” Jika Anda tidak melaksanakan komitmen Anda, Anda tidak mempercayai Allah dan Anda telah menghina Allah karena Anda mempertanyakan kesetiaan Allah. Mohonlah kepada Roh Kudus untuk menolong Anda untuk menentukan tujuan Anda, kemudian hiduplah berkomitmen kepada tujuan itu, Amin? Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content