Bagaimana hidup menunggukan kedatangan-Nya

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Bagaimana hidup menunggukan kedatangan-Nya

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2011 · 6 November 2011

Marilah kita meneruskan pelajaran di dalam Alkitab kami tentang kebenaran Allah di 2 Petrus 3. Kita sudah hampir pada akhirnya surat yang indah ini, 2 Petrus 3; kita mendalami bagian ayat 11 sampai ke ayat 18. Dan kita telah menanyakan pertanyaan ini …apakah artinya bagi kita sebagai orang Kristen bahwa Yesus akan datang kembali?

Petrus telah membicarakan kedatangan hari Tuhan. Kita sudah menjelaskan kepada Anda bahwa setelah adanya hari Tuhan itu ada hari besar yang lain, yaitu yang dinamakan hari Allah di ayat 18 yang juga dinamakan hari kekal.

Kita sebagai orang percaya tidak menantikan hari Tuhan karena itu hari penghakiman. Kita menantikan hari Allah, itu hari kekal, hari langit baru dan bumi baru. Kita menantikan dengan gembira untuk masuk ke dalam ciptaan Allah yang mulia dan kekal.

Kita tidak menantikan hari Tuhan karena itu waktu penghakiman yang besar, waktu penghukuman pendosa-pendosa, namun kita menantikan keadaan kekal dari kemuliaan yang benar di hari Allah, hari yang besar itu ketika Allah seluruhnya berada di dalam segalanya. Istilah ‘hari Allah’ itu, seperti yang kita katakan, terdapat di ayat 12 dari teks ini.

Dan kami sudah menantikan hal itu, meskipun kami masih belum masuk ke dalam hari Allah itu, dan tidak akan masuk sampai Kerajaan seribu tahun itu berakhir. Dan lagi, kami sudah menjadi warga negara keadaan kekal itu. Warga kami adalah surga. Kami menantikan sebuah kota yang direncanakan dan dibangun Allah. Dan itu adalah Yerusalem baru, langit baru dan bumi baru adalah tempat kediaman akhir kami. Jadi kami hidup sambil menantikan hari kekal Allah.

Kemudian ayat 11 mengatakan, “Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.” Apakah implikasi seluruh alam semesta dalam bencana api terus dilanjutkan dengan langit baru dan bumi baru, hari kekal Allah dimana Anda akan berdiam? Karena Anda telah menjadi warga hari yang mulia itu, kerajaan kekal itu, alam semesta abadi baru itu, orang macam apakah seharusnya Anda menjadi?

Dan kita belajar bahwa ini bukan suatu pertanyaan namun suatu pernyataan, orang macam apakah kita seharusnya, dalam kesalehan macam apa kita harus berperilaku dan hidup. Karena Yesus datang untuk menghakimi orang fasik dan menghancurkan alam semesta yang terkutuk dosa dan menggantikannya dengan yang baru, yang diciptakan untuk kita dimana kita akan tinggal selama-lamanya, hal itu harus mempengaruhi hidup kita.

Bagaimana hal itu seharusnya mempengaruhi hidup kita? Dia mengatakan di ayat 11, “dalam hidup yang suci dan saleh.” Kehidupan suci berurusan dengan tindakan kita, dan kesalehan itu berurusan dengan sikap hati kita. Jadi dalam sikap dan tindakan keduanya kita harus memisahkan diri dari dosa.

Sekarang apa artinya ini? Bagaimana hal itu kelihatan dalam kehidupan sehari- hari? Apakah komponen-komponen dari sikap dan perilaku ilahi seperti itu? Nah saya mengatakan Minggu yang lalu bahwa Petrus memberikan kita suatu daftar komponen yang dapat menghasilkan sikap dan perilaku yang harus menjadi karakter kita.

Pertama ini termasuk pengharapan. Ayat 12 dan 13, “yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. 13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” Kita telah membahas itu cukup mendalam.

Marilah kita sekarang melihat komponen kedua dalam pelajaran ini. Bukan saja kita harus memiliki karakter yang menantikan, namun kita juga harus memiliki karakter damai. Kita sendiri harus berada dalam keadaan damai. Lihatlah ayat 14, “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.”

Oleh karena itu, orang-orang Kristen, karena Anda menantikan hari Allah itu, langit baru dan bumi baru, keadaan kekal itu, Kerajaan yang mulai yang menunggukan kita dalam kehadiran Allah untuk selama-lamanya, Anda harus berusaha...” Dengan kata lain berusahalah sekuat mungkin supaya Anda kedapatan dalam damai.

Saya ingin memberi komentar sedikit mengenai “Kamu kedapatan..Dia.” Ketika Tuhan Yesus datang, Anda akan terdapat secara pribadi oleh Dia. Di waktu itu tidak ada sesuatupun yang tersembunyi, di hari itu tidak ada sesuatupun yang diabaikan. Semua hal tentang Anda akan menjadi terang pada waktu Tuhan Yesus datang.

Dikatakan di 1 Korintus 4 bahwa ketika Dia datang Dia akan menerangkan semua yang kita telah lakukan di dalam hidup kita, yang baik maupun yang tidak berguna. 2 Korintus 5 mengatakan, kita akan ditemukan-Nya. Yang dipentingkan adalah bahwa yang datang itu adalah Dia dan Dialah yang akan memperhadap- kan kita. Jadi ketika Dia menemukan kita Dia harus mendapatkan kita hidup dalam damai.

Apakah maksudnya? Mungkin itu berarti kita harus berdamai dengan orang Kristen lain, mungkin dia maksud ketika Kristus datang dan membangun Kerajaan-Nya yang mulia, Dia ingin mendapatkan kamu hidup berdamai satu sama lain, damai oleh kasih Kristus, kesatuan dalam Roh dalam hubungan damai seperti yang kita denganr dari Rasul Paulus.

Namun sebenarnya apa yang dia katakan disini adalah supaya Anda ditemukan menikmati damai sejahtera Allah, kedamaian dalam pikiran pribadi, damai yang datang dari iman kuat kepada Tuhan. Di Filipi 4: 6-7, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginan-mu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 7Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Damai sejahtera seperti itu menghilangkan dari kami kekuatiran dan ketakutan. Damai sejahtera macam itu tidak menyebabkan kita gelisah karena kita takut Dia akan menemukan dosa-dosa kita dan kita malu. Damai sejahtera seperti itu bebas dari segala kekuatiran masa depan.

Damai seperti itu tidak mengenal ketakutan akan hari Tuhan, yaitu penghakiman Kristus, atau apapun juga karena kita menikmati damai sejahtera Allah. Dan hal ini, kata rasul Paulus melampaui pemahaman manusia, ini melampaui daya intelektual manusia dan ini melampaui penjelasan manusia.

Cara mengatakan yang lain adalah waktu Paulus menuliskan itu kepada Timotius dan membicarakan mereka yang ingin sekali melihat kedatangan Kristus karena mereka tidak takut, mereka tidak kuatir. Ini berarti Anda memiliki jaminan kekal akan keselamatan Anda. Ini berarti bahwa Anda memiliki realitas dari iman Kristen Anda dan ketaatan sehingga Anda tidak malu saat Dia datang.

Ini berarti bahwa Anda sama sekali tidak takut Anda mungkin hanyut dalam penghakiman hari Tuhan karena Anda yakin semuanya baik diantara Anda dan Allah. Anda benar-benar nyaman dengan akhir dunia, dan seandainya itu akan datang di dalam 24 jam berikut ini, Anda masih bisa meletakkan kepala diatas bantal dan tidur nyenyak tanpa ketakutan.

Tantangan sebenarnya dari kehidupan Kristen bukanlah untuk menghilangkan masalah yang tidak nyaman dari kehidupan Anda. Tantangan sebenarnya orang Kristen adalah untuk hidup di dalam dunia yang telah jatuh ini sebagai orang yang berdosa, dikelilingi oleh orang yang jatuh, ditengah-tengah semua manifestasi kutukan, sambil menahan rasa sakit dan meskipun begitu tetap memiliki damai sejahtera karena semuanya baik diantara Anda dan Allah.

Itulah damai berdasarkan jaminan. Itulah damai karena keamanan. Itulah ketenangan seseorang yang yakin bahwa segalanya baik dengan Allah tanpa takut malu pada kedatangan Kristus. Inilah menurut Paulus di Filipi 4:7, “akan memelihara hati dan pikiranmu.”

Jika Anda berpikir tentang kedatangan Kristus dan langit baru dan bumi baru yang telah didirikan Allah bagimu, jika Anda memikir mengenai melihat-Nya muka ke muka, maka Anda seharusnya bersuka cita menantikan harapan itu, dan ingin sekali Dia datang kembali, dengan berseru, “Datanglah Tuhan Yesus.” Anda tidak perlu takut dalam hati Anda karena Anda tahu bahwa semuanya adalah baik.

1 Yohanes 4:17 mengatakan, “kita harus mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman.” Kita harus yakin bahwa itu akan melewati kita. Jadi kata Petrus, waktu Anda menantikan kedatangan Yesus Kristus, Anda harus hidup dengan penuh pengharapan dan Anda harus hidup dalam keadaan damai sejahtera.

Ketiga, satu komponen lain yang berhubungan dengan kedatangan kembali Kristus kita akan menamakan pengudusan. Kembali lagi kepada 2 Petrus 3:14, “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.”

Nah ini sebaliknya dari guru-guru palsu. Masih ingat di bab kedua ketika Petrus membicarakan guru-guru palsu itu bahwa mereka adalah “kotoran dan noda.” Sebaliknya Anda haruslah tak bercacat dan tak bernoda. Kedua istilah ini membicarakan karakter dan reputasi. Jadi keduanya membicarakan karakter kita dalam realitas dan apa yang disangka orang.

Tak bercacat berhubungan dengan karakter saya. Bagaimana saya sebenarnya. Tanpa cacat, tanpa noda dalam kehidupan kita. Dan tak bernoda berhubungan dengan reputasi saya. Itu pendapat orang tentang saya dan saya haruslah tanpa cacat, yaitu murni dalam realitas, dan tak bernoda yaitu murni dalam reputasi kita. Itulah yang dicari Tuhan waktu Dia datang.

Sekarang ada empat kemungkinan dalam kata-kata ini dan kita harus melihatnya realistis. Pertama, ada kemungkinan Anda tak bernoda, namun setidaknya dalam arti tertentu tetap bercacat. Ada kemungkinan Anda dapat hidup murni dan ilahi dalam hidup penuh kebajikan, namun di mata dunia Anda tetap bersalah.

Dan ini mungkin karena dulu di masa lalu ada sesuatu di dalam hidup Anda yang telah mencemarkan reputasi Anda dan walaupun Anda sekarang sudah tak bercacat dan diampuni, orang-orang masih ingat noda itu. Jadi ketika pada kedatangan Kristus semuanya baik dengan Anda, mungkin Anda tetap disalahkan untuk sesuatu yang di suatu waktu telah mencemarkan kesaksian Anda bagi Kristus dan Anda telah disalahkan untuk itu.

Kedua, mungkin juga Anda tidak bersalah namun masih bernoda. Ada kemungkinan orang-orang tidak tahu kebenaran sebenarnya. Ada kemungkinan orang-orang memikir Anda tak bernoda, namun Anda tetap bernoda, dan mungkin orang-orang memikir Anda tidak bersalah dan reputasi Anda bagus sekali, tetapi kebenaran adalah bahwa Anda masih bernoda. Jadi ada orang yang kelihatannya tak bercacat, namun mereka bernoda.

Ada kemungkinan ketiga. Ketika Yesus datang karakter Anda tak bernoda sebaik mungkin karena anugerah Allah, dan Anda juga memiliki reputasi yang tidak bercacat. Jadi hidup Anda dan reputasi Anda keduanya tak bernoda dan tak bercacat. Dan ada juga kemungkinan keempat dimana Anda bercacat dan bernoda. Dalam hal ini hidup dan karakter Anda keduanya bercacat dan bernoda.

Saya hanya menerangkan ini supaya Anda dapat melihat implikasi dari hal ini yang pada permulaannya kelihatan seperti suatu pernyataan sederhana. Kita harus mengurus dosa-dosa di dalam kehidupan kami, jadi intinya adalah supaya kita berusaha hidup kehidupan kudus. Dan ketika Tuhan datang, Dia ingin kita murni.

Bagaimana kita bisa menjadi seperti itu? Anda harus tahu dosa Anda sendiri, membenci dosa Anda sendiri, mengaku dosa Anda sendiri dan ingin kehidupan yang kudus. Anda perlu menjauhkan diri dari keadaan-keadaan yang menggoda, dan setialah kepada cara-cara kita dianugerahkan, seperti pemahaman Alkitab, berdoa dan beribadah, supaya kita mempertahankan kehidupan murni.

Tuhan mengatakan begitulah caranya Saya ingin Anda hidup sampai saatnya Saya datang. Dan itu sesuai dengan apa yang Anda nantikan pada keadaan kekal. Saya ditentukan untuk kemurnian abadi, saya ditentukan untuk kemuliaan kekal. dan karena itu saya harus berusaha untuk hidup seperti itu sekarang.

Jadi Petrus mengatakan, selagi kita menantikan kedatangan Kristus, kita harus menjadi orang yang memiliki karakter yang menantikan, yang dipengaruhi damai oleh iman dan yang menguduskan. Ayat 15 membawa kita kepada hal keempat, kita harus memiliki karakter yang dipenuhi penginjilan.

Dalam waktu kita menunggukan keadaan kekal yang besar dan mulia ini, dia mengatakan di ayat 15, “Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk (beroleh selamat) menyelamatkan.” Dengan kata lain, kita harus memakai waktu kita, tenaga kita, karunia kita dan kehidupan kita yang masih ada untuk penyelamatan. Tuhan itu tunggu supaya melalui kita Dia dapat menyelamatkan lebih banyak orang lagi.

Beberapa orang yang mengritik mengatakan di ayat 9, nah sampai sekarang Tuhan masih belum datang, Dia mengatakan Dia akan datang tetapi Dia tidak akan datang. Coba lihat sudah berapa lamanya dan Dia masih belum datang. Jadi Petrus mengatakan, “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”

Dia sedang menunggu dengan sabar. Dan di ayat 8 dia mengatakan, “Janganlah kamu lupa bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari,” jadi memang waktu-Nya tidak sama seperti kamu. Dia sangat sabar dan penuh kasih karunia.

Allah ingin supaya jangan ada yang binasa; Dia tidak senang dalam kematian orang fasik. Allah Juruselamat kami di 1 Timotius 2:4, ingin supaya semua orang selamat. Allah itu sabar menunggukan orang yang belum bertobat untuk bertobat. Ketika Allah berfirman kepada Israel di Yehezkiel 18:31, “Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?” Dia menekankan belas kasihan-Nya dan menegaskan rahmat-Nya.

Kita juga dapat melihat gambaran dari kesabaran penuh belas kasihan yang luar biasa itu di dalam kisah anak terhilang di Lukas 15. Anak lelaki ini hidup di dalam dunia penuh amoralitas, menyalahgunakan hak dan kesempatannya dan ayahnya dirumah sedang menunggu dan menunggu dengan kasih karunia dan belas kasihan sampai anaknya pulang kerumah. Inilah gambaran Allah Bapak kami.

Jadi Petrus mengatakan di ayat 15 bahwa kesabaran Tuhan kita adalah supaya ada keselamatan. Dan faktanya bahwa kita sedang menunggukan kedatangan Kristus itu tidak memberikan kita izin untuk santai-santai saja dan tidak melakukan apapun juga. Janganlah pakai piama kita dan duduk diatap dan menunggu sampai Dia datang kembali. Kita semua harus terlibat dalam pelayanan rekonsiliasi.

Di 2 Korintus 5:11, Rasul Paulus benar-benar mengutarakan apa yang seharusnya harus menjadi tujuan setiap orang yang percaya yang sedang menunggukan kedatangan Kristus. Inilah yang dia katakan, “Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang.” Dengan kata lain, ketika saya memikirkan hari Allah yang bagi saya adalah berkat, saya juga harus mengingat hari Tuhan yang menjadi kutukan bagi mereka.”

Ada ilustrasi grafik dari sikap yang sama yang berasal dari Rasul Yohanes. Saat dia merenungkan penghakiman di Wahyu 10, ada malaikat yang membawa dia buku dan memberikannya kepada Yohanes dan mengatakan, “Ambillah dan makanlah.” Dalam simbolisme ini Yohanes memakannya. Dia mengatakan, “ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu." 10 Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.”

Apakah artinya ini? Buku kecil ini adalah kebenaran Allah tentang penghakiman terakhir yang adalah pahitmanis. Di satu sisi manis karena itu mengantar kita kepada hari Allah. Di lain sisi, itu pahit karena itu berarti kutukan bagi dunia yang tidak percaya. Marilah kita teruskan ini Minggu yang akan datang. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content