Mengutuk Pemimpin Rohani Palsu

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Mengutuk Pemimpin Rohani Palsu

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2014 · 23 November 2014

Di Firman Allah orang yang paling dihormati, yang paling bermartabat adalah dia yang tulen dan setia kepada Allah. Dengan kata lain, Allah mengangkat hamba-hamba nama-Nya yang setia dan benar. Dan sepanjang Firman kita membaca tentang kesaksian indah dari individu tertentu itu dan Allah memanggil kita untuk menghormati mereka. Rasul Paulus mengatakan di Galatia 4:14 bahwa jemaat menyambutnya, “seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri.”

Namun disisi lain orang yang paling dikutuk adalah mereka yang menjadi pemimpin rohani palsu. Kata-kata kecaman dan murka yang paling keras diberi mereka yang menonjolkan diri sebagai pemimpin rohani benar tetapi sebenarnya adalah pendusta dan munafik. Firman Allah berkali-kali memperingati kita tentang guru-guru yang tidak mengenal Allah, yang asing terhadap keselamatan yang mereka klaim mereka beritakan. Mereka memperingati orang tentang neraka yang malah mereka sendiri akan menduduki.

Yesus menegur mereka karena mereka binasa ditengah banyak berkat. Matius 23 adalah puncak diatas semua puncak di Firman Allah tentang kata-kata penghakiman yang kita baca sampai ayat 36. Dan secara jujur, sukar untuk berkhotbah tentang bagian firman ini karena ini mengutuk pemimpin-pemimpin palsu habis-habisan. Namun kita harus menyelesaikan ini karena itu diberikan sebagai peringatan. Jadi kita diajarkan sekarang mengapa mereka dikutuk seberat itu.

Dan semoga kami membawa pesan itu kepada situasi kami sekarang dan mengapplikasikan hal itu kepada pemimpin-pemimpin agama palsu zaman ini. Janganlah kita menamakan agama-agama, atau denominasi atau gerakan, namun marilah saya memberikan Anda kriteria dari Firman Allah supaya Anda sendiri dapat mengambil keputusan itu. Namun Anda harus memikir cerdas, hormatilah mereka yang menjadi pemimpin rohani yang tulen sama seperti Firman Allah membawa Anda untuk menghindari dan mengutuk mereka yang palsu.

Nah hari ini masih hari Rabu minggu terakhir-Nya, dua hari sebelum penyaliban. Kebencian terhadap Yesus Kristus semakin meningkat sehingga mencapai puncaknya. Dia mengintimidasi mereka dengan segala cara dan mereka ingin membunuh-Nya dan kemudian pada saat seluruh kota kelihatannya terpengaruh bahwa Dia mungkin sang Mesias, amarah mereka malah lebih besar dari pada sebelumnya.

Mereka tidak lagi menanyakan pertanyaan kepada Yesus. Dia telah menyebabkan mereka kelihatan bodoh setiap kali mereka bertanya, jadi mereka membungkam- kan diri. Jadi pada hari Rabu ini Dia berkhotbah untuk terakhir kali. Dan pesannya melawan pemimpin rohani palsu dan peringatan bagi orang-orang untuk menhindari mereka di ayat 1-12. Dan itu penghakiman untuk mereka mulai dari ayat 13 dan berakhir dengan ratapan karena konsekuen ketidakpercayaan Yerusalem yang adalah hasil kepemimpinan rohani palsu itu.

Tujuh kali Yesus mengucapkan kata celakalah. Dia menyatakan kutukan seperti ini kepada mereka dan ini bukan harapan kosong. Dan Dia menyatakan penghakiman akhir ini kepada pemimpin agama Israel yang telah menolak-Nya dan yang juga menyebabkan orang-orang ditolak. Jadi sekarang ada tujuh kutukan. Pertama, para pemimpin rohani palsu terkutuk karena menghalang orang-orang untuk masuk ke Kerajaan seperti kita melihat di ayat 13, “Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.”

Kedua, pemimpin rohani palsu terkutuk karena mereka menyesatkan orang. Mereka bukan saja merintangi orang masuk ke kerajaan, mereka membawa orang-orang itu langsung ke neraka. Ayat 15 mengatakan, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.”

Ketiga, pemimpin rohani palsu terkutuk karena mereka melanggar kebenaran. Mereka mengembangkan pemikiran yang merusak kebenaran. Allah adalah Allah kebenaran, yang tidak dapat berdusta kata Paulus. Jadi setiap sistem palsu adalah sistem yang berdusta. Agama-agama palsu penuh dengan dusta, ketidak- benaran, janji-janji yang tidak ditaati dan itulah khususnya yang dikembangkan orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat, suatu agama yang mengelakkan kebenaran.

Yesus memanggil mereka penuntun buta, karena mereka hidup seolah-olah mereka adalah penuntun orang buta. Roma 2:19-21 mengatakan, “engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, 20 pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. 21 Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri?” Bahkan di Matius 15:14 Dia mengatakan, “Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya akan jatuh ke dalam lobang."

Hanya Allah dapat merubahkan sifat dusta dan menggantikannya dengan sifat kebenaran. Dan itu karya penebusan, pekerjaan sanktifikasi, pekerjaan pembaharuan kembali. Namun untuk tampil saleh, mereka telah mengembangkan suatu sistem dimana mereka bisa berbohong tanpa dihakimi. Dan mereka bersumpah kepada Allah dan berjanji kepada orang dan untuk menegaskan semua itu mereka minta kontrak yang dimeteraikan dalam darah.

Namun Tuhan kita mengatakan kepada mereka di Matius 5:33-37, “Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, 37 Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak.” Dengan kata lain, seseorang yang benar berintegritas akan melakukan apa yang dia katakan. Tidak perlu ada sesuatu yang lain.

Jadi Yesus mengatakan di ayat 16, “Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.” Jadi mereka mengatakan bersumpah demi Bait Suci tidak berarti. Bagaimana mungkin! Mereka tahu bahwa Perjanjian Lama mengatakan bayarlah sumpahmu, yang berarti: tepatilah janjimu. Allah benci dusta.

Ini digambarkan dengan Ananias dan Safira di Kisah Para Rasul 5 ketika mereka berjanji untuk memberikan seluruh hasil penjualan properti ini kepada Allah. Itu kedengarannya begitu saleh dan spiritual. Namun setelah mereka menerima uang itu dan mereka melihat betapa banyaknya uang itu mereka memikir mereka berbuat salah. Gereja tidak memerlukan semua itu. Janganlah kita memberi seluruhnya, kasih hanya sebagian saja. Dan tahukah Anda perbuatan Allah? Dia membunuh mereka di depan seluruh jemaat.

Pokoknya disini pemimpin-pemimpin telah membangunkan suatu cara dimana dapat berbohong. Jadi di ayat 19, “Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?” Yesus malah tidak membicarakan hal amoralitas itu. Dia membicarakan kebodohannya. Ayat 17, “Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?” Dengan kata lain, alasan satu-satunya emas itu suci adalah karena emas itu berada di Bait Suci karena disitulah Allah berdiam.

Kemudian di ayat 18, mereka ada peraturan kecil lagi, “Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.” Yesus mengatakan, hai kamu orang bodoh, yang mana lebih besar persembahan atau mezbah yang menyucikan persembahan itu? Persembahan yang berdiri sendiri tidak berarti, hanya pada saat itu berada diatas mezbah untuk dipersembahkan kepada Allah, baru itu menjadi berarti.

Itu hanya cara yang tolol untuk meniadakan janjimu. Dan pemimpin-pemimpin rohani palsu itu memerlukan ini karena mereka selalu berbohong. Jadi Yesus mengatakan di ayat 20-22, “Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. 21 Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. 22 Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.” Jadi jika Anda bersumpah dengan apapun yang mewakili Allah, maka Anda akan berhubungan dengan Allah yang memenuhi semua itu.

Keempat, pemimpin rohani palsu terkutuk karena mereka membalikkan prioritas ilahi. Lihatlah ayat 23, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” Nah, apakah Anda tahu apakah selasih, adas manis dan jintan itu? Ketiganya adalah bumbu masakan yang digunakan di dapur.

Di Hukum Taurat, Allah memerintahkan umat-Nya untuk memberi perpuluhan dari semua hasil panen mereka untuk diberi kepada kas di Israel. Jadi setiap tahun ketika panen, sepuluh persen itu diberikan kepada imam-imam karena pemerintah mereka adalah teokrasi yang dijalankan oleh imam-imam. Ada juga perpuluhan kedua untuk peryaan dan festival nasional dan ada juga perpuluhan ketiga untuk kesejahteraan negara dan orang asing yang harus dibayar setiap tiga tahun sekali.

Dan di Perjanjian Lama dikatakan di Imamat 27:30 dan di Ulangan 14:22 bahwa ini termasuk “perpuluhan dari hasil benih.” Nah maksudnya adalah setelah Anda menanam benih itu dan apapun panennya, dari hasil itu harus diberi perpuluhan. Namun mereka yang mentermahkannya secara harfiah melakukan hal itu secara ekstrim. Maksud Tuhan adalah supaya Anda beri perpuluhan dari gandum, anggur dan produk minyak. Mereka memang benar taat dalam menghitung perpuluhan bumbu masak, namun mereka mengabaikan yang terpenting dalam Hukum Taurat yaitu “keadilan, belas kasihan dan kesetiaan.”

Pemimpin-pemimpin rohani palsu mementingkan hal-hal kecil yang tidak berpengaruh dan mereka tidak dapat melakukan hal-hal yang pengaruhnya besar sekali. Yesus menggunakan tradisi orang rabi yang percaya ada hukum-hukum yang tidak penting dan ada hukum-hukum yang sangat penting. Dan disini Dia mengatakan hukum-hukum penting adalah yang berhubungan dengan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Orang Yahudi telah diajarkan di Mikha 6:8, “Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai belas kasihan, dan berjalan dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Dan mereka tidak memiliki iman. Mereka berjalan karena melihat dan mereka berjalan dengan karya mereka. Mereka berjalan oleh hukum dan oleh usaha mereka sendiri. Namun mereka tidak memiliki iman yang benar dan tulen. Pada akhir ayat 23 Yesus berkata, “Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” Maksud-Nya adalah mereka jangan mengabaikan perpuluhan, Memberi perpuluhan masih dipentingkan dalam Yudaisme pada waktu Injil.

Memang luar biasa bagaimana sistem-sistem agama palsu memiliki banyak sekali tetek bengek dan sedikit sekali realitas. Sebenarnya mereka berfungsi tanpa ada komitmen rohani internal sama sekali. Ayat 24 menggambarkan mereka secara grafis sekali, “Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.” Di Perjanjian Lama di Imamat 11:42, binatang serangga terkecil yang najis adalah nyamuk. Dan binatang najis terbesar yang dilarang untuk orang Yahudi adalah unta di Imamat 11:4.

Jadi Yesus mengatakan kepada mereka, tahukah apa yang kamu lakukan? Kalian semua bingung, sistem prioritasmu semua itu terbalik. Kalian membicarakan hal- hal yang tidak penting. Anda takut makan sepersepuluh daun mint kemudian Anda membiarkan kemunafikan, ketidakjujuran, kekejaman, keserakahan dan penyembahan diri masuk kedalam hidupmu. Anda menggantikan bentuk agama yang tidak penting dan perbuatan luar dengan realitas hati yang sangat perlu.

Kelima, jadi pemimpin-pemimpin rohani palsu terkutuk karena mereka menghalang orang masuk kerajaan, karena menyesatkan orang, karena melanggar kebenaran, membalikkan prioritas dan juga karena mereka memeras orang. Ayat 25, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.” Pelayananmu kelihatan saleh, namun seluruhnya berdasarkan mencari keuntungan dari orang. Anda memakai orang, Anda memeras orang.

Cawan dan pinggan semua sudah dibersihkan secara seremonial, hanya masalahnya makanan di piring itu dan minuman di cawan itu semua dicuri. Kelihatannya begitu suci namun segalanya diatas dan di dalamnya semua didapatkan oleh pemerasan. Betapa banyaknya pemimpin rohani palsu di seluruh dunia yang menawarkan orang-orang untuk menjadi kaya padahal kekayaan mereka adalah semua hal yang mereka curi dari orang-orang itu juga.

Jadi Yesus mengatakan di ayat 26, “Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.” Hal ini terjadi dimana-mana, semakin pemimpin rohani palsu itu menjadi kaya, semakin badannya bertembah gemuk, mereka menjadi kaya dengan kesalehan palsu namun hati mereka adalah hati pencuri.

Keenam, pemimpin rohani palsu terkutuk karena penipuan mereka. Ayat 27 mengatakan, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.” Yesus mengatakan kamu bersalah karena penipuan kamu. Anda mencemari orang, Anda bukan apa yang Anda klaim.

Pada tanggal 15 Avadar, yaitu bulan Maret di Israel pada waktu Tuhan kita, ada tradisi luar biasa. Itu waktunya setelah hujan musim semi datang dan telah membasuh semua kapur putih yang digunakan orang Yahudi untuk melabur kuburan-kuburan. Dan alasannya mereka melakukan itu sebelum perayaan Hari Pelewatan, sepanjang jalan dimana orang-orang pada datang, adalah supaya janganlah ada orang yang dengan tidak sengaja menyentuh kuburan itu dan karena itu menjadi najis. Dan karena mereka melakukan upacara proses pembersihan itu, mereka diperbolehkan untuk menghindari aktivitas lain.

Jadi pada saat masuk ke Yerusalem Anda bisa melihat kuburan-kuburan yang sangat bersih dan putih dimana-mana. Namun itu bukan seperti apa yang kelihatan. Ayat 28, “Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.” Mereka kelihatannya begitu murni dan putih, namun itu semua kuburan. Dan siapapun yang menyentuhnya akan ketularan najis dan Yesus mengatakan, itulah kamu itu. Anda itu semua seperti kuburan putih.

Dan yang ketujuh, pemimpin rohani palsu terkutuk karena mereka berpura- pura. Ayat 29-30, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi- nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh 30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.” Mereka mengatakan kami jauh lebih saleh dari pada mereka. Inilah pretensi buruk dari kesombongan rohani. Yesus telah mengatakan kepada mereka sebelumnya di Matius 21 bagaimana mereka telah membunuh semua nabi-nabi dari Allah di dalam perumpamaan kebun anggur dan pemilik dan hamba-hamba dan akhirnya anak sendiri yang datang dan dibunuh.

Dan Yesus mengatakan di ayat 31, “Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.” Mengapa? Karena disitu juga mereka sudah merencanakan untuk membunuh-Nya. Mereka begitu terpengaruh penipuan mereka sendiri sehingga mereka tidak menyadari realitas bahwa mereka akan membunuh seorang yang lebih besar dari pada nabi-nabi, yaitu Anak Allah. Ayat 32, “Jadi, penuhilah juga takaran kesalahan nenek moyangmu!” Apakah maksud-Nya? Ajo, lakukan saja. Kalian sudah merencanakan untuk mematikan nabi yang terbesar, yaitu Anak Allah sendiri.

Yesus tahu bahwa itulah alasan-Nya Dia datang, untuk mati supaya menyelamatkan mereka yang percaya. Bahkan Iblis sendiri tertipu, hanya Allah dapat merubahkan sesuatu yang begitu kejam seperti menyalibkan orang menjadi perbuatan kasih terbesar bagi manusia. Seperti dikatakan di Kejadian 50:20, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup banyak jiwa.” Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content