Berpuasa untuk orang Kristen

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Berpuasa untuk orang Kristen

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2011 · 23 October 2011

Marilah kita melihat lagi Matius 6 karena kita tidak ada waktu untuk membicarakannya semua. Yesus disini membenarkan caranya orang Yahudi berpuasa yang berbeda dengan caranya orang Kristen berpuasa. Di masa kini, kita tidak berpuasa seperti mereka. Ini bukan sesuatu yang kita biasa lakukan.

Marilah kita melihat lagi apa yang dibicarakan Minggu yang lalu. Nomor satu, kita membicarakan prinsip berpuasa. Dan ini yang kami katakan dalam ringkasan. Puasa itu pantang total dari makanan dan itu adalah untuk merendahkan diri di hadapan Allah ditengah-tengah perjuangan rohani. Namun itu bukan tujuannya sendiri. Ini akibat wajar dari perjuangan spiritual.

Kedua, kita membicarakan lamanya puasa itu. dan karena berpuasa seluruhnya spontan dan dengan suka rela, dan hanya ada satu puasa yang diperintahkan dalam Firman Allah, yaitu pada Hari Pendamaian dan di kayu salib Hari itu telah ditiadakan, jadi tidak ada waktu tertentu yang diharuskan.

Ketiga, mengenai prioritas berpuasa kita membicarakan sedikit tentang faktanya bahwa Tuhan telah mengasumsikan bahwa kita akan puasa. Dia mengatakan pada saat Anda puasa dengan asumsi bahwa itu akan terjadi. Juga di Matius 9:15, Tuhan mengatakan, “Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Keempat, dan disinilah kita berhenti ditengah, alasan-alasan untuk puasa. Apakah yang menyebabkan kita puasa? Iya, kita sudah membicarakan beberapa. Nomor satu, ratapan, kesedihan menyebabkan ada puasa.

Dan kita mendiskusikan bahwa tubuh fisik Anda menanggapi kecemasan jiwa Anda. Ketika seseorang sangat prihatin, saat jiwa mereka sangat sedih, ketika dalam perjuangan rohani itu kita menyadari Allah dengan luar biasa, tubuh kita ini akan menyesuaikan dirinya dengan hati. Dan tidak ada nafsu makan.

Kedua, perlindungan adalah alasan lain, ketakutan menyebabkan ada puasa. Ada waktunya ketakutan begitu memenuhi hati sehingga makanan tidak dipikirkan. Kita takut sesuatu akan terjadi. Kita takut untuk seseorang yang hampir mau mati. Kita takut ada bencana yang akan datang atau bahaya yang akan melanda dan kita tidak bisa makan.

Pikirkanlah tentang Yoel 2 dimana Yoel mengatakan bahwa Asyur akan datang dalam penghakiman kepada umat Allah. Dan dia mengatakan bahwa mereka akan datang seperti api. Dan mereka akan datang seperti kuda balapan besar diatas puncak gunung-gunung. Anda perlu membaca Yoel 2, karena itu gambaran yang besar dan luar biasa dramatis dari invasi Asyur.

Dan dikatakan bahwa umat Allah bersatu dan menangis dan berpuasa. Mengapa? Karena mereka sangat ketakutan. Dan mereka begitu takut sehingga sama sekali tidak ada nafsu makan lagi. Malah, itu sesuatu yang mereka tidak dapat menangani.

Alasan ketiga adalah kerendahan hati. Rasa bersalah karena dosa menyebabkan kecemasan dan intensitas besar sehingga ada kemauan untuk puasa. Dan ini terjadi dengan bermacam bentuk. Rasa bersalah dan dosa membawa kerendahan hati yang seringkali menyebabkan tidak ada nafsu makan.

Itu pelajaran besar dan dramatis tentang Hari Pendamaian, dimana pada saat ada pengakuan dosa Anda tidak makan. Ketika kita menghadap hadirat Allah untuk mengaku kejahatan hidup kita itulah waktunya untuk pengakuan dan pertobatan dan tidak ada pikiran untuk makan.

Keempat, alasan lain untuk puasa adalah wahyu. Pada saat umat Allah akan menerima firman Allah atau memproklamirkan firman Allah, kita seringkali melihat ada puasa. Dengan kata lain, seperti dikatakan Yesus, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Dan tepat pada saat menerimanya firman Allah, pada saat itulah Anda benar menyadari bahwa manusia tidak hidup dari roti saja. Daniel 9:2 mengatakan, “pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun.”

Jadi Daniel sedang membaca Yeremia dan dia tahu bahwa Allah akan melakukan sesuatu selama 70 tahun itu, namun dia ingin tahu penjelasannya semua itu. Jadi dia katakan di ayat 3, “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. 4Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku.”

Ayat 21-23, “sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. 22 Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. 23 Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu!”

Dengarkanlah, dia puasa dan berdoa dan malaikat itu berkata OK Daniel, Allah telah mendengar kamu, Allah telah melihat kamu, dan sekarang Allah akan memberikan kamu firman-Nya. Dan di ayat 24 dia mendapatkan wahyu yang sangat luar biasa tentang ‘70 minggu dari Daniel’ yang kita tahu adalah tema sejarah nubuatan dunia. Dalam mengantisipasi wahyu dari Allah itu dia berpuasa supaya dia dapat memahami kata-kata Yeremia lebih baik lagi.

Di Daniel 10:1-3 tertulis, “Pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, raja orang Persia, suatu firman dinyatakan kepada Daniel; firman itu benar dan diperhatikannyalah penglihatan itu. 2 Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: 3makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh.”

Di saat lain ketika Allah memberikannya wahyu besar lagi, dia berpuasa lagi. Jadi berpuasa untuk menerima firman Allah artinya begini. Jika Anda puasa, ini tidak berarti Anda akan menerima firman Allah baru. Ini berarti bahwa Anda dipenuhi dengan keinginan untuk mengerti apa yang Allah telah memberikan, sehingga Anda tidak memikirkan makanan sampai saat Anda tahu dan mengerti firman Allah itu.

Kapan terakhir kali Anda begitu tegang dalam pemahaman Alkitab sehingga Anda tidak membiarkan makanan mengganggu hal itu? Di dalam Kisah Para Rasul 10, Petrus sedang berdoa dan berpuasa ketika ia mendapat visi untuk pergi menginjili Kornelius yang bukan Yahudi. Di dalam Keluaran 24, Musa telah berpuasa selama 40 hari dan 40 malam sebelum Allah memberikannya hukum Taurat-Nya. Banyak sekali kejadian di dalam Alkitab dimana ada hati yang mencari Allah, tanpa memikirkan makanan, dimana firman Allah dinyatakan.

Alasan orang-orang tidak mengerti Alkitab adalah karena seringkali, mereka tidak mempelajari Alkitab itu dengan intensitas yang dibutuhkan untuk benar-benar memahaminya. Namun segalanya ada jika Anda benar mau menggalinya. Dan kadang Anda perlu melewatkan makanan itu dan hati Anda ingin Anda melakukan hal itu.

Bukan saja ada puasa berhubungan dengan wahyu yang diterima, tetapi juga dengan wahyu yang diberikan. Kelihatannya ada puasa berhubungan dengan berkhotbah dan mengajar firman Allah. Paulus mengatakan bahwa dia sering berpuasa dan mungkin puasa itu sebelumnya dia berkhotbah. Kita melihat Tuhan kita berpuasa selama 40 hari dan 40 malam sebelumnya Dia mulai pelayanan penginjilan-Nya.

Kelima, hukuman mendorong orang untuk berpuasa. Rasa takut penghakiman ilahi, bukan saja bagi diri sendiri, namun untuk orang lain, menyebabkan seseorang untuk berpuasa. Seharusnya ada orang Kristen di dunia ini yang mau puasa dan berdoa bagi semua pendosa di dunia ini.

Di Yunus kita melihat ilustrasi dari hal ini. Di Yunus 3, berita dikabarkan kepada orang-orang Niniwe bahwa Allah akan menghukum mereka. Dan apakah respon mereka? Orang-orang Niniwe percaya kepada Allah dan mereka semua ikut puasa. Mereka takut akan hukuman Allah.

Kita kekurangan berita seperti itu sekarang. Jika kita berkhotbah tentang penghakiman Allah, orang-orang malah marah. Dan orang-orang yang menjadi marah itu bukan orang yang belum diselamatkan, mereka orang-orang yang sudah diselamatkan. Mereka mengatakan kita kurang mengasihi. Jika seseorang akan mati dan binasa dan masuk ke neraka, hal yang paling memperlihatkan kasih adalah untuk memperingati mereka, bagaimana pendapat Anda?

Namun sebenarnya kita tidak peduli mereka binasa seperti seharusnya. Kapan terakhir kali Anda tidak makan karena Anda peduli dalam batin Anda akan negara kita yang dihakimi untuk masuk neraka tanpa Kristus? Atau tetangga kita atau seseorang yang Anda kenal dan mengasihi? Niniwe setidaknya memiliki akal sehat untuk berpuasa dan berdoa karena mereka takut akan firman Allah.

Keenam, ditambah ratapan, perlindungan, kerendahan hati, wahyu dan hukuman adalah pemilihan pemimpin. Pada waktunya di gereja mula-mula untuk memanggil orang khusus untuk tugas khusus dalam pimpinan rohani, berpuasa menjadi bagian dari panggilan itu. Tidak ada yang lebih penting daripada kepemimpinan gereja. Jika pemimpin gereja itu benar, gerejanya benar, jika kepemimpinannya buruk, gerejanya juga buruk.

Jadi ketika gereja mula-mula mulai memilih pemimpinnya dan mentabiskan orang dan memisahkan mereka untuk pelayanan injil dan memakai mereka untuk tujuan Allah, itu semua tidak dilakukan sembarangan saja. Tidak dilakukan secara politik. Mereka tidak memilih orang karena mereka disukai atau karena memiliki kuasa di jemaat. Mereka memilih orang berdasarkan doa dan puasa!

Kisah 13:1-3, “Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. 2 Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." 3 Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.”

Apakah lebih penting dulu daripada sekarang untuk memiliki pemimpin yang benar atau mengirim misionaris yang benar? Jika tugas itu begitu penting sehingga mereka berdoa dan berpuasa, apakah pentingnya berkurang sekarang dimana Allah mentabiskan orang-orang yang benar dan mengutus mereka dari kita? Itu bukan mereka yang ingin pergi, namun mereka yang patut diutus oleh karena karunia Allah dan panggilan-Nya.

Di Kisah 14:23, caranya sama terus. Dikatakan, “Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.” Ketika kita memilih orang diaken, itu sama pentingnya sepertinya mereka dipilih Paulus dan Barnabas sendiri. Hal-hal seperti itu memerlukan doa dan puasa.

Alasan ketujuh untuk berpuasa adalah pengarahan. Ada waktu di dalam Friman Allah ketika orang-orang cari arah, dan mereka memohonnya dengan kekuatiran yang mendalam sehingga mereka berpuasa. Di Kejadian 24, pada saat hamba Abraham disuruh cari pengantin bagi Ishak, dia begitu kuatir supaya Allah menunjukkan wanita yang benar sehingga dia berdoa dan berpuasa.

Paulus mengatakan di 2 Korintus 11:27 bahwa “kerap kali aku berpuasa.” Dia berpuasa sementara menunggukan terungkapnya kehendak Allah. Beberapa dari Anda menghadapi keputusan-keputusan penting, menikah siapa, bekerja dimana, bagaimana menangani keluarga, tinggal disini atau pindah ke tempat lain, dan dimanakah karunia rohani harus dipakai. Bagaimana Anda menangani hal–hal itu? Apakah ada kerinduan dalam hati Anda untuk mengetahui kehendak Allah sehingga Anda mau berpuasa sama seperti yang dilakukan orang lain sebelum Anda?

Untuk waktu perjuangan berat itu dimana tarikan kepada hati yang benar-benar saleh begitu kuat seolah Anda ditarik kedalam hadirat Allah, disitulah semua pikiran dunia menghilang. Anda harus berpuasa sekuat itu bukan saja untuk hal-hal diri sendiri, namun juga berhubungan dengan orang lain dan bahkan berhubungan dengan musuh-musuh Anda.

Terakhir, berpuasa selalu dikaitkan dengan doa. Berdoa tidak selalu berkaitan dengan puasa. Kita dapat berdoa tanpa berpuasa namun Anda tidak dapat berpuasa tanpa berdoa. Tidak pernah di Alkitab ada puasa tanpa berdoa.

Maka puasa tidak berdiri sendiri, namun ini perjuangan rohani yang menarik kita kepada hadirat Allah. Karena seseorang yang berdoa dan berpuasa memberitahukan surga bahwa dia benar sungguh-sungguh. Bahwa dia tidak akan menyerah. Bahwa dia tidak akan berhenti sampai Allah memberkatinya.

Dan puasa sejati selalu datang dari hati yang murni. Ini penting sekali. Mungkin Anda berkata, apa maksud Anda? Maksud saya adalah jika hati Anda tidak benar, puasa Anda pasti juga tidak benar. Itu suatu penipuan. Semuanya mulai dari hati Anda. Jika hati Anda seluruhnya berkomitmen kepada Allah, maka Anda dapat berdoa sungguh-sungguh dan Anda dapat berpuasa sungguh-sungguh.

Tahukah Anda bahwa Tuhan selalu memandang apa yang ada di dalam, di Matius 6:18 dikatakan, “Yang melihat yang tersembunyi,” karena Dia berada di dunia tersembunyi yang tidak diketahui manusia, Dia akan melihat realitas puasa itu. Dan Dia satu-satunya yang perlu tahu itu karena Dialah satu-satunya yang sanggup memberikan upah nyata, benar?

Marilah kita menutup dengan bagian Alkitab yang paling khusus tentang puasa, Yesaya 58. Mereka telah berpuasa dan mereka menganggap diri mereka baik karena mereka telah melakukan itu dan berkata di Yesaya 58:3, “Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?”

Mengapa kami tidak di jawab? Allah mengatakan, “Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. 4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.”

5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? Karena kamu ada debu dan kain karung dan menundukkan kepala seperti gelagah namun hati kamu tetap jahat, maka ini tidak berkenan kepada Allah.

Yesaya 58:6-7, “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, 7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!”

Janji puasa di Yesaya 58:8-11, “Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. 9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah.”

10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. 11TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.”

Allah mengatakan apakah Anda ingin benar-benar diberkati? Berpuasalah, namun hendaklah puasa itu datang dari hati yang murni, benar dan taat. Jika karakter Anda benar dan kehidupan Anda benar, ada kalanya di dalam doa-doa Anda akan ada intensitas besar untuk hal ini atau hal itu sehingga berpuasa itu merupakan tambahan yang wajar kepada doa itu.

Dan di dalam waktu itu, Allah akan memuliakan dan memberkati Anda bukan karena puasa Anda namun karena hati Anda begitu murni sehingga puasa Anda adalah puasa yang dikehendaki Allah. Dan Allah akan memberkati hati seperti itu. Marilah kita berdoa.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content