Mengampuni Orang Lain

PERSEKUTUAN INDONESIA RIVERSIDE
Go to content

Mengampuni Orang Lain

Persekutuan Indonesia Riverside
Published by Stanley Pouw in 2011 · 25 September 2011

Malam ini saya ingin membicarakan kita mengampuni orang lain. Karena pada akhir ayat 12 dikatakan, “seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” dan ayat-ayat 14 dan 15 mengatakan, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Kita baru membicarakan pengampunan hukum dan pengampunan orangtua yang adalah diantara kita dan Allah. Tetapi sekarang saya ingin melihat konsep kita mengampuni satu sama lain.

Nah ada banyak sekali alasan mengapa kita harus mengampuni orang lain. Dan inilah suatu daftar: Nomor satu: kita harus mengampuni orang lain karena itulah sifat orang kudus. Sifat orang Kristen adalah mengampuni. Orang Yahudi tradisional mengajar: “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.”

Namun Tuhan mengatakan di Matius 5:44, 45, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Berdoalah bagi mereka yang dengan dendam mempergunakan kamu dan yang menganiaya kamu. 45Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga.” Dengan kata lain, mengampuni orang lain, memberkati mereka yang mengutuk kamu, yang sama artinya dengan mengampuni, adalah sifat anak Allah.

Kita telah diampuni, benar? Apakah kita lupa bahwa Allah telah mengampuni kita sehingga kita tidak mau mengampuni orang lain? Tahukah Anda bahwa jika Anda tidak mau mengampuni orang lain Anda menempatkan diri Anda di pengadilan yang lebih tinggi dari pada Allah? Karena Allah mengampuni selalu. Anda telah mengambil tempat-Nya.

Kedua, kita harus mengampuni satu sama lain karena itu mengikuti teladan Kristus. 1 Yohanes 2:6 mengatakan, “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus hidup.” Benar? Dan bagaimana caranya Dia hidup? Dia hidup penuh pengampunan. Karena itu di Efesus 4:32 dikatakan, “Tetapi hendaklah kamu saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”

Kristus telah menetapkan sebuah model, sebuah pola bahwa kematian Kristus dan pengampunan Allah melalui Kristus diberikan kepada kita bukan hanya untuk kepentingan diri saja, tetapi lebih dari itu untuk memberikan kita sebuah pola pengampunan.

Di kayu salib mereka yang telah memaku tangan-Nya, kepada mereka yang meludahi-Nya dan mengolok-olok-Nya dan yang menekan sebuah mahkota duri keatas kepala-Nya Dia mengatakan, “Bapa, ampunilah mereka.” Inilah modelnya.

Ketiga, kita harus mengampuni satu sama lain karena itu mengungkapkan kebajikan manusia tertinggi. Manusia mewujudkan keagungan ciptaan Allah dalam gambar Allah yang terbaik ketika dia mengungkapkan pengampunan. Itu diperlihatkan di Amsal 19:11, “Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dimuliakan karena memaafkan pelanggaran.”

Keempat, kita harus mengampuni satu sama lain karena itu membebaskan hati nurani kita dari perasaan bersalah. Ketika ada yang harus diampuni dan yang perlu pengampunan pasti ada perasaan bersalah. Saya teringat Daud yang ditengah keadaan yang belum diampuni mengalami banyak masalah. Kekuatan hidupnya hlang, dia menjadi sakit, tulang-tulangnya merasa tua dan itu berlanjut selama belum ada pengampunan.

Tahukah Anda bahwa orang yang tetap ada rasa dendam dan kepahitan dan sikap marah terhadap seseorang yang terus menerus tanpa berhenti malah secara harfiah menyakiti diri. Dr. McMillan telah menuliskan buku dimana ada bab yang berjudul, Bukan apa yang Anda makan penting, tetapi apa yang makan Anda yang penting.

Kelima, kita harus mengampuni satu sama lain karena itu membebaskan kita dari hajaran. Dimana ada semangat tak kenal ampun ada dosa. Dan dimana ada dosa ada hajaran. Dan setiap anak yang dikasihi Allah akan dicambuk dan dihajar kata Ibrani 12:6.

Namun ada satu hal lain yang lebih penting dari yang lima ini: kita harus mengampuni satu sama lain karena jika tidak kita sendiri tidak akan diampuni (ayat 14, 15). Dan banyak orang tidak mengerti ayat-ayat ini. Masih ingat diskusi kami tentang dua macam pengampunan? Yang pertama adalah pengampunan secara hukum dan yang kedua adalah pengampunan orangtua.

Lihatlah ayat 12 dan marilah kita mulai disini. Kita bisa mentermahkannya, “Ampunilah pelanggaran-pelanggaran kami seperti kami telah mengampuninya.” Sebelumnya kita memohon pengampunan dari dosa kita sendiri dari Allah kita sudah mengampuni mereka yang telah berdosa terhadap kami. Pertama kita mengampuni dan setlah itu baru kita diampuni. Itulah urutannya disini.

Kita tidak membicarakan orang yang tidak percaya disini karena orang seperti itu tidak memiliki kemampuan atau kebajikan rohani untuk melakukan tindakan pengampunan itu yang menyebabkan dia layak untuk diampuni. Kita membicarakan seseorang yang percaya. Sebelumnya kita datang untuk membasuh kaki kita, sebelumnya kita membawa dosa-dosa kita kepada Tuhan dan mengatakan. Tuhan, bersihkanlah aku dan pakailah aku, kita harus memastikan bahwa kita telah mengampuni orang lain. Itulah persyaratannya.

Hanya mengaku dosa-dosa Anda tidak cukup karena Tuhan tidak akan melepaskan Anda dari dosa-dosa itu karena Anda masih ada orang lain yang belun diampuni Anda. Dan Anda telah merusak kesejahteraan rohani Anda sendiri. Ini bukan perkataan saya, ini adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri dan kita yakin Dia tahu benar segalanya.

Coba mulailah menguji kehidupan Anda, orang-orang yang Anda kenal termasuk anggota keluargamu sendiri dan cobalah ingat hubungan Anda dengan mereka. Oswald Saunders mengatakan, “Yesus disini menyatakan suatu prinsip dan Allah berurusan dengan anak- anak-Nya.” Dia memperlakukan kita sama dengan caranya kita memperlakukan orang lain. Dia mengukur kita dengan kayu pengukur yang kita gunakan pada orang lain. Doa ini bukanlah ampunilah kita karena kita mengampuni orang lain, tidak, namun ampunilah kita sama seperti kita telah mengampuni orang lain. Inilah prinsipnya.

Saya memberikan Anda satu ilustrasi yang sangat jelas. Yesus mengatakan ini di Lukas 6:38, “Berilah dan kamu akan diberi: Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Bagaimana dengan ayat ini di 2 Korintus 9:6, “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” Allah memperlakukan kita dengan cara yang sama kita memperlakukan Dia.

Apapun yang menjadi investasi kita di dalam Kerajaan-Nya kita akan dapat pengembalian atau bunga. Jika kita terus mengingat dosa-dosa dan dendam terhadap orang lain dan sebagainya kita menutupi diri dari dari pemberkatan yang kita akan dapatkan. Kita seringkali telah mengajarkan Anda bahwa investasi dengan Allah pasti akan berhasil banyak.

Hal yang sama benar dengan pengakuan dosamu dan memohon pengampunan. Allah berurusan dengan Anda dengan cara yang sana Anda berurusan dengan orang lain. Dan mungkin Anda mengurangi kehidupan rohani Anda karena ada beberapa orang yang Anda masih ada dendamnya dan Anda masih belum sanggup mengampuni mereka.

Bahkan orang Yahudi juga tahu hal ini. Talmud, kommentar Perjanjian Lama orang rabbi mengatakan, siapa yang bermurah hati terhadap kesalahan-kesalahan orang lain akan diperlakukan Hakim Agung sendiri dengan murah hati. Bagaimana dengan kehidupan Anda? Apakah Anda gampang memaafkan orang? Karena jika Anda tidak Allah juga tidak akan mengampuni Anda dan Anda akan berjalan di dalam dunia ini dengan kaki yang berlumpur.

Memang secara hukum Anda telah dibenarkan dan kebenaran Kristus telah diperhitungkan kepada Anda namun suka cita itu hilang dan keintiman tidak ada lagi dan Anda tidak dipakai Allah. Mungkin Anda berkata, Wah, jika ada dendam seperti ini dengan seseorang, bagaimana caranya saya menyelesaikan hal itu? Ada tiga langkah praktis:

Pertama, bawalah hal ini kepada Allah sebagai dosa. Disitulah harus kita mulai. Tuhan, ada orang ini dan beginilah perasaan saya terhadap dia dan itu dosa dan saya mengaku hal itu dan saya minta maaf dan saya mengaku dosa itu dan saya bertobat dan saya akan menghilangkan perasaan itu. Disinilah kita harus mulai.

Langkah kedua, pergilah kepada orang itu. Ini memang sukar sekali. Saya hanya memberitahu ini kepada Anda supaya Anda dapat mengalami suka cita rohani. Andalah yang harus menentukan ini. Anda yang mengatakan – Saya ingin minta ampun. Dan lihatlah kebebasan yang akan datang. Saya mungkin telah memaafkan mereka. Mungkin saya malah tidak tahu ada yang merasa tersinggung.

Hal ketiga, berilah kepada orang itu sesuatu yang Anda menghargai sekali. Ini merupakan cara penyelesaian yang praktis. Coba saya akan menjelaskannya. Yesus berkata di Matius 6:21, “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Dan saya mengatakan begini, jika Anda menempatkan sesuatu yang berharga kedalam tangan mereka dan hatimu juga akan ikut kesana dan itu akan merubahkan sikap hati Anda terhadap orang itu.

Nah sekarang marilah kita melihat prinsip ini di ayat-ayat lain. Matius 5:7, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” Dengan kata lain, jiak akan ingin menerima kemurahan dari Allah maka Anda harus menjadi murah hati sendiri. Inilah prinsip kehidupan rohani.

Orang-orang di dalam kerajaan Kristus akan bermurah hati. Mereka akan membiarkan diri dihina orang jahat dan hati mereka akan menjangkau dengan kasih sayang. Nah dalam konteks itu ada pengertian yang jauh lebih luas dan saya tidak mau membicarakan hal itu sekarang namun prinsipnya sama, dan itu bisa dibandingkan. Jika Anda ingin diperlakukan dengan murah hati, Anda juga harus bermurah hati.

Marilah saya menunjukkan ayat yang lain, Matius 5:21, “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita:” ini pernyataan yang mengacu kepada tradisi rabbi yang mengatakan, “Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.” Dengan kata lain, ini ajaran Anda, dan memang ada kebenarannya namun itu bukan kebenaran semua karena masih ada yang lain.

Matius 5:22 mengatakan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya ‘Raca’ harus dihadapkan ke Mahkamah Agama,” dan ngomong-ngomong Raca adalah julukan yang tidak dapat diterjemahkan. Itu bukan tentang apa yang dikatakan, itu lebih tentang nada yang dipakai daripada kata tersebut. Mungkin bagi mereka artinya, “Kamu tidak ada otaknya, orang sinting yang bodoh.”

Ayat 22 melanjutkan, “dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.” Mengapa? Ayat 23-24, “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembah-kan persembahanmu itu.”

Intinya sama. Sekali lagi konteksnya berbeda sedikit dibanding apa yang baru kita pelajari namun intinya sama. Anda tidak bisa menyembah kepada Tuhan dengan suatu pengorbanan untuk berurusan dengan kehidupan rohani Anda sendiri sampai Anda berhubungan baik dengan orang lain. Pergilah dulu dan damaikanlah hubungan itu.

Nah, ada beberapa diantara kalian yang datang untuk menyembah Tuhan malam ini namun Anda tidak dapat menyembah Allah karena Dia tidak akan menerimanya. Anda akan pulang sama seperti pada waktu Anda datang karena masih ada hubungan yang belum di damaikan dan Anda masih belum siap untuk mengampuni dalam beberapa hal, dan karena itu, Anda kehilangan penyembahan sejati, pulanglah dulu dan selesaikan hal itu dula dan baru setelah itu kembali.

Mazmur 23:6 mengatakan, “kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku.” Mengapa? Karena saya perlu kemurahan sepanjang hidupku karena saya berdosa. Dan jika Allah penuh kemurahan tanpa kemurahan itu dikurangi sedikitpun, siapakah saya untuk tidak bermurah hati kepada siapapun. Tentu saja banyak Kekristenan tidak ada kuasanya karena masih begitu banyak konflik yang belum didamaikan dengan orang-orang.

Jadi pergilah dari mezbah Allah sampai saatnya kehidupan Anda dibenarkan. Mazmur 66:18 mengatakan, “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.” Yakobus mengatakan hal itu lagi di Yakobus 2:13, “Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan.” Tuhan akan menghajar Anda jika Anda tidak berbelas kasihan kepada orang lain. Setiap orang memperlihatkan kelemahannya dengan cara yang berbeda-beda, jadi marilah kita menjadi pemaaf.

Ketika seseorang telah berdosa terhadap Anda dan Anda ingin memulihkannya dan Anda membawa seseorang sebagai saksi dan memberitahu jemaat tentang dosa ini, semua ini berurusan dengan pengampunan. Jadi Petrus menanyakan di Matius 18:21, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Ajaran rabbi mengatakan tiga kali.

Yesus mengatakan kepada dia di ayat 22, “Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Yesus mengatakan kita mengampuni orang lain tanpa ada batasnya. Mengapa? Karena kita harus mengampuni orang sama seperti Allah mengampuni kita. Apakah limitasi dalam pengampunan hanya empat ratus sembilan puluh kali saja? Janganlah kita harapkan itu. Dia mengampuni kita tanpa ada batasnya.

Jadi Yesus memberikan mereka ilustrasi mulai dengan ayat 23-24, “Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba- hambanya. 24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.”

Orang ini benar-benar sampah, yang terburuk. Uang sepuluh ribu talenta begitu banyak sehingga sulit untuk dipahami. Bagaimana mungkin seorang hamba bisa berhutang sebanyak itu? Mungkin dia mencuri dari perbendaharaan raja. Untuk berhutang begitu banyak pada waktu itu dalam sejarah dunia adalah luar biasa. Itu lebih dari sepuluh juta dollar.

Jadi ayat 25 mengatakan dia tidak mampu melunaskan hutangnya. Jadi raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Lihatlah ayat 26, “Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.” Wah itu bodoh sekali. Apakah maksudnya? Bagaimana dia dapat melunaskan hutang dari penjara?

Dan lihatlah di ayat 27, “Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.” Wah ini luar biasa. Coba tebaklah siapakah raja ini? Allah. Tebaklah siapakah hamba itu? Kita semua! Apakah kami berhutang sampai kita mampu bayar? Bagaimana? Memang itu benar. Dan Dia mengampuni kita. Mengapa? Karena dia bermurah hati. Bagaimana mungkin orang dapat mengampuni hutang yang begitu besar? Saya ingin menunjukkan lebih banyak hal tentang orang itu.

“Tetapi ketika hamba”, ayat 28, “itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya.” Tahukah Anda berapa banyaknya itu? Itu tiga bulan bekerja, tidak banyak. Jadi hamba yang telah diampuni untuk 10 juta dollar, keluar dan mencari orang yang hutangnya hanya tiga bulan bekerja.

“Ia menangkap dan mencekik kawannya itu,” katanya: “Bayar hutangmu!” 29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.” Dan itu bisa saja dia lakukan. “30Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.”

Nah dia tidak sanggup melunaskan hutangnya karena di dalam penjara dia tidak bisa bekerja. Itu menunjukkan betapa jahatnya hatinya orang itu. “31Melihat itu kawan- kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 32Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.

33Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 34Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Itulah gambaran, saudara-saudara, dari orang yang mau menerima semua pengampunan yang Allah memberikan namun tidak mau memberi pengampunan kepada orang lain. Apakah Anda melihat diri Anda? Apakah Anda menyimpan dendam? Apakah Anda begitu cepat lupa belas kasihan yang Anda telah menerima?

Dengarkanlah saya, salah satu alasan Anda perlu mengakui dosa-dosa Anda dengan menamakannya selalu adalah supaya itu mengingatkan Anda bahwa Anda pendosa, dan bahwa Dia selalu mengampuni dan dengan cara itu mengingatkan Anda untuk mengamunpuni orang lain.

Namun jika Anda gagal mengakui dosa-dosa Anda sendiri dan menutupinya dan tidak berurusan dengan itu, bukan saja Anda kehilangan keintiman dan suka cita Anda dan kegunaan Anda, namun Anda sendiri semakin tidak mengampuni orang lain karena Anda tidak jujur tentang apa yang diampuni Allah di dalam hidup Anda sendiri.

Marilah kita ingat malam ini perbuatan Tuhan untuk kita dalam melunaskan hutang kami di kayu salib, dan dengan itu mengampuni segala dosa-dosa kita untuk selama-lamanya, Amin. Marilah kita ikut dalam Perjamuan Kudus.



JOIN OUR MAILING LIST:

© 2017 Ferdy Gunawan
ADDRESS:

2401 Alcott St.
Denver, CO 80211
WEEKLY PROGRAMS

Service 5:00 - 6:30 PM
Children 5:30 - 6:30 PM
Fellowship 6:30 - 8:00 PM
Bible Study (Fridays) 7:00 PM
Phone (720) 338-2434
Email Address: Click here
Back to content