Diperdamaikan dengan Allah

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Diperdamaikan dengan Allah

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2016 · 30 October 2016
Kisah Para Rasul 13:38-41

Nah, beberapa minggu yang lalu, kita melihat bahwa Yesus ditampilkan sebagai puncak sejarah di ayat 17-23. Sejarah adalah cerita tentang manusia dan Allah menciptakan manusia untuk dua tujuan. Yang satu adalah untuk bersekutu dengan Dia. Allah adalah Trinitas, akibatnya sifat-Nya sendiri menunjukkan persekutuan; jadi Dia menciptakan malaikat. Dan Allah menciptakan manusia supaya ada persekutuan dengan-Nya, namun manusia memilih jalannya sendiri dan berdosa sehingga persekutuan itu rusak.

Ada alasan kedua untuk Allah menciptakan manusia, yaitu supaya manusia memberikan-Nya kemuliaan. Namun manusia menolak hal itu dan setelah menjadi pendosa, kemungkinan manusia memuliakan Allah itu hilang. Sekarang Allah memiliki manusia yang telah diciptakan untuk dua hal, persekutuan dan kemuliaan, tetapi mereka telah berhenti melakukan kedua-duanya. Jadi sejarah itu sekarang dijadikan pemulihan nasib manusia yang telah hilang. Sejarah sekarang adalah Allah memulihkan apa yang pada awalnya Dia menciptakan manusia untuk melakukan.

Dari permulaan Alkitab sampai pada akhirnya, kita dapat melihat proses Allah dalam pemulihan manusia. Dia kehilangan mereka di Kejadian pada mula-nya namun Dia memulihkan mereka dan menarik mereka kedalam bumi baru dan langit baru di Wahyu pada akhirnya. Dan seluruh Alkitab adalah kisah dimana Allah memulihkan nasib manusia yang hilang itu dan satu-satunya cara yang akan berhasil adalah melalui karya Yesus Kristus yang sempurna.

Yesus mengatakan hal itu di Yohanes 14:6, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yesus Kristus adalah satu-satunya mahluk yang sanggup membawa orang kembali kepada Allah, yang dapat memulihkan persekutuan dan memberikan manusia kemampuan untuk memuliakan Allah. Kita diciptakan untuk Allah. Di Kolose 1:16, Paulus mengatakan tentang Yesus, “segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”

Jadi kuncinya semua itu adalah Yesus Kristus. Paulus membicarakan sejarah di ayat 17-22 dan Dia menyelesaikannya di ayat 23, “Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.” Penyelamat adalah seseorang yang sanggup membawa orang kepada Allah, dan itulah Yesus. Dan disitulah ada deklarasinya, hanya Yesus sanggup membawa orang kepada Allah.

Lihatlah Ibrani 2:8, “segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya.” Ketika Allah menciptakan manusia, Dia menciptakan manusia untuk memerintah bagi Allah dalam persekutuan. Ayat 8 meneruskan, “Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatupun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya.” Manusia kehilangan tujuannya. Allah menciptakan manusia untuk menjadi raja dunia namun manusia menghanguskan semua itu. Tidak ada persekutuan.

Apakah terjadi ketika Adam berdosa? Hubungan persekutuan itu berhenti, hal pertama yang dia lakukan bersama Hawa adalah menyembunyikan diri. Dari pada memuliakan Allah mereka malu. Jadi Ibrani 2: 9 memperkenalkan kami dengan satu-satunya orang yang dapat menyelesaikan masalah ini, “Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.”

Hanya ada satu jalan untuk kembali dan itu harus berurusan dengan dosa manusia, karena Allah tidak dapat membiarkan dosa itu. Upah dosa adalah maut. Harus ada seseorang yang mati untuk dosa-dosa manusia supaya kami dapat berada kembali di hadirat Allah dan dapat dipulihkan kepada nasib aslinya. Jadi Kristus harus datang dan Dia, oleh karunia Allah merasakan kematian, bukan untuk diri-Nya sendiri namun untuk semua orang.

Ibrani 2:10, “Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah--yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan--,yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.” Dengan kata lain, semua orang yang telah diciptakan, diciptakan bagi Allah. Kalau ada orang yang masuk ke neraka, dia adalah seorang penyusup disitu. Neraka tidak diciptakan untuk manusia. Itu diciptakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.

Nah Allah ingin supaya semua orang pergi dari sini kepada kemuliaan. Dan supaya mereka bisa dibawa kepada kemuliaan, harus ada orang yang memimpin mereka, kapten, pemimpin, dan supaya Dia sanggup melakukan itu, Dia harus dijadikan sempurna melalui penderitaan. Dia harus mati bagi dosa-dosa mereka. Itulah yang dikatakan Alkitab, jadi Yesus datang dan membayar upah dosa itu dan karena itu Dia menjadi pemimpin yang sempurna untuk membawa kita kembali kepada Allah.

Yesus mengatakan di Ibrani 2:12-13, “Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," 13 dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,” dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku.” Disini terdapat kelompok orang yang telah dimenangkan Kristus dan yang dibawa kepada Allah. Ayat 17 mengatakan, “Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”

Setiap orang Yahudi tahu bahwa sejarah bergerak menuju kepada Mesias. Namun mereka tidak tahu bahwa Yesus adalah Mesias. Bahkan mereka membunuh Yesus sebagai orang kriminal. Namun Yesus memulihkan tujuan nasib manusia, karena di dalam Kristus kita menjadi raja-raja lagi di dalam kerajaan di dunia, dan kita akan memerintah bersama-Nya. Sejarah adalah proyek pemulihan Allah dan Kristus adalah satu-satunya jalan dimana itu dapat terjadi.

Jadi Paulus mengatakan kepada orang-orang Yahudi, “Iya, Yesus adalah Mesias.” dan pertanyaan mereka adalah, “Mengapa kita harus percaya bahwa Dia adalah sang Mesias?” Jadi Paulus tiba kepada poin kedua di KPR 13:23-37, yang kita bicarakan minggu lalu, yaitu karena penggenapan nubuatan. Yesus bukan saja puncak sejarah, Dia adalah penggenapan nubuatan dan itu adalah bukti yang paling dahsyat dan terbesar bahwa Yesus adalah Mesias. Anda tidak dapat melihatnya dengan cara lain. Ini benar-benar hal yang luar biasa.

Yesus menggenapi setiap masalah nubuat mesianis dalam kedatangan-Nya yang pertama dan akan menggenapkan semuanya di kedatangan-Nya yang kedua. Paulus memberikan kita tiga bidang nubuatan. Pertama, orang pendahulu. Di ayat 24 dan 25, dia berbicara tentang Yohanes Pembaptis yang mendahului Kristus. Mereka tahu tentang hal itu dari Yesaya 40:3, “Ada suara yang berseru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!” Jadi ketika Yohanes mengumumkan Mesias, nubuatan itu digenapi.

Bidang nubuatan kedua yang kita telah bicarakan adalah pada waktu penyaliban. Ketika Yesus mau mati di kayu salib, ayat 29 mengatakan, “Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib.” Selama Dia di kayu salib, Dia menggenapkan nubuatan setelah nubuatan. Bidang nubuatan ketiga yang digenapi setelah penyaliban itu adalah kebangkitan-Nya. Lihatlah ayat 30, “Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati.” Ayat 33, “dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua.” Ayat 37, “Yesus, yang dibangkitkan Allah.” Jadi Yesus menggenapkan semua nubuatan itu.

Dan inilah pesan malam ini, KPR 13: 38-41. Yesus bukan saja puncak sejarah, penggenapan nubuatan, namun Dia juga Yang membenarkan orang berdosa. Wah, betapa pentingnya hal ini bagi orang-orang Yahudi. Nah, sebelumnya kita melihat ayat 38. kita harus menyadari bahwa pikiran setiap orang Yahudi dipenuhi tiga hal, yaitu rencana Allah bagi Israel, janji Allah tentang Mesias dan penyediaan Allah atas dosa.

Orang Yahudi didominasi oleh konsep dosa itu. Di dunia kita sekarang, dosa itu diabaikan. Kita hidup di zaman dimana orang percaya bahwa kita harus menyingkirkan semua kepercayaan zaman Victoria dan semua moralitas Alkitab tua dan tidak ada suatu hal seperti dosa dan lakukan saja apapun yang terasa tepat untuk Anda. Itulah moralitas masa kini. Tidak ada etis, sekarang ada pernikahan sesama jenis, aborsi gratis dsb. Lakukanlah pelanggaran hukum kalau tidak setuju.

Namun di waktu itu, ada sensitivitas yang luar biasa di antara orang Yahudi tetang dosa. Bagaimana mereka dapat lolos dari dosa itu? Setiap minggu mereka berkumpul di sinagog dan mereka membaca Firman Tuhan dan tahukah apa yang dibicarakan disitu? Dosa, dosa, dosa. Lihat dan bacalah sejarah mereka, hampir tidak ada cahaya terang. Hanya dosa berabad-abad, dan bagaimana Allah menghukum itu dan betapa serius hal itu. Dan orang Yahudi juga menyadari betapa besar konsekuensinya.

Ada tiga hal yang kita dapat belajar dari Daud. No.1, Daud sensitif terhadap dosa. No. 2, dia tahu dia patut dihukum. No 3, Dia minta dihukum. Nah kita kebanyakan cukup baik dengan no. 1. Kita peka terhadap dosa, benar? Kita juga OK dengan No. 2. Kita tahu kita patut dihukum. Namun kita benar-benar buruk pada No. 3. Hukumlah aku Allah, Aku pantas dihukum. Akan tetapi Alkitab itu jelas sekali mengenai faktanya bahwa siksaan malah membawa kedewasaan.

Ada orang yang ingin menyingkirkan hukum karena itu menyalahkan. Tidak, itu hal baik, hukum itu tidak ada salahnya. Itu hanya menunjukkan betapa berdosa Anda ketika melanggar hukum itu. Kita semua perlu belajar bagaimana kita harus bertindak. Satu hal yang indah dari Perjanjian Baru itu adalah bahwa peraturan-nya sama, namun sekarang kita diberikan kuasa dari dalam dari Roh Kudus untuk melakukannya.

Sekarang lihatlah ayat 38, “Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa.” Inilah benar-benar hal yang membebani orang Yahudi sudah begitu lama. Pengampunan dosa seperti apa ini? Ayat 39, “Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pengampunan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.” Hukum Musa hanya menutupi dosa itu sedikit. Paulus mengatakan, “Disini datanglah Yesus dan melalui Dia semua dosa-dosa diampuni.”

Ini benar-benar kabar baik bagi semua orang. Petrus mengatakan itu di dalam khotbahnya di KPR 10 tentang pengampunan dosa. Ayat 39 menjelaskannya, “yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.” Kata “pembenaran” berarti diperhitungkan benar. Anda diperhitungkan benar di hadapan Allah, oleh Dia, dan itu tidak bisa dilakukan Musa. Musa hanya menutupi dosa itu dengan pengorbanan binatang.

Untuk menjelaskan hal itu lebih lanjut, lihatlah Ibrani 9:6, “Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka.” Itulah tempat yang kudus. Ayat 7, “tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.” Dosa-dosa tahun lalu di kumpulkan dan dia percik darah dan menutupi dosa-dosa tahun lalu secara umum bagi seluruh bangsa.

Nah itu sementara saja, benar? Ayat 8, “Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka.” Ini hanya gambaran saja dan itu tidak mungkin nyata selama kemah pertama itu masih ada. Ayat 9, “Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembah-kannya menurut hati nurani mereka.”

Perhatikanlah sekarang, satu hal yang tidak pernah dialami orang Yahudi adalah hati nurani yang bebas dari dosa. Sebagai seorang Kristen, yang saya menikmati lebih dari apapun adalah hati nurani yang bebas dari rasa bersalah. Itu hal yang mulia untuk tahu bahwa dosaku telah dibayar oleh Anak Allah, Yesus Kristus. Dan Allah melihat aku murni seperti salju, dan aku tidak disalahkan karena aku ada didalam Kristus.

Coba bayangkan seorang Yahudi tertekan oleh kehadiran dosanya selalu. Seperti Daud mengatakan di Mazmur 51:3, “Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaran-ku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.” Dan sebagai orang Kristen, ada kebebasan yang luar biasa untuk mengetahui bahwa semua dosa sudah terurus. Jadi dia mengatakan bahwa pengorbanan binatang itu hanya perumpamaan, tidak pernah ada hati nurani yang bersih, benar? Coba lihat Ibrani 9:14 dimana dia mengatakan, “Hanya Kristus akan menyucikan hati nurani kita.”

Lihatlah Ibrani 10:1, “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.” Kita akan memakai kata “benar” dari pada “sempurna.” Itulah artinya di dalam bahasa Ibrani. Itulah masalah orang Yahudi kemudian ayat 2 mengatakan, “Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.”

Ayat 4, “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.” Namun Yesus datang dan dikatakan di Ibrani 10:12, “Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah.” Karya itu sudah selesai. Ayat 14, “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.” Jadi lihatlah hukum Taurat tidak dapat membenarkan orang dan orang Yahudi tahu hal itu.

Roma 3:21 adalah bagian terbesar dalam Alkitab tentang pembenaran, disitu dikatakan, “Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan.” Jadi bagaimana kita dapat dibenarkan? Kita tidak dapat bekerja untuk menjadi benar. Satu-satunya kebenaran yang sanggup memasukkan Anda kedalam surga adalah kebenaran Allah dan kita tidak mungkin bisa benar seperti itu. Ini terdapat di ayat 22, “yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya.” kemudian di ayat 28 Paulus menyimpulkan, “Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”

Nah Paulus mengakhiri dengan undangan dan peringatan. Ayat 40, “Karena itu, waspadalah, supaya jangan berlaku atas kamu apa yang telah dikatakan dalam kitab nabi-nabi.” Paulus mengatakan, “Dengarkanlah jika Anda tidak merespon terhadap Yesus Kristus, sesuatu akan terjadi terhadap Anda yang telah dibicarakan di kitab nabi-nabi, jadi waspadalah.” Apa itu? Paulus mengutip Habakuk 1:5 di ayat 41, “Ingatlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan, yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan kepadamu.”

Ada beberapa orang yang menanyakan Billy Graham, “Apakah Anda percaya ada surga dan tempat lain itu? Orang-orang sering mengucapkan kata neraka sampai mereka membicarakan khusus tempat itu. Pada saat itu mereka tidak suka memakai kata neraka. Billy mengatakan, “Ia kami percaya hal itu.” Mereka menjawab, “Ah, saya tidak percaya Allah mengirim orang ke tempat itu.” Disini Alkitab mengatakan tentu saja Anda tidak dapat percaya hal itu. Alkitab mengatakan bahwa Allah akan melakukan sesuatu, suatu penghakiman yang tidak akan dipercaya orang.

Ini tidak akan dipercaya karena kami telah menyalahartikan karakter Allah dari permulaan. Allah akan menghukum dosa secara serius dan itu sukar untuk dipercayai. Ada neraka dimana di Markus 9:44, “ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam,” dimana ada ratapan dan gertak gigi. Pasti akan datang hari penghakiman dan orang-orang tidak akan percaya hal itu, namun itu tidak berarti bahwa itu tidak akan terjadi. Apa yang dijanjikan Allah selalu akan terjadi. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content