Melayani dan Mengajar

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Melayani dan Mengajar

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2017 · 22 October 2017

Marilah kita melihat pandangan Paulus tentang pelayanannya sendiri. Banyak orang hebat tidak pernah menyelesaikan apa yang mereka mulai. Ada patung yang belum selesai, ada lukisan yang belum selesai, buku yang belum selesai, simfoni yang belum selesai, dll. Namun hidup ini kejam dalam hal itu. Bagi mereka yang tidak percaya Allah tidak ada jaminan bahwa mereka dapat menyelesaikan apa yang mereka impikan.

Namun itu tidak demikian bagi orang Kristen. Allah memberikan orang Kristen waktu untuk menyelesaikan pelayanan yang diberikan-Nya. Ketika Allah memanggil Anda, Dia bukan saja memberikan Anda karunia Roh, Dia bukan saja membuka pintu, Dia bukan saja memungkin ada pelayanan itu, namun Dia juga akan memberikan Anda waktu untuk menyelesaikan itu. Itu adalah kesaksian Paulus.

Di KPR 20:22-23, “Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ 23 selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.” KPR 20:24, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.”

Paulus tahu bahwa waktu yang dia miliki terbatas, dan bahwa dalam waktu itu dia akan meneyelesaikan pelayanannya. Dia memiliki kepercayaan itu, karena dia mengejarnya dan dia percaya Allah mengizinkan dia untuk menyelesaikannya. Allah menentukan batas hidup setiap orang secara berdaulat. Dan jika Allah memanggil Anda kepada pelayanan, didalam kerangka keberdaulatan itu, ada kemungkinan untuk penyelesaian.

Tetapi jika orang Kristen tidak menyelesaikan pelayanannya, itu bukan masalah kekurangan waktu, itu masalah kegagalam dari dia untuk menggunakan waktunya dengan baik. Paulus mengatakan dua kali, “menebus waktu.” Menebus berarti membeli waktu, dan itulah yang dilakukan Paulus, dia ingin memakai setiap waktu secara maksimal. Dia tidak membuang waktu. Jadi Paulus menggunakan setiap waktu dalam hidupnya supaya dia dapat menyelesaikan pelayanannya.

Disini ada beberapa pikiran tentang waktu. Di Pengkhotbah kadang-kadang kebijaksanaan manusia bertemu dengan kebijaksanaan Allah. Lihatlah Pengkhotbah 3:1, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk ada waktu untuk setiap tujuan di bawah langit.” Sama seperti Allah membimbing segala faktor lain dari keberadaan, Dia membimbing waktu di Pengkhotbah 3:2, “Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal.” Batas kehidupan manusia diciptakan secara berdaulat oleh Allah.

Pengkhotbah 3:17, “Berkatalah aku dalam hati: "Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya.” Allah memberi waktu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. Di KPR 17:26, Paulus berkhotbah di Mars Hill dan berkata, “Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan waktu yang telah ditentukan sebelumnya bagi mereka.”

Di KPR 20, kita melihat Paulus sebagai orang yang berlari melawan waktu untuk menyelesaikan pelayanannya. Ada yang mengatakan, Anda tidak pernah akan dapat menyelesaikan pekerjaanmu. Mengapa? Karena begitu banyak lagi pekerjaan harus diselesaikan. Namun Allah tidak minta supaya aku memenangkan semua orang di dunia. Allah menempatkan kita di tempat kecil ini dan mengatakan, inilah daerahmu, cakuplah itu.

Ketika rasul Paulus mengakhiri kehidupannya di 2 Timotius 4:6 dia mengatakan, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.” Dia mengatakan Tuhan, saya rela mati sekarang. Bagaimana dia tahu dia akan mati? Ayat 7, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” Dia masih ada sedikit waktu anugerah. Dia telah menyelesaikan pertandingan.

Marilah kita melihat sekarang KPR 20:17, “Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.” Paulus pada perjalanan misi ketiga pamitan kepada orang yang dikasihinya di daerah timur Mediterania. Kapal itu berhenti disana untuk beberapa hari dan dia ada kesempatan untuk memanggil para penatua di Efesus yang jauhnya 40 kilometer. Inilah murid-muridnya sendiri, dia memenangkan mereka ke Kristus dan dia mendirikan gereja itu.

Dan selama tiga tahun dia membimbing mereka dan mengajarkan mereka dan mereka bertumbuh terus sehingga ada banyak orang Kristen dewasa. Dan dari kelompok itu bangunlah pria yang dipanggil Allah untuk memimpin, Mereka penatua atau pendeta-pendeta yang mampu dan yang dewasa. Inilah pola Alkitabiah untuk gereja, Anda menumbuhkan kepemimpinan Anda sendiri. Dan Paulus melakukan itu dan sekarang dia menyerahkan gereja itu kepada mereka untuk memeliharanya.

Nah, ceramah Paulus, di ayat 18, adalah satu-satunya pidato di KPR yang Paulus berikan kepada orang Kristen. Semua pesan yang lain adalah kepada orang-orang yang tidak percaya. Seluruh bagian kecil ini adalah seperti kombinasi dari kata-kata Paulus. Semua frase yang khusus Paulus semua muncul di bagian ini. Sepertinya dia menggabungkan semua yang dia telah tuliskan. Jadi disini Paulus berbicara kepada orang yang percaya.

Ayat 18, “Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini.” Dia mengatakan sejak semula Anda sudah tahu bagaimana pelayananku itu berfungsi. Jadi disini mungkin dia membela diri melawan orang-orang yang telah mencoba menjatuhkannya. Atau ini mungkin ini hanya caranya dia menunjukkan pola pelayanannya.

Marilah kita melihat ayat 19, “Dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.” Paulus disini mengatakan ada empat cara saya melihat pelayananku, bagi Allah saya melihat itu sebagai pelayanan kepada Kristus; bagi gereja saya melihat itu sebagai mengajar; bagi mereka yang terhilang saya melihat itu sebagai pengabaran Injil; dan bagi saya sendiri, saya melihatnya sebagai pengorbanan.

Nah, marilah lihat pertama: untuk Allah. Paulus melihat pelayanannya sebagai pelayanan untuk Kristus. Dan kita harus melihat pelayanan kita juga sama. Ayat 19, kata utama adalah: melayani Kristus. Di KPR 27:23 Paulus mengatakan, “tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku.” Pelayanan Paulus terutama adalah pelayanan kepada Kristus.

Jika fokus pelayanan Anda adalah untuk menjadi populer di kalangan orang, Anda sudah salah. Masih ingat di Galatia 1, Paulus marah kepada mereka. Orang-orang Yahudi menuduh Paulus dia tidak memaksa mereka mengikuti hukum dengan sunatan, karena dia ingin menjadi populer. Jadi Paulus menjawab kritik mereka di Galatia 1:8, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.”

Apakah saya kelihatannya menyenangkan manusia ketika saya mengutuk mereka? Anda harus memilih dalam pelayanan, apakah Anda akan melayani Allah atau melayani manusia. Lakukanlah yang benar dan biarlah Allah mengurus konsekuensinya. Apapun itu, berikanlah kepada Yesus Kristus, dan pertimbangkanlah kewajiban itu seolah-olah Kristus berdiri di ruangan itu, karena memang Yesus Kristus benar-benar ada dan kita mewakili Dia.

Namun bukan hanya dalam apa yang Anda lakukan di gereja dan apa yang Anda lakukan dalam pelayanan. Lihatlah Efesus 6:5, “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus,” Anda harus bekerja di tempat pekerjaan Anda seolah-olah Anda bekerja untuk Tuhan Yesus sendiri.

Allah mengatakan bahwa kita harus melayani siapapun yang menjadi majikan kita, meskipun dia bukan orang Kristen, seolah-olah dia adalah Yesus Kristus sendiri. Itulah kewajiban kita sebagai orang Kristen. Segala sesuatu yang Anda lakukan dari saat Anda bangun sampai Anda tidur di malam hari adalah pelayanan kepada Yesus Kristus. Tidak ada bedanya itu masalah sekuler atau suci.

Anda berkata, tetapi saya tidak bekerja dalam pelayanan, saya hanya ahli mesin. Itu juga pelayanan untuk Kristus. Pelayanan kita tidak kalah kepribadiannya daripada jika Yesus sendiri adalah atasan kita, dan ingat, saya melayani Dia, bukan manusia. Saya tidak berusaha dalam pelayanan saya untuk mengatakan apa yang semua orang ingin mendengar. Banyak hal tidak dibicarakan karena orang-orang tidak mau menyinggung atau menyakiti hati orang yang memberi uang paling banyak.

Dalam pelayanan, sebagai hamba Yesus Kristus, itu semua adalah masalah tanggung jawab. Tetapi kewajiban yang paling besar adalah kewajiban untuk mengajar. 2 Timotius 2:15 mengatakan, “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” Ketika saya mempersiapkan khotbah, pikiran saya adalah, apakah Allah berkenan, bukan apakah jemaat senang mendengarnya.

Nah pelayanan untuk Kristus diberikan dengan dua hal. Ayat 19, “dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan.” Adalah satu hal untuk menjadi pelayan, suatu hal lain adalah untuk memiliki semangat seorang hamba. Melayani Tuhan haruslah dilakukan dengan segala kerendahan hati, dan ini panggilan penting, sesuatu yang Anda senang melakukan dengan semangat sebagai hamba. Bukan saja pelayanan, tetapi dengan kerendahan hati dalam roh pelayanan.

Di 2 Korintus 3:5-6 Paulus mengatakan, “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah itu pekerjaan kami sendiri, kesanggupan kami adalah dari Allah. 6 Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Satu-satunya alasan kita memiliki kemampuan untuk melakukan apapun juga adalah karena Dia.

Tetapi ada hal kedua di ayat 19, “Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.” Melayani Tuhan memerlukan kerendahan hati dan juga penderitaan. Contoh sempurna adalah Yesus hamba yang menderita dari Yesaya 53. 1 Petrus 5:8-9 mengatakan, “Berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. 9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”

Jadi semua yang hidup ilahi di zaman kini akan mengalami penganiayaan. Ada dua bidang darimana penderitaan itu datang. Dia ayat 19, “dengan mencucurkan air mata,” itu penderitaan dari dalam. Dan pencobaan, itu adalah penderitaan dari luar. Paulus seringkali menangis. Mengapa? Karena dia merasa terpukul ketika Allah tidak dihormati, dia berduka cita ketika melihat hal-hal seperti itu di dunia.

Ada tiga hal yang menyebabkan Paulus menangis: Satu, karena orang-orang terhilang. Roma 9:2-3 mengatakan, “Aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. 3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.” Dia mengatakan, saya ingin dikutuk sendiri jika Israel bisa diselamatkan.

Kedua, dia menangis karena orang Kristen duniawi. 2 Korintus 2:4 mengatakan, “Aku menulis kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucurkan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua.” Saya menulis sambil menangis karena keduniawian Anda dan inkonsistensi Anda.

Ketiga, dia menangis karena guru-guru palsu, karena mereka merusak karya Allah. Di KPR 20:31 dia mengatakan, “Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.” Filipi 3:18, “Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.”

Ada juga penderitaan dari luar di KPR 20, orang-orang Yahudi merencanakan untuk membunuhnya. Itulah saat di dalam hidupnya dia menulis 1 Korintus 15:30 dimana dia mengacu kepada beberapa masalah. Dia mengatakan, “kami setiap saat berada di dalam bahaya. Kemudian di ayat berikutnya, “tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut.” Orang Yahudi terus menerus merencanakan untuk membunuhnya, mereka memandang dia sebagai bidah, sebagai ancaman terhadap agama mereka.

Menderita hanyalah bagian dari menjalani kehidupan kudus dalam dunia yang tidak kudus. Anda bisa menentukan keefektifan Kristen Anda dengan ombak yang Anda buat. Kalau tidak ada ombak, kemungkinan besar Anda tidak efektif. Haruslah ada reaksi oleh sistem yang tidak percaya Allah melawan Anda. Allah melihat prioritas Anda dalam melayani Kristus dan kerendahan hati Anda dan kemauan Anda untuk menderita.

Hal kedua yang dipentingkan Paulus dalam pelayanan gereja adalah mengajar. KPR 20:20, “Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu.” Dia mengatakan di ayat 20, “aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna.” Paulus tidak pernah melalaikan sesuatu meskipun itu mungkin menyinggung seseorang.

Bagian manakah Firman yang berguna? 2 Timotius 3:16 mengatakan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Daud mengatakan di Mazmur 40:10, “Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar.”

Yehezkiel 33:7-8, “anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku. 8 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! --dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.”

Implikasi disini adalah bahwa pendeta Kristen bertanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran Allah atau berdiri ditempat hukuman kalau itu tidak dilakukan. Dan jika orang itu mati di dalam dosanya, mungkin Anda akan dihukum karena Anda tidak menyampaikan berita itu. Jadi Anda akan dihukum karena tidak melayani orang itu.

Perhatikanlah dia mengajar dengan dua cara: Secara umum di sinagog dan dua tahun di rumah Tyranus. Paulus tahu mengajar itu satu hal, namun mengajar pemahaman Alkitab dirumah kepada keluarga untuk mengapplikasikan kebenaran rohani itu adalah hal lain. Pelayanan Kristen itu didepan umum, namun Anda perlu membawa itu ke rumah orang dan hidup orang dan membuatnya bermanfaat.

Paulus pergi ke rumah-rumah karena memang dia peduli, dia terlibat, dan pelayanannya dapat diuji dalam hidup Anda berdasarkan kebenaran itu, dan itu berfungsi. Kewajiban kita terhadap Allah adalah untuk melayani-Nya. Kewajiban terhadap gereja adalah untuk mengajarkan jemaat gereja, entah itu dilakukan di depan umum atau secara pribadi, ajaran itu harus dikuatkan dan itu harus berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content