Pergilah pada Misi untuk Tuhan

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Pergilah pada Misi untuk Tuhan

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2016 · 11 December 2016
Kisah Para Rasul 14:21-28

Tema ini adalah kualitas misionaris yang besar, dan dalam ayat-ayat ini kita menemukan dari cerita ini prinsip-prinsip yang adalah kualitas pelayanan yang efektif. Kami sedang mengikuti Paulus dan Barnabas yang telah berjalan di Galatia dan melayani Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi pada waktu gereja berkembang. Dan kita melihat ada fitur yang keluar dari teks ini yang menunjukkan kepada kita faktor-faktor keberhasilan.

Ini bukan ceramah mengenai faktor-faktor keberhasilan namun sebuah ilustrasi dari hal itu. Yesus mengatakan di Matius 28:19, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku,” dan itulah panggilan bagi orang-orang percaya yang masih tetap ada. Selanjutnya Yesus mengatakan di KPR 1:8, “kamu akan menjadi saksi-Ku.” Jadi ini bukan opsi, ini adalah pernyataan fakta. Semua orang percaya setelah menerima Roh Kudus akan menjadi saksi. Masalahnya hanya kesaksian seperti apa akan kamu berikan.

Kristus menginginkan orang-orang Kristen yang setia supaya mereka mendedikasikan diri untuk melaksanakan Amanat Agung dengan tekun dan sukses. Namun pada saat Anda mempelajari sejarah gereja selalu orang yang melakukan itu adalah minoritas. Kadang-kadang dalam beberapa periode dalam sejarah gereja ada pria dan wanita yang benar-benar muncul, dan kemudian ada massa orang Kristen yang hilang dalam kabut yang tidak melakukan apa-apa.

David Livingston sangat mempengaruhi benua Afrika terhadap Allah. Willaim Carey membawa kuasa transformasi penebusan Kristus secara efektif kepada jutaan orang di India. William Booth mulai di daerah kumuh di London permulaan gerakan evangelis yang dikenal sekarang sebagai Bala Keselamatan. Satu individu dikuasai Roh Kudus telah berdiri di waktu yang berbeda-beda dan mencetak jejaknya di dunia.

Sementara mayoritas gereja sedang tidur, ada orang-orang besar yang telah merubah sejarah bagi Allah. Apakah perbedaannya diantara orang Kristen yang berusaha melakukan hal-hal dan orang Kristen yang tidak tahu apa yang sedang terjadi? Nah, jawabannya ada di KPR 14 ini dan juga di tempat-tempat lain di Alkitab. Namun itu pasti ada disini karena dalam bab ini ada paling sedikit delapan kualifikasi seorang misionaris yang sukses.

Dunia ini masih dipengaruhi apa yang dituliskan Paulus. Nah dari catatan perjalanan mereka di Galatia ini mengalir beberapa prinsip yang menunjukkan kebesaran mereka, dan prinsip-prinsip ini akan menolong kami mengerti apa perbedaannya dalam pengalaman orang Kristen. Nah marilah kita mengulas itu kemudian mendiskusikan tiga hal yang paling akhir dalam bab ini.

Kunci pertama untuk sukses adalah menggunakan karunia roh mereka dalam bidang-bidang dimana mereka dikaruniakan Roh Kudus. Dan meskipun kami tidak memiliki karunia khusus dalam berkhotbah, kami perlu melayani dalam semua bidang lain juga. Contoh, kita semua mungkin tidak memiliki karunia penguatan namun kita semua dipanggil untuk memberi semangat kepada orang lain. Kita tidak semua memiliki karunia mengajar namun kita semua harus rela memberi kesaksian tentang Kristus.

Nah pertama, Paulus dan Barnabas berfungsi sesuai dengan karunia-karunia roh mereka dalam berkhotbah, mengajar, penguatan dan administrasi di KPR 14. Kedua kita melihat bahwa mereka sukses karena mereka berani. Jika Anda tidak bisa mengatasi tantangan, Anda pasti tidak bisa berhasil karena selalu akan ada tantangan. Hal ketiga yang kita lihat yang intrinsik untuk sukses adalah kuasa ilahi, kami tidak bisa berfungsi atas kekuatan kami sendiri.

Titik keempat yang kita lihat adalah kerendahan hati. Nah Paulus dan Barnabas sama sekali tidak ingin ditinggikan. Mereka adalah pelayan yang rendah hati. Ketika Anda merasa bangga, Anda harus ingat dari mana Anda itu berasal. Yesaya 51:1 mengatakan, ketika Anda merasa bangga, ingatlah “lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali.” Amsal 18:12, “Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.”

Ada hal kelima yang kita telah pelajari yaitu ketekunan. Tidak ada orang yang dapat memberhentikan Paulus. Mereka mencoba untuk memberhentikannya dengan upaya sekuat mungkin. Ayat 19, “Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.” Mereka mencoba untuk membunuhnya dengan batu.

Ayat 20, “Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.” Ada perdebatan tentang apakah Paulus telah mati dan dibangkitkan atau dia hampir mati dan sadar kembali. Menurut saya dia tidak mati. Alasan utama adalah kata ‘menyangka’. Dikatakan di ayat 19, “mereka menyangka, bahwa ia telah mati.” Kata menyangka digunakan terutama dalam ‘menyangka salah.” (contohnya di Matius 5:17; Matius 10:34; KPR 16:27 dan KPR 17:29) Ini bukan mujizat kebangkitan, namun mujizat restorasi.

Robert Morison dari Inggris ingin sekali pergi ke Cina sebagai misionaris dan dia belajar bahasa Cina di London. Di 1807 dia datang ke New York untuk naik kapal laut ke Cina namun Cina tidak terima orang asing. Akhirnya dia dapat tiket dan dia mendarat di Cina. Dia sempat turun dan dia masuk ke gudang Perancis di Kanton dan tinggal disitu selama enam bulan. Dia belajar memasak makanan Cina dan berpakaian dalam pakaian Cina dan menyesuaikan diri dengan budaya Cina dan dia belajar bahasa Kanton.

Berkhotbah itu dilarang namun dia selama bertahun-tahun mengumpulkan kumpulan kecil orang-orang di sekitarnya, tidak pernah lebih dari 10 orang secara pribadi, bersembunyi dan dia berusaha untuk mengajar mereka. Tujuh tahun setelah dia mendarat di Kanton dia membaptis orang bertobat pertama. Itulah ketekunan. Akhirnya setelah bekerja siang dan malam, bulan demi bulan dia menterjemahkan Kisah Para Rasul dalam bahasa Kanton dan dia berhasil untuk mencetaknya. Tetapi pihak berwenang tahu tentang hal itu dan memberhentikan semua cetakan itu. Dia dilarang semuanya itu.

Dia bertekun dan terus mengabarkan injil karena dia percaya Allah menginginkan hal itu. Dia menguasai bahasa itu dan dia menterjemahkan seluruh Alkitab dalam bahasa Kanton. Dia juga menulis kamus enam jilid Cina/Inggris. Dia mengorbankan diri selama 27 tahun dalam kesepian dan ketekunan dan hari ini ada sekolah tinggi di Taiwan yang dinamakan Morrison Academy karena ketekunannya menjadi berkat bagi banyak orang.

Kuncinya ketekunan itu adalah untuk menggunakan setiap kesempatan secara maksimal. Dibalik setiap hambatan ada kesempatan. Apakah Anda lakukan dengan waktu Anda? Marilah kita berasumsi bahwa Anda akan hidup selama 70 tahun. Hidupmu itu terdiri dari apa? Tiga tahun dari 70 tahun itu digunakan untuk sekolah, delapan tahun dalam penghiburan, enam tahun makan makanan. Lima tahun dalam transportasi, empat tahun dalam percakapan, empatbelas tahun bekerja, tiga tahun membaca dan duapuluh empat tahun tiduran. Berapa banyak waktu Anda berikan kepada Allah?

Jika Anda datang ke gereja setiap hari Minggu untuk kebaktian dan Anda berdoa selama lima menit pagi hari renungan dan lima menit pada malam hari dan hidup selama 70 tahun, Anda telah memberikan kepada Allah lima bulan saja. Apakah Anda lakukan dengan waktu Anda? Apakah Anda bertekun dalam memakai setiap kesempatan secara maksimal? Apakah Anda lakukan di saat-saat menganggur? Ada pepatah, “waktu nganggur adalah lokakarya Iblis.” Ada beberapa orang Kristen terjaga secara fisik namun mereka tertidur secara rohani.

Yakobus 4:14 mengatakan, “Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Pernah lihat uap naik dari cangkir penuh teh panas? Itulah hidup Anda. Pakailah itu. Waktu adalah satu-satunya potongan keabadian yang Anda miliki. Bertekunlah. Nah marilah sekarang kita melihat tiga kualitas terakhir untuk malam ini. Tindak lanjut adalah kualitas pertama. Pelayanan Kristen yang efektif adalah komitmen untuk meninjaklanjuti apa yang Anda mulai.

Ayat 21, “Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu (maksudnya Derbe) dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.” BIsa saja mereka langsung kembali ke Antiokhia atau Suriah, namun mereka kembali melalui setiap kota mereka kunjungi dan mereka kembali ke langkah-langkah mereka. Mengapa? Karena mereka percaya perlu ada tindak lanjut.

Karena tujuan Amanat Agung bukanlah untuk memperkenalkan orang kepada kekristenan, namun untuk menjadikan mereka murid-murid. Memang itu berbahaya karena mereka telah diusir dari setiap kota. Namun mereka kembali tanpa ada ketakutan karena mereka percaya perlu ada tindak lanjut. Karena lebih berbahaya lagi bagi bayi rohani yang baru itu tidak diberi makan daging dan susu. Janganlah membawa orang kepada Yesus Kristus yang Anda tidak mau mendidik.

Jadi apakah artinya tidak lanjut itu? Ada empat hal yang kita perlu belajar. Hal pertama adalah penguatan. Mereka kembali ke kota-kota itu, ayat 22, “Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.” Bayi baru tidak bisa berdiri sendiri, benar? Anda harus mengangkat mereka dan memegang tangan mereka dan itu sama dengan orang Kristen baru.

KPR 15:32, 15:41 dan 18:23 semua membicarakan hal penguatan orang yang baru percaya. Itu berarti menolong mereka berdiri sendiri, untuk kuat, dan memang itu tujuan untuk setiap orang Kristen. Karena kita tahu bahwa Iblis memakai berbagai agama lain untuk mengalihkan orang percaya baru. Namun Paulus dan Barnabas kembali ke kota-kota itu dan itu lebih berbahaya waktu itu dari pada waktu pertama karena mereka kembali untuk tindak lanjut penting itu. Itu menunjukkan komitmen nyata.

2 Timotius 3:16-17 mengatakan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” Jadi pada waktu mereka kembali dan menguatkan saudara-saudara, itu bukan berarti mereka ada kebaktian atau KKR. Itu berarti mereka memberi waktu untuk mengajar Firman Allah.

Aspek kedua dari tindak lanjut yang setiap orang Kristen harus ingat adalah dorongan. Nah Anda bisa saja memberikan mereka doktrin tetapi janganlah berhenti disitu. Teruskan dengan “Apakah Anda akan lakukan tentang hal itu?” Tahukah Anda artinya memberi dorongan? Itu berarti mendorong seseorang ke arah jenis perilaku tertentu. Itu berarti Anda mengatakan, “inilah fakta-faktanya, nah sekarang lakukanlah itu.” Tentu saja kami harus mendorong orang, itulah tantangannya.

Dengarkanlah 1 Tessalonika 2:7-8, “Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. 8 Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.” Ayat 11, “Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah mendorong kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang.”

Paulus mengatakan ada dua hal dimana mereka perlu dorongan. Nomor satu, untuk meneruskan dalam iman. Ketika orang mendengar untuk pertama kalinya Injil dan benih ditanam, apakah yang dikuatirkan? Iblis bisa mencuri benih itu. Memang dunia ini sangat menarik dan Anda sudah datang kepada Kristus namun tidak semua berubah dan mungkin ada hal-hal yang Anda harapkan dan itu tidak berubah cepat, namun hiduplah terus dalam iman dan Allah akan membuktikan kebenaran-Nya.

Ayat 22 mengatakan, “untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.” Ajarkan orang Kristen baru bahwa sengsara dan masalah akan datang. Setiap orang yang hidup ilahi akan mengalami penganiayaan. Kita harus berjuang untuk itu. Hal ketiga dalam tindak lanjut adalah bukan saja penguatan dan dorongan tetapi tindak lanjut ketiga adalah organisasi. Ayat 23, “Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.”

Kita harus melakukan hal-hal di gereja seperti dikatakan di 1 Korintus 14:40, “dengan sopan dan teratur.” Tuhan sudah mengatur supaya gereja itu diatur penatua, dan supaya gereja dilayani pria dan wanita yang dinamakan diaken, dan merekalah pemimpin gereja. Jadi mereka mentahbiskan para penatua di dalam setiap gereja di Antiokhia, Ikonium, Listra dan Derbe. Paulus berada disitu cukup lama untuk mengajar mereka karena mereka harus cukup dewasa supaya dapat diakui sebagai penatua.

Kepemimpinan di gereja harus dipilih oleh evangelis yang mendirikan gereja itu jika kasusnya misi, atau jika itu sebuah gereja yang sudah berlangsung, itu harus dipilih pendeta disitu. Merekalah yang harus pada mulanya memilih orang-orang yang memenuhi syarat Alkitabiah, kemudian mengajukan yang dipilih itu untuk persetujuan jemaat. Dan saat kami sebagai pemimpin bertemu bersama, semua keputusan harus disetujui dengan suara bulat. Dan jika ada perselisihan maka ada orang yang tidak berhubungan dengan Roh Kudus. Kemudian itu menjadi masalah doa sampai ada kesepakatan.

Jadi mereka kembali lagi ke semua kota-kota itu dan melakukan tindak lanjut mereka. Mereka menunjukkan kualitas ke tujuh, komitmen. Nah mereka sekarang pulang dan melintasi Pegunungan Taurus itu dengan banyak pencuri dan sungai-sungai deras. Ayat 24-25, “Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. 25 Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai.” Itu benar-benar komitmen, mereka memberitakan Firman.

Sekarang nomor delapan dan yang paling penting dari semuanya yaitu memuji Allah. Ayat 26, “Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan.” Bayangkan mereka tiba di Antiokhia dan tidak ada seorangpun yang mendengar dari mereka selama dua tahun. Mereka itu adalah orang yang paling dikasihi di gereja dan mungkin saja mereka kurus dan banyak bekas lukanya akibat pukulan dengan batang, cambuk dan batu-batu.

Ayat 27, “Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman.” Mereka cerita kepada semua orang bahwa Allah melakukan semuanya itu dan Dia menggunakan mereka secara luar biasa sambil memuliakan Allah. Itulah yang diinginkan Allah supaya Anda mau berada disitu dan Dia akan melakukan semuanya.

Ayat 28, “Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.” Pada waktu itu Paulus menuliskan suratnya ke jemaat di Galatia. Mereka memuliakan Allah dalam segalanya. Apakah yang Anda ingin lakukan dengan hidup Anda? Aplikasi masih terbuka bagi orang percaya yang mau menjadi misionaris yang sukses. Allah sedang menunggu dengan sabar jika Anda ingin pergi. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content