Bagaimana Melayani secara Efektif

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Bagaimana Melayani secara Efektif

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2016 · 4 December 2016
Kisah Para Rasul 14:10-21

Waktu tiba di KPR 14, kita mempelajari kisah terus Paulus dan Barnabas, yang ada pada perjalanan misi pertama mereka kepada orang-orang bukan Yahudi. Apakah yang menyebabkan pelayanan mereka kepada Yesus Kristus itu efektif? Disini Paulus dan Barnabas menjelaskan apa persyaratannya dan kualitasnya dalam pelayanan mereka. Ini bukan suatu ceramah, ini adalah ilustrasi hidup. Dan ada paling sedikit delapan kualifikasi untuk pelayanan yang efektif.

Kualitas pertama seorang misionaris yang efektif adalah melayani dengan menggunakan karunia roh mereka. Kita pada mulanya melihat empat karunia terkemuka. Mereka berdua menunjukkan karunia berkhotbah atau bernubuat. Mereka juga memiliki karunia mengajar di ayat 21. Mereka juga memiliki karunia ketiga yaitu karunia memberi semangat di ayat 22, “mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman.” Kemudian ada karunia keempat di ayat 23, yaitu administrasi.

1 Petrus 4:10 mengatakan, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Pelayanan orang Kristen yang benar-benar efektif mulai dengan pelayanan menggunakan karunia roh Anda. Berdoa tentang hal itu, minta supaya dipenuhi Roh Kudus dan Roh Allah itu akan bekerja melalui Anda secara otomatis, jika Anda bersedia. Allah ingin supaya Anda tahu karunia roh Anda dan Dia ingin Anda melayani.

Hal kedua yang kita lihat dalam pelayanan efektif adalah keberanian di ayat 1 sampai 7. Mereka tahu ada yang menyeduh penganiayaan. Ayat 2 mengatakan, “Orang-orang Yahudi yang tidak percaya memanaskan hati orang-orang non-Yahudi, dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu.” Jadi mereka tahu ada perlawanan, namun mereka tidak pernah terpengaruh karena mereka berani. Tidak pernah mereka terhalang dalam pemberitaan Injil. Mereka tidak ragu-ragu dalam memberitakan apa yang mereka percaya adalah benar.

Hal ketiga yang adalah dasar dan diperlukan untuk peleyanan Kristen adalah kuasa ilahi. Mereka melakukan segala sesuatu di dalam kuasa Allah dan kami melihat ilustrasi penyembuhan orang lumpuh di ayat 8-10, bagaimana Paulus berbicara dan dia disembuhkan. Kuasa Allah itu mengalir melalui Paulus di dalam bidang khotbah, mengajar, memberi semangat dan administrasi pada waktu dia menetapkan penatua-penatua. Mereka tidak melakukan itu dengan kekuatan mereka sendiri.

Efesus 6:10 mengatakan, “hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.” KPR 1:8, “kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu.” Efesus 3:20, “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,” Darimana datangnya kuasa itu? Efesus 3:16, “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu.” Dengan kata lain, kuasa itu datang dari Roh di dalam batinmu.

Paulus pada waktu dia dipenuhi Roh Allah melihat bahwa kuasa itu mengalir dalam hidupnya, dan tidak ada hambatan. Nah kuasa itu Anda mendapatkan pada waktu Anda diselamatkan. 2 Timotius 1:7 mengatakan, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” Allah memberikan Anda Roh Kudus-Nya namun kuasa itu tidak mengalir sampai saatnya Anda hidup dibawah pimpinan Roh Kudus. Ada orang yang seperti mesin mobil besar, namun mereka tidak bisa menghidupkan mesin.

Marilah kita melihat hal keempat dan mari kita teruskan apa yang kita bicarakan semula. Jika ada orang yang benar-benar berfungsi baik menggunakan karunia rohnya dan yang berani dan dimana kuasa ilahi itu benar mengalir, tahukah Anda apa yang menjadi godaannya? Sangat mudah untuk tergoda membangga-kan diri. Memang kadang-kadang sulit untuk mengakui bahwa semuanya adalah kuasa Allah.

Jadi hal pertama yang ada disini adalah ilustrasi baik tentang kerendahan hati. Dan pelayanan yang benar-benar efektif adalah pelayanan dengan kerendahan hati. Memang harus seperti itu. Nah kerendahan hati bukan sesuatu dimana semua orang memaksakan keinginan mereka selalu dan Anda selalu mengatakan, “Aku tidak ada apa-apanya.” Kerendahan hati itu adalah pengetahuan bahwa segala sesuatu yang terjadi untuk kebaikan datang dari Allah dan segala sesuatu yang terjadi yang buruk adalah kesalahan kita.

Allah menolak orang sombong dan Dia melawan mereka. Tetapi bagaimana Dia memperlakukan orang yang rendah hati? Yakobus 4:6 dan 10 mengatakan, “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. 10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.” Yesus mengatakan di Matius 18:4, “Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.” Kerendahan hati adalah suatu kemestian.

Nah sekarang datanglah cobaan. Ayat 11, “Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.” Mereka percaya dongeng lama di Listra. Pada suatu hari dua dewa, Zeus dan Hermes datang ke dunia dan menyamar sebagai manusia dan datang ke kota Listra, dan mereka minta tempat timggal dan makanan, tetapi semua orang menolak mereka.

Kecuali dua orang tua bernama Filemon dan isterinya Bokis. Mereka memberi makanan dan tempat tinggal dsb. Dan seluruh kota dihukum dua dewa itu, dan semua orang dibunuh. Namun Filemon dan Bokis itu diangkat menjadi penjaga kuil yang indah dan setelah mereka meninggal mereka dihormati dengan dijadikan dua pohon besar. Nah, kisah itu telah menjadi tradisi kota Listra.

Nah sekarang datanglah dua orang ini dan mereka melakukan mujizat itu dan semua orang berpikir, “Wah Zeus dan Hermes datang kembali, Kita sekarang tidak akan melakukan kebodohan yang dulu itu.” Ayat 12-13, “Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. 13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.”

Paulus dan Barnabas tidak mengerti apa yang telah terjadi. Roh Kudus memberikan kami suatu catatan di ayat 11, “mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia” karena Paulus dan Barnabas tidak bisa berbahasa Likaonia mereka tidak tahu apa yang telah terjadi. Iblis itu begitu halus. Di kota sebelum ini dia ingin membunuh mereka. Kali ini dia ingin menjadikan mereka dewa. Terkadang kesombongan itu lebih mencelakakan dari pada penganiayaan. Kebanggaan meruntuhkan semua upaya penginjilan.

Wah, pada akhirnya mereka mengerti apa yang terjadi. Ayat 14-15, “Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: 15 "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian?” Diluar kota ada kuil Zeus dan jika dewa-dewa itu turun, mereka harus dihormati, jadi mereka membawa lembu-lembu untuk dipersiapkan menjadi korban persembahan.

Ketika mereka tahu bahwa seluruh kota itu merencanakan suatu upacara untuk menghormati mereka sebagai dewa, mereka benar-benar marah. Mereka tidak ingin sesuatupun dari ketenaran dunia. Mereka menganggap itu penghujatan. Dari mana kita tahu hal itu? Karena dikatakan bahwa Paulus dan Barnabas mengoyakkan pakaian mereka. Itu hal khusus orang Yahudi, suatu tanda penodaan. Itu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang menjadi penghujatan. Mereka membuktikan bahwa mereka bukan guru palsu.

Tahukah Anda bagaimana kita bisa tahu orang itu adalah guru palsu? Pastilah guru palsu itu ingin membangun kultus di sekitar dirinya yang meninggikannya dan itu ada dimana-mana. Yesus mengatakan ada ujian untuk itu. Di Yohanes 7:18 Dia mengatakan, “Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ialah benar.” Yesus mengatakan di Yohanes 7:28-29, “Namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. 29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.”

Paulus seterusnya berteriak di ayat 15, “Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.” Tahukah Anda siapakah yang mereka sembah? Paulus mengatakan, “Berhentilah menyembah hal-hal yang sia-sia dan berbaliklah kepada Allah yang hidup yang menciptakan segala sesuatu yang ada.”

Ayat 16, “Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing.” Dengan kata lain, Allah tidak menghakimi bangsa-bangsa bukan Yahudi sepenuhnya karena mereka tidak memiliki wahyu yang sama yang dimiliki Israel dan prinsipnya adalah setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut (Lukas 12:48). Jadi di Perjanjian Lama kita melihat Israel dihukum. Sekarang terkadang kita melihat bangsa bukan Yahudi dihakimi, namun mereka tidak dihakimi sepenuhnya.

Ada orang yang mengatakan, “mereka tidak mengenal Allah itu.” Tidak, mereka tahu, disini dikatakan bahwa semua orang mengenal Allah itu. Setiap orang di dunia ini bertanggung jawab atas pengetahuan tentang Allah, karena Allah telah menuliskannya di hati nurani mereka, Allah telah menyatakan hal itu dalam penciptaan dan Allah terus menyatakan hal itu dalam kuasa pemeliharaan-Nya.

Ayat 17, “Namun Ia menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.” Roma 1:19-20 mengatakan, “Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. 20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.”

Jadi orang-orang bukan Yahudi tidak memiliki hukum Taurat, namun ada beberapa orang yang hidup menurut hati nurani mereka yang telah ditempatkan Allah di dalam mereka. Namun orang juga dapat mengatakan, “Aku menolak Allah yang pengetahuannya pembawaan lahir” kemudian dia harus bertanggung jawab atas itu. Jadi ini contoh pertama dari khotbah Paulus kepada orang bukan Yahudi. Jadi apa yang terjadi akibat khotbah itu? Ayat 18, “Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.”

Jadi apakah sifat karakter Paulus dan Barnabas? Pertama, mereka melayani dengan karunia roh, penuh keberanian, kuasa Allah, kerendahan hati dan satu lagi ketekunan. Inilah sikap yang menyatakan “matipun aku tidak berhenti.” Iya, tampaknya mereka tinggal di Listra sementara itu. Kemudian di ayat 19, “Tetapi datanglah orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka coba membunuh Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka ia telah mati.”

Hukum Romawi masih menakutkan mereka, jadi setelah mereka menghancur-kannya dengan batu, mereka pikir dia sudah mati. Ini menunjukkan bahwa yang mengeksekusi adalah orang-orang Yahudi karena orang bukan Yahudi tidak pernah membunuh orang dengan batu. Dia kelihatannya sudah mati, jadi mereka membawa dia keluar ke tempat sampah dan membuangnya disana, dengan harapan tidak ada orang yang dapat menemukannya.

Orang-orang yang sama yang melampari batu kepadanya adalah orang-orang yang sama yang mengatakan mereka itu dewa-dewa. Betapa cepatnya mereka melupakan mujizat itu. Orang-orang fanatik yang kecewa gampang sekali dituntun kepada tindakan yang bertentangan. Orang-orang yang kecewa cepat cemberut dan kepahitan dan biasanya mereka membalas kepada orang yang merusak ilusi mereka. Itu kekerasan massa nyata.

Namun lihatlah apa yang terjadi di ayat 20, “Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.” Dari mana datangnya murid-murid itu? Dari pelayanan yang berbuah. Tahukah Anda ada tiga murid diantara mereka? Tidak disebut namanya disini. Benar namun nama-nama itu akan muncul nanti, yaitu Lois, Eunike dan Timotius. Mereka itu diselamatkan dari komunitas itu (KPR 16:1-2).

“Ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia.” Apakah itu mujizat? Memang benar! Tetapi yang lebih menakjubkan adalah pernyataan berikutnya, “Lalu masuk ke dalam kota.” Itu benar ketekunan. Dia masih belum selesai. Gangguan itu hanya menunda jadwalnya beberapa jam saja dan tampaknya dia telah membicarakan keberanian kepada murid-murid itu karena kalau tidak mereka pasti ketakutan sendiri berdiri disana bersama dia.

“Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.” Wah luar biasa, orang lain pasti membutuhkan paling sedikit beberapa hari untuk dipulihkan, tetapi tidak Paulus. Keesokan hari dia berangkat, tidak ada waktu untuk buang waktu. Mungkin Barnabas tidak percaya itu mungkin. Paulus kamu baru dilempar batu sampai meninggal kemarin. Dan jaraknya ke Derbe itu 48 kilometer. Namun mereka berangkat keesokan hari. Nah itu ketekunan nyata.

Ayat 21, “Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.” Dia sama sekali tidak beristirahat, karena ketika Allah membangunkannya kembali, Dia juga memulihkannya secara total. Derbe adalah kota pertama mereka kunjungi dimana tidak ada kerusuhan, jadi Allah memberikannya istirahat sedikit. Ada sesuatu yang luar biasa tentang hal itu, karena Paulus tidak kehilangan satu hari pun.

Efesus 5:15-16 mengatakan, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Kedewasaan rohani ada hubungan erat dengan bagaimana Anda menggunakan waktu Anda.” “Menebus” disini adalah suara tengah yang berarti “menebus waktu bagi Anda.” Itu bukan ‘chronos’, waktu jam, namun ‘kairos’ yaitu kesempatan. Kita memanggil orang yang membuang uang orang bodoh. Alkitab memanggil orang yang membuang waktu, orang yang lebih bodoh lagi.

Saya tahu orang yang pernah mengatakan, “saya ingin mengajar sesuatu.” dan mereka melakukan itu selama waktu singkat kemudian saya mendengar dari mereka, “saya tidak bisa datang pada waktu itu, atau saya tidak ada waktu untuk itu.” Apakah terjadi dengan ketekunan itu? Dimana ada komitmen yang tidak akan mengalah yang mengatakan, “Tidak peduli apa yang akan terjadi, saya percaya Allah ingin supaya aku disini, saya akan melawan segala tantangan, dan saya akan memberikan keseluruhanku.”

Nah Paulus tidak pernah teralihkan, dia tetap menebus setiap kesempatan. Tidak peduli dia dilempar batu sampai hampir mati, Filipi 4:11-15 mengatakan, “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. 12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. 13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda belajar dari contoh yang diberikan Paulus kepada kita? Ada tiga sifat lagi yang kita perlu pelajari minggu depan. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content