Firman itu telah menjadi manusia

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Firman itu telah menjadi manusia

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2011 · 11 December 2011

“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. 15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." 16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”

Marilah kita naik bersama lima langkah tangga malam ini mulai dari Allah yang tidak kelihatan sampai kepada kebenaran Natal yang besar – supaya kita menerima (bahkan malam ini juga) anugerah demi anugerah dari Yesus Kristus. Kelima langkah ada di dalam teks malam ini. Dan kita akan membicarakannya satu per satu.

1. Allah tidak kelihatan. Langkah pertama dan yang paling rendah dalam kelima langkah tangga kami ini adalah bahwa Allah tidak dapat dilihat. Ayat 18: Tidak seorangpun pernah melihat Allah.” Apakah itu bodoh untuk menyangkal apa yang tidak kelihatan? Kan seringkali di sekolah kita mendengar, “Saya perlu melihatnya supaya saya percaya”, benar?

Ada video yang berjudul “Aborsi untuk bertahan.” Ini pernyataan visual yang kuat mengapa mereka yang pro-aborsi memikir bahwa pengguguran diperlukan sebagai alat pembatas kelahiran khususnya di negara-negara miskin. Penderitaan yang disebabkan kehamilan yang tidak diinginkan semua digambarkan secara grafis.

Realitas dari anak yang belum lahir ini tidak pernah disebut di dalam video ini. Asumsi diam-diam adalah bahwa itu tidak ada. Mengapa? Karena anak itu tidak kelihatan. Pada suatu ketika didalam pilm itu mereka mengambil jarum suntik besar dan menyemburkan massa berdarah kedalam suatu tempat dan mengatakan sesuatu seperti, “Inilah hasil aborsi 8 minggu, dan ini tidak merupakan anak.”

Mengapa? Karena bayi yang belum lahir itu tidak kelihatan dan itu menolong mereka yang percaya bayi itu tidak ada dan tidak penting. Ini adalah tanggapan yang sama yang dipakai Yuri Gagarin, kosmonot Russia yang pertama, waktu dia di tahun 1961 di angkasa mengatakan, “Saya tidak melihat Allah manapun diluar disini.”

Jadi ketika Yohanes mengatakan di ayat 18, “Tidak seorangpun pernah melihat Allah,” dia memberikan kita suatu masalah. Jika kita tidak dapat melihat-Nya, bagaimana kita dapat mengenal-Nya? Itulah langkah pertama dari kelima langkah tangga di teks ini, yaitu Allah tidak kelihatan.

2. Allah menyatakan diri-Nya di dalam Hukum Taurat Musa. Langkah kedua adalah ini: Allah menyatakan diri-Nya di dalam Hukum Taurat Musa sebelumnya Dia menyatakan diri- Nya di dalam Tuhan Yesus. Ini terdapat dari ayat 17. Marilah kita membaca ayat 16 dan 17, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.”

Apakah ini berarti bahwa Hukum Taurat Musa berlawanan dengan kasih karunia dan kebenaran – bahwa hukum Taurat itu tidak penuh anugerah dan tidak benar? Tidak, bukan itu. Yang dikatakan ayat 17 adalah sebelum realitas – perwujudan – anugerah dan kebenaran yang datang melalui Yesus, kesaksian realitas itu datang melalui Hukum Taurat Musa.

Alasannya ayat 17 tidak membuat kontras diantara Hukum Taurat Musa dan Yesus adalah karena apa yang dikatakan Yohanes tentang Musa dan Hukum Taurat di tempat-tempat lain. Contoh, di Yohanes 3:14-15 dia mengatakan, “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Disini Musa melalukan sesuatu yang penuh kasih karunia dan kebenaran yang mengarahkan kepada anugerah dan kebenaran Yesus.

Contoh lain ada di Yohanes 5: 46-47, dimana Yesus berkata, “Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. 47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?” Disini Musa harmonis dengan Yesus dan menulis kebenaran tentang Yesus dan anugerah-Nya.

Akhirnya di Yohanes 6:32 Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.” Ini berarti bahwa manna di padang gurun itu adalah pemberian anugerah dari Allah, namun itu bukan roti kebenaran. Itu bukan realitas anugerah sendiri. Itu hanya suatu kesaksian dari anugerah yang akan datang, suatu rasa pendahuluan dari Kristus.

Jadi maksud Yohanes di ayat 17 (“hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus”) adalah bahwa Hukum Taurat bukanlah realitas - perwujudan - anugerah dan kebenaran dengan sendirinya, yang menjadi itu adalah Yesus. Hukum Taurat hanya saksi kasih karunia dan kebenaran. Yesus datang untuk menggenapkan Hukum Taurat Musa.

Itu langkah kedua dalam tangga lima langkah. Pertama, Allah tidak kelihatan. Kedua, Allah menyatakan diri-Nya di dalam Hukum Musa sebelumnya dia menyatakan diri-Nya di dalam Tuhan Yesus.

3. Allah menjadi manusia. Langkah ketiga dari tangga ini adalah Allah menjadi manusia. Ayat 14 mengatakan, “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.” Nah untuk mengerti sepenuhnya makna ayat itu kita harus kembali kepada ayat 1, “Pada mulanya adalah Firman dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

Firman itu Allah dan Firman itu menjadi manusia. Jika firman itu Allah dan Firman itu menjadi manusia, maka Allah telah menjadi darah daging. Allah menjadi manusia. Yesus Kristus adalah Allah dan Yesus Kristus telah menjadi manusia.

John MacArthur mengatakannya seperti ini, “ini mengatakan yang tak terbatas menjadi terbatas. Itu mengatakan keabadian diremas dalam waktu. Itu mengatakan pada dasarnya Allah menjadi manusia, yang tidak kelihatan menjadi kelihatan. Yang supranatural mengurangi diri-Nya menjadi terkurung dalam alam.

Nah orang Yahudi tahu benar apakah Firman Tuhan itu. Firman Tuhan adalah penyebaran akal budi Allah dan pikiran Allah dan penalaran Allah dan semua yang merupakan Allah bagi manusia. Jadi yang dikatakan Yohanes adalah bahwa penyebaran di dalam Perjanjian Lama yang dinamakan Firman Allah sekarang telah datang dalam bentuk tubuh, dan tubuh itu adalah Kristus.

Sekarang dia mengatakan Firman itu menjadi darah daging. Pikiran dan kehendak dan dinamis dan kuasa Allah telah terwujud dalam Yesus. Bagi beberapa orang konsep ini terlalu sukar untuk dipahami. Hal ini benar sulit untuk masuk akal, bagaimana sesuatu yang transenden dan tak terbatas seperti Allah dapat mengurangi diri-Nya menjadi manusia. Bagaimana mungkin dan mengapa Allah mau menjadi seseorang? Dan mengapa Sang Pencipta rela menjadi sebagian dari ciptaan-Nya?

Kita sebagai manusia terkurung dalam waktu dan ruang. Nah diluar kotak kecil kita ada dunia supranatural dan disitulah Allah berada. Sekarang dilema manusia adalah, jika ia tidak mungkin keluar dari kotak kecil itu, apakah yang dapat ia lakukan untuk mencari Allah? Bagaimana caranya saya bisa keluar karena saya memiliki keinginan di dalam batin saya bahwa Allah itu memang ada. Bagaimana saya dapat menemukan-Nya?

Dengarkanlah, jika manusia tidak mungkin keluar untuk mencari Allah, apakah yang harus terjadi? Allah harus masuk ke dalam kotak itu. Apakah Dia pernah melakukan itu? Iya, dalam bentuk Yesus Kristus. Apakah Anda tahu artinya ini? Ini berarti Allah yang supranatural membawa realitas supranatural itu kepada manusia. Dan Dia datang dan Yesus adalah Allah dalam bentuk daging manusia. Jadi begitulah caranya Firman itu menjadi manusia.

Ketika Kristus menjadi manusia Dia tidak berhenti menjadi Allah, sama seperti wanita ketika menjadi ibu tidak berhenti menjadi isteri. Dan begitupun ketika Yesus Kristus menjadi manusia, kata itu dipakai dengan pengertian yang sama, Dia menjadi manusia dalam arti kata Dia masih memiliki semua sifat sebagai Allah, namun Dia hanya menambahkan kepada hal itu dimensi total kemanusiaan.

“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.” Perkataan “tinggal” adalah kata untuk “berkemah” dalam bahasa Yunani. Saya dulu memikir itu maksudnya bahwa Dia hanya sementara saja disini. Namun saat saya mencari semua tempat kata ini ada di Perjanjian Baru, saya melihat bahwa maksudnya bukan suatu status sementara.

Contohnya, di Wahyu 21:3 dimana langit baru kekal dan bumi baru kekal digambarkan, dikatakan, “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam (berkemah) bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.”

Artinya berkemah dengan kita adalah bahwa Allah ingin akrab dengan kita. Dia ingin dekat dan ingin banyak interaksi. Jika Anda datang kedalam suatu komunitas dan membangun istana besar dengan pagar tinggi mengelilinginya, itu mengatakan bahwa sebenarnya Anda tidak mau bergaul dengan orang-orang.

Namun jika Anda pasang tenda di halaman belakang saya, Anda kemungkinan besar akan memakai kamar mandi saya dan sering makan bersama di meja saya. Karena itulah Allah menjadi manusia. Dia datang untuk memasang tenda-Nya di halaman belakang manusia supaya kita sering berhubungan dengan Dia.

Itulah langkah ketiga di tangga kami ini. Pertama, Allah itu tidak kelihatan. Kedua Allah menyatakan diri-Nya di dalam Hukum Taurat sebelumnya Dia menyatakan diri-Nya di dalam Tuhan Yesus Kristus. Ketiga, Allah menjadi manusia dan berkemah diantara kita.

4. Kita melihat Allah di dalam Yesus. Langkah keempat adalah bahwa di dalam Yesus kita melihat Allah. Ayat 14 mengatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Perhatikanlah, “kita telah lihat kemuliaan-Nya.” “Nya” itu mengacu kepada siapa? Ini mengacu kepada Firman. “Firman itu telah menjadi manusia….dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.” “Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Jadi di dalam Yesus kita melihat Allah – kemuliaan Allah.

Namun ada sesuatu yang sangat menarik yaitu bahwa Dia menyelubungi diri-Nya sebagai manusia namun Dia tetap tidak bisa menyembunyikan kemuliaan-Nya, benar? Kemuliaan yang dimiliki Yesus Kristus sebagai Allah tetap kelihatan. Coba lihatlah apa yang dikatakan Yohanes, “Dia diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.” Dia tidak dapat meneyembunyikan kemuliaan diri-Nya. Kristus berada di dunia dan mereka mengatakan mereka dapat menyaksikan kemuliaan-Nya.

Ada beberapa dari murid-Nya yang melihat cahaya cemerlang dari Dia secara fisik di Gunung Tranfigurasi. Mereka naik kesitu dan Yesus membuka tabir itu dan sinar luar biasa keluar, masih ingat? Dan Dia transparan dan bersinar seperti matahari dan mereka melihat kemuliaan-Nya. Dan Yohanes tidak pernah melupakan hal itu, dan begitu juga Petrus.

Namun lebih dari itu dan lebih penting lagi, mereka melihat kemuliaan Allah dalam kualitas rohani-Nya, benar? Karena realitas kemuliaan Allah terlihat di dalam anugerah, di dalam kebaikan, dalam kasih, dalam kebijaksanaan, dalam pengetahuan dan pengertian, dalam belas kasihan, dan di dalam semua sifat-sifat Allah kemuliaan-Nya dinyatakan, karena kemuliaan adalah keseluruhan Allah.

Jadi sekarang Anda tidak perlu berada dalam kegelapan tentang Allah. Dia telah melampaui perkamen dan kertas, Dia telah melampaui video CD dan drama hidup. Dia telah benar-benar datang dan memasang tenda-Nya di dalam halaman belakan kita dan panggil kita untuk melihat Dia dan ajar kenal Dia dalam pribadi Anak-Nya Yesus.

Ketika Anda melihat tindakan Yesus, Anda melihat tindakan Allah. Ketika Anda mendengar ajaran Yesus, Anda mendengar ajaran Allah. Ketika Anda mulai mengerti siapakah Yesus, Anda mengerti siapakah Allah.

Jadi Allah itu seperti apa? Apakah yang kita lihat pada saat kita melihat Yesus? Yohanes sangat jelas dengan apa yang dia ingin pentingkan. Kita melihat anugerah dan kebenaran Allah. Ayat 14, “kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada- Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Kemudian Yohanes mengulangi ini di ayat 17, “Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” Pokoknya begini, esensi dari apa yang diungkapkan Allah tentang diri-Nya di dalam Yesus adalah, pertama, bahwa dia adalah benar – yaitu nyata, lebih nyata dari pada semua yang dapat kita lihat.

Di satu sisi semua yang kelihatannya nyata bagi kita sekarang sebenarnya adalah seperti mimpi singkat. 2 Korintus 4:18, “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” Allah adalah kebenaran. Allah adalah kenyataan. Dan itulah yang kita melihat di dalam Yesus. Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup.

Ada orang yang memiliki keamanan palsu dan mereka merasa jika mereka percaya Allah itu sudah cukup. Apakah Anda tahu bahwa orang-orang yang menyalibkan Yesus Kristus memikirkan bahwa mereka melakukan itu untuk Allah? Kepercayaan kepada Allah hanya berarti percaya setengah kebenaran saja. Karena Anda tidak mendapatkan kebenaran penuh sampai Anda melihat Yesus Kristus yang adalah ekspresi Allah dan yang menentukan persyaratan Allah.

Dan kedua, Allah adalah anugerah. Atau seperti dikatakan Yohanes di dalam suratnya yang pertama, “Allah adalah kasih”(1 Yoh. 4:8). Allah adalah bebas dan melimpah dalam kebaikan-Nya terhadap mahluk yang berdosa. Inilah artinya kasih karunia. Inilah esensi dari realitas Allah karena tidak ada yang mengungkapkan kepenuhan keilahan-Nya lebih daripada kebebasan anugerah-Nya.

Dia penuh dan bahagia dan mampu dalam diri-Nya sehingga Dia tidak perlu kita untuk memenuhi kebutuhan-Nya namun Dia bergelombang dengan energi kepenuhan yang tak terbatas untuk memenuhi kebutuhan kita. Itulah anugerah-Nya. Dan itulah batu penjuru kemuliaan-Nya. “Kita melihat kemuliaan-Nya ..penuh anugerah dan kebenaran.”

Itu langkah keempat. Pertama, Allah tidak kelihatan. Kedua, Allah menyatakan diri-Nya dalam Hukum Taurat sebelumnya Dia menyatakan diri-Nya dalam Tuhan Yesus. Ketiga, Allah menjadi manusia dan berkemah diantara kita. Keempat, di dalam Yesus kita melihat Allah dan mengerti siapakah Dia sebenarnya: kenyataan benar dan kepenuhan kasih karunia.

5. Allah datang untuk memberikan kita anugerah; Dan kita harus menerimanya. Dan ini membawa kita kepada langkah tangga tertinggi kepada kebenaran Natal secara praktis.

Pada akhir ayat 16, dia mengatakan, “Kasih karunia demi kasih karunia.” Apakah Anda mengerti itu? Kasih karunia ditempat kasih karunia. Ketika anugerah itu hilang anugerah baru datang lagi, sama seperti ombak di lautan, satu gelombang mengulung masuk langsung datanglah gelombang lain, lebih banyak anugerah dan lebih banyak anugerah lagi.

Di Efesus 2:7, Paulus mengatakan bahwa Allah pada masa yang akan datang akan menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Apakah Anda pernah memikir tentang anugerah? Kasih karunia Allah terus datang seperti ombak lautan yang tidak pernah berhenti.

Dan karena itu Paulus mengatakan di Roma 5:2, “Di dalam kasih karunia ini kita berdiri.” Tahukah Anda, kita hidup di dalam suatu gelembung anugerah. Jika ada suatu saat dimana anugerah itu tidak datang, kita pasti hancur karena hanya satu dosa cukup untuk membuat kami pendosa. Jadi Allah terus saja membuat anugerah itu masuk seperti ombak lautan dan kasih karunia demi kasih karunia.

Apakah hubungan-Nya semua wahyu ini dengan Anda? Ayat 16 memberikan kita jawabannya, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.” Jadi langkah kelima adalah ini: Allah bukan saja datang untuk menunjukkan kita anugerah namun untuk memberikan kita anugerah; dan kita harus menerima anugerah yang berkelimpahan ini.

Allah bukan saja ingin memenuhi kepala Anda dengan pengetahuan tentang kebenaran-Nya dan anugerah-Nya, Dia ingin supaya Anda menerima itu dan mengalami itu. Natal ini dia ingin memberikan Anda secara pribadi suatu fondasi kebenaran dan realitas supaya Anda tidak jatuh karena stres.

Jadi dalam Kristus di ayat 18 realitas Allah dinyatakan. Kita melihat didalam Yesus Kristus Allah yang jauh, yang tidak dapat dikenal, yang tidak kelihatan, yang Mahakuasa, yang transenden, yang mulia, yang tidak terjangkau, menjangkau manusia dan menjadi manusia. Dan karena Allah menjadi manusia Allah tidak lagi asing, benar?

Inilah artinya Kekristenan. Ini bukan semacam bentuk agama, ini bukan sistim. Dengarkanlah, ini hubungan kasih pribadi dengan Kristus yang adalah Allah dalam tubuh manusia yang mati dan bangkit kembali dan hidup sekarang. Itulah Kekristenan.

Natal ini Dia ingin memperlakukan Anda dengan anugerah – mengampuni segala dosa Anda – semuanya – menghilangkan rasa bersalah Anda, membersihkan hati nurani Anda, menolong Anda dengan masalah Anda, memberi kekuatan kepada Anda setiap hari dan memenuhi Anda dengan pengharapan dan damai sejahtera.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content