Penginjilan dan Pengorbanan

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Penginjilan dan Pengorbanan

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2017 · 5 November 2017

Seperti yang kita lihat, KPR 20 adalah kasih Paulus dalam tindakan, karena dia mengungkapkan kasihnya bagi Tuhan, dan kasihnya kepada gereja dengan pengorbanan dirinya dan dedikasinya terhadap pelayanannya. Apakah rahasianya dia begitu sukses? Keberhasilan rasul Paulus tidak ada hubungannya dengan metodenya secara langsung. Secara tidak langsung metodenya bertumbuh dari siapakah dia. Satu kata yang yang mengeja kesuksesan kepemimpinan adalah kata: contoh.

Tuhan Yesus Kristus mengajar berkali-kali dengan memberikan diri-Nya sebagai contoh. Perbuatlah kepada orang lain apa yang saya telah lakukan padamu. Dia mengungkapkan kasih-Nya dalam pelayanan dengan mencuci kaki mereka. Yesus menunjukkan apa yang mereka harus lakukan dengan melakukannya sendiri. Di KPR 1:1 Lukas mengatakan, “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus.” Jadi Yesus bukan saja mengajar tetapi Dia juga menjadi teladan.

Dan alasannya Paulus begitu sukses adalah bahwa dia adalah contoh yang bagus. Tidak ada celah kredibilitas antara apa yang dia katakan dan apa yang dia lakukan, Dan orang-orang berpola kehidupan mereka sesuai dengan dia. Dia mengatakan di 1 Korintus 11:1, “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” Kehidupan Kristen adalah meniru teladan Kristus dan kepemimpinan Alkitabiah adalah yang dicontohkan Paulus.

Selagi kita mempelajari KPR 20, kita menemukan wawasan besar tentang pelayanan efektif, dan mereka tidak terdaftar dalam sebuah daftar akademis. Mereka ada begitu saja di dalam hidupnya, dan itu merupakan kunci suksesnya. Kehidupan Kristen adalah apa yang Allah inginkan Anda menjadi dan kemudian membiarkan Roh Kudus bekerja melalui Anda. Paulus dipanggil Allah, dan dikuatkan Roh Kudus sehingga hidupnya kudus dan efektif.

Paulus melihat garis besar pelayanannya dalam empat dimensi yang berbeda: Dia melihat pelayanannya terkait kepada Allah, kepada mereka yang sudah selamat, kepada mereka yang terhilang dan kepada dirinya sendiri. Dan semua itu kaitan spiritual. Kepemimpinan ilahi adalah soal memberikan teladan yang benar. Di Roma 1:1 dia mengatakan, “Hamba Kristus,” namun di ayat 9 dia mengatakan, “Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku.” Dia bukan saja melayani Allah secara eksternal namun juga secara internal.

Nah mentalitas seorang pelayan adalah mematuhi perintah. Karena itu mentalitas seorang Kristen haruslah mematuhi perintah. Allah memberi perintah dan saya melakukannya, saya tidak kuatir reaksi apa akan terjadi, saya tidak kuatir apa yang akan dikatakan orang, saya tidak berusaha menyenangkan orang. Di Galatia 1:10 Paulus mengatakan, “Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Yesus Kristus.” Jadi dia berkata, “Saya harus melayani Allah.”

Dia mengatakan di KPR 20:19 kita harus “melayani Allah.” Namun bersama dengan dua ciri, “Dengan segala rendah hati dan banyak mencucurkan air mata dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.” Dia mengatakan ada dua hal yang harus mengikuti pelayanan itu, kerendahan hati dan penderitaan. Dan penderitaan itu datang dari dalam dengan tangisan dan dari luar dengan penganiayaan.

Kerendahan hati itu adalah dasar menjadi hamba. Anda tidak bisa menjadi hamba yang efektif kecuali Anda memandang dirimu lebih rendah dari pada majikanmu. Paulus mengatakan, aku bukan apa-apa, saya hanya ada disana supaya Allah dapat masuk kedalam hatimu. Saya hanya saluran, didalam saya tidak ada kemuliaan. Kita hanya ada disana sebagai pelayan, diochonos, yang berarti melayani. Kami adalah hamba-hamba, itu satu-satunya cara benar untuk melihat pelayanan kita.

Paulus menungkapkan hal ini di 1 Korintus 4:1, “Demikianlah hendaknya orang memandang kami.” Dengan kata lain, ketika buku-buku ditulis dan didalamnya ada nama kita, biarlah yang tercantum adalah bahwa kita “sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.” Apakah rahasia itu? Itu adalah sesuatu yang tersembunyi dan sekarang terungkap. Yaitu Alkitab, dimana banyak misteri diungkapkan. Kita adalah pramugara Alkitab.

Apakah pramugara itu? Nah, bayangkan Anda adalah pemilik rumah besar, dan supaya Anda mempertahankan bisnis Anda, Anda selalu harus bepergian. Anda akan menyerahkan seluruh operasi Anda kepada seseorang yang disebut pramugara. Dan orang ini akan mengatur segala hal. Dia akan memastikan bahwa semua orang tidak melakukan hal yang berlebihan sehingga ada kekurangan. Dia mengelola keseluruhannya bagi Anda sebagai pemilik.

Sebagai orang Kristen kita semua adalah pramugara dan Anda berada di dalam sebuah pelayanan. Mungkin saya Anda bukan pendeta, namun Anda adalah hamba Allah. Tidakkah Anda memiliki karunia-karunia roh? Pelayananmu adalah menggunakan dan menyebarkan karunia-karunia roh itu, dan jika Anda tidak setia melakukan itu, Anda adalah pramugara yang tidak setia. Kita semua telah dipercayakan barang untuk membawa berkat kepada mereka yang belum mengenal Allah dan mereka yang kita harus pelihara.

Karena itu satu cara baik untuk melayani sebagai pendeta adalah dengan berkhotbah secara ekspositori, karena dengan cara itu Anda akan memberitakan seluruh firman Allah. Itulah yang dikatakan Paulus di KPR 20:27, “Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.” Semakin banyak itu dilakukan, semakin sedikit Anda akan memiliki faksi-faksi, karena semakin sedikit orang salah menafsirkan apa yang Anda ajarkan. Nah, inilah hati Paulus dan inilah keinginan Allah.

Hanya ada tiga sumber kebenaran yang mungkin. Apakah mereka itu? Nah, yang satu adalah spekulasi manusia berdasarkan ilmu manusia. Itulah yang paling dipercaya kebanyakan orang. Mereka mengatakan sesuatu adalah benar jika itu dapat diulangi dan disahkan manusia. Dan dengan banyak informasi baru semua itu akan berubah terus. Banyak hal yang ada di Alkitab tidak bisa diulangi dan disahkan manusia dan adalah mujizat.

Kemudian ada orang yang mengatakan kebenaran itu adalah melalui institusi gereja yang tidak mungkin salah. Orang Roma Katolik telah memberitakan orang bahwa apapun Paus mengatakan, itu adalah benar. Namun tidak ada apa yang dinamakan manusia sempurna tanpa salah, kecuali Kristus. Banyak ajaran mereka berasal dari manusia dan ajaran itu terus dirubah sampai banyak ajaran mereka bertentangan dengan Alkitab.

Satu-satunya sumber kebenaran nyata adalah di Alkitab melalui wahyu alkitabiah. Allah itu benar dan Allah berbicara benar, jadi jika kita telah memiliki kebenaran-Nya, disitulah kita mendapatkan apa yang kita perlukan. Dan semua hal mengenai kebenaran ada disini di Alkitab. Namun Iblis bekerja keras untuk menimbulkan ketidakpercayaan di dalam peperangan rohani dimana-mana dengan menggunakan dunia, kedagingan kita dan dusta dia sendiri.

Pandangan Paulus terhadap pelayanan kepada orang terhilang adalah penginjilan. KPR 20:21, “aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.” Inilah kewajibannya kepada dunia. Dan disini terdapat Injil yang dia khotbahkan kepada orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. 1 Korintus 9:16 mengatakan, “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”

Injil itu berkaitan langsung kepada rencana penyelamatan, karya Kristus di kayu salib dan kebangkitan, dan pertobatan dari dosa dan iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Presentasi Injil dari Paulus selalu teliti, selalu lengkap, tidak pernah buruk dan tidak pernah ada sesuatu yang kurang. Ada dua sisi pesan Injil, sisi negatifnya adalah pertobatan ini.

Apakah artinya pertobatan itu? Nah, kata ‘metanoya” berarti berubah pikiran. Ini tidak berarti dia bertobat dengan perubahan arah sepuluh derajat. Tidak, ini berarti berputar 180 derajat, pergi dari satu arah ke arah sebaliknya, untuk mengevaluasi Kristus dan memutarbalikkan itu. Dan ini adalah pengalaman pertama manusia dengan penyelamatan. Ini bukan aspek pertama dalam penyelamatan, aspek pertama dalam penyelamatan adalah panggilan dari Allah, keputusan dari Allah.

Ada orang yang mengatakan bahwa Anda dapat diselamatkan tanpa pertobatan dari dosa. Ini tidak mungkin. Lukas 24:47 memberitakan kepada kita kepentingan pertobatan. Yesus mengatakan, “dalam nama-Ku berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa.” Jika hal itu tidak penting Dia tidak akan memerintah supaya itu dikhotbahkan kepada semua orang. Pertobatan juga sama dengan bagian keselamatan lain seperti pengampunan dosa, jika tidak, Dia tidak akan menggabungkannya dalam konteks yang sama.

Yesus mengatakan di Lukas 13:3, “jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara demikian.” Di 2 Petrus 3:9 dikatakan, “Tuhan sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”Harus ada pertobatan dari dosa. Pertobatan adalah tindakan sadar orang berdosa dimana dia berbalik dari dosa-dosanya dan menuju ke Allah. Dan ini berhubungan dengan tiga hal: Akal budi, emosi dan kehendak.

Pertama-tama, pertobatan mulai dengan intelek, Anda harus berubah pikiran, itulah arti kata itu. Sebagai ilustrasi lihatlah KPR 2:23, “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.” Karena mereka menghakimi, mereka berdosa dan mereka telah mengatakan bahwa Yesus itu palsu, Dia bukan Mesias kami.

Jadi Petrus didalam khotbahnya di KPR 2 mengatakan, saya ingin Anda merubah pikiran Anda mengenai Yesus. Jadi dia mendekati mereka secara intelektual, dan dia memberi mereka semua fakta-fakta dan semua nubutan yang telah digenapi, jadi sekarang ini menjadi hal intelektual. Dan di KPR 2:36 dia menyimpulkan, “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.”

Dengan kata lain, disini dia menyimpulkan, inilah fakta-fakta: Dia adalah Mesias apapun juga Anda pikirkan. Ini intelektual. Anda tidak bisa bertobat sebelum Anda tahu fakta-faktanya. Jadi dia mengatakan, secara intelek rubahlah pikiran Anda tentang Yesus. Gantikanlah evaluasi Anda, Anda mengatakan dia bukan Mesias, buktinya Dia Mesias, secara intelek rubahlah pikiranmu. Disitulah mulai semuanya, pertobatan mulai disitu, ketika Anda mendengar Injil dan Anda memutuskan, memang Kristus adalah siapa yang diklaim-Nya.

Kemudian ada bagain emosional. Pertobatan adalah respon emosional. Karena di ayat berikutnya di KPR 2:37, “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Mereka merasa putus asa karena mereka telah membunuh Mesias mereka. mereka telah melawan Allah dan mereka tahu hal itu. Setiap pertobatan tulen adalah reaksi emosional dari dalam.

Kemudian yang ketiga, dan inilah kuncinya, yaitu kehendak kita. Sama seperti orang yang terhilang yang mengatakan, saya berdiri disini di tempat babi, ayahku ada dirumah, dia memiliki segala sesuatu yang saya perlukan, dan dia akan terima saya. Jadi dia harus mengaktifkan kehendaknya. Dia harus bangun dan berangkat. Jangan keliru, pertobatan itu beda dengan penyesalan. Penyesalan adalah dukacita karena konsekuensi dosa. Namun pertobatan adalah mengutuk dosa yang membawa konsekuansi itu. Saya menyesal saya ditangkap itu berbeda dengan saya menyesal karena saya melakukan itu.

Iya, pertobatan sejati adalah yang kita bicarakan dan itulah yang dikhotbahkan Paulus. Supaya diselamatkan, Anda harus menunjukkan bahwa Anda secara intelek hidup melawan Allah. Kemudian roh Allah akan meyakinkan hatimu akan dosa dan kebenaran dan penghakiman, kemudian dengan menggunakan kehendakmu Anda berbalik dari dosa dan menuju kepada Allah. Jadi sisi negatif penyelamatan adalah pertobatan. Dan itu membawa kita kepada sisi positif.

Sisi positifnya diungkapkan Paulus di dalam KPR 20:21 dengan, “percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.” Berbaliklah dari dosa dan berpalinglah kepada Allah, kemudian percayalah kepada Yesus Kristus. Apakah artinya percaya kepada Kristus? Nah, itu berarti mengaku bahwa Anda adalah pendosa , Yesus adalah Mesias, dan Dia telah mengklaim hidup saya, dan saya akan memakai kehendakku dan berpaling kepada Kristus. Dan ketika Anda berpaling, itulah artinya percaya kepada Kristus.

Jadi Paulus mengkhotbahkan keselamatan, dia merasa itu di dalam hatinya untuk mengkhotbahkan hal itu. Terkadang saat kita memikirkan keberdaulatan Allah kita pikir, ah saya tidak perlu memaksakan hal ini dengan orang-orang, biar Allah melakukan itu. Di 2 Korintus 5:20, Paulus mengatakan, “kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” Paulus memohon kepada orang-orang, untuk mencoba mereka datang kepada Kristus.

Jadi pandangan Paulus adalah terhadap pelayanan kepada Allah, pelayanan; terhadap gereja, mengajar; terhadap yang terhilang, penginjilan; dan akhirnya terhadap dirinya sendiri, pengorbanan. Lihatlah KPR 20:22-23, “Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ 23 selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.”

Paulus hanya ada satu alasan untuk hidup dan itu adalah menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan Allah dan dia hanya ingin menyelesaikannya. Namun hal ierakhir dalam daftar prioritas Paulus adalah penyelamatan diri. Dia mengatakan, “jangan kuatir saya ditangkap, biar saya mati jika itu kehendak Allah, saya hanya ingin melakukan apa yang Dia perintahkan.” Itu adalah kombinasi iman dan keyakinan.

Ayat 24, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.” Dia mengatakan saya disini hanya untuk satu alsan, yaitu untuk menyelesaikan Tugas yang diberikan Tuhan kepadaku. Seluruh pandangan terhadap dirinya dalam pelayanan bgi Paulus adalah pengorbanan.

Dengarkanlah apa yang Paulus katakan tentang Epafroditus di Filipi 2:29-30, “Jadi sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia. 30 Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku.” Orang-orang sekarang berkata, jangan bekerja berlebihan, kita perlu tidur dan makan secukupnya.

Kapan terakhir kali Anda mengorbankan diri untuk sesuatu? Yang saya maksud adalah kenyamanan, uang dan waktu. Kami benar-benar menjalani kehidupan santai di dalam kekristenan Amerika. Pada hari Minggu kita semua memakai pakaian minggu kita dan puncak Kekristenan kita adalah waktu kami pergi retret. Jika Anda memandang Kekristenan sebagai liburan, Anda ada masalah besar.

Nah Paulus mengakhiri dengan kata-kata ini di ayat 25, “Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah.” Iya, saya telah melepaskan tanggung jawab saya, apapun yang terjadi sekarang terserah Allah. Ayat 27, “Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.” Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content